Sunday, December 3, 2017

Pemerintah Kerajaan Hati (3)

(sambungan)

Berikutnya, The Kingdom of Evil. Orang yang didalamnya berkuasa kerajaan iblis akan terus hidup dalam berbagai dosa dan perilaku-perilaku kegelapan alias devilish acts. Mereka menikmati benar dosa-dosa dan berbuat kejahatan tanpa rasa bersalah. Hati nurani tertutup dan berbagai pelanggaran dianggap wajar. Mereka ini gemar menebar kebencian bahkan sanggup bersikap kejam terhadap orang lain dan akan selalu berusaha menyesatkan.

Perhatikan bahwa Efesus 6 sudah mengatakan tentang struktur kerajaan iblis ini. "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). Kerajaan iblis tampil mulai dari pemerintah tertingginya hingga jajaran dibawahnya sampai ke penghulu-penghulu. Itulah yang harus kita waspadai, karena bentuk-bentuk terkecil yang bisa luput dari perhatian kita justru bisa menjadi penghancur utama. Kerajaan yang satu ini ini berisi banyak tipu muslihat yang membawa dampak kerusakan parah pada manusia dan peradabannya yang akan menggiring kita menuju maut.

Hari-hari ini iblis mencoba menyerang lembaga terkecil manusia yaitu keluarga. Suasana panas, rasa bosan, benci, cepat marah bisa merusak keutuhan lembaga keluarga. Jika anda mulai merasakan ketidakharmonisan dalam rumah tangga, perbaiki segera sebelum kerajaan ini terlanjur berkuasa atas diri anda.

Bayangkan kalau hati, yang kata Firman Tuhan merupakan pusat terpancarnya kehidupan sudah dikuasai oleh iblis. Betapa berbahayanya itu. Dan yang sering terjadi adalah kejahatan yang terus bertambah parah. Dari hidup penuh kebencian menjadi beringas, sadis dan buas. Hati yang di dalamnya bertahta kerajaan seperti ini sangat mengerikan. Dalam ayat Efesus 6:11 dikatakan bahwa mengenakan senjata Allah adalah cara bagi kita untuk dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis.

Kerajaan satu lagi adalah Kerajaan Allah, The Kingdom of God. Kerajaan ini menempatkan Tuhan diatas segalanya, sebagai Raja di atas segala raja. Hati seperti ini mengijinkan Allah memegang kendali sepenuhnya atas hidupnya. Jika Kerajaan Allah yang berkuasa, maka ketaatan dan kepatuhan kita tanpa syarat kepada Allah yang memerintah adalah hal yang mutlak. Kita tidak memberi kompromi sedikitpun atas pelanggaran meski sangat kecil dan sering dianggap boleh diabaikan. Kita akan terus berjalan dalam koridor yang berkenan di hadapan Tuhan dan memuliakanNya lewat segala yang kita kerjakan.

Kasih Allah yang bekerja dalam diri kita akan kita pancarkan kepada sesama tanpa memandang latar belakang atau perbedaan. Kita akan bekerja serius, sungguh-sungguh dan penuh kejujuran dengan integritas tinggi. Kita akan punya kerinduan untuk terus mendengarkan Tuhan dan tunduk secara total atas otoritas Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Seperti itulah sikap orang-orang yang menjadikan Allah sebagai Raja atas hidupnya.

Jangan lupa bahwa Kerajaan Allah adalah kerajaan yang tak tergoncangkan seperti yang disebutkan dalam Ibrani 12:26-28. Kita dilayakkan dan berhak untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah lewat lahir baru, menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Orang yang berjalan bersama Yesus dan dipenuhi Roh Allah akan terlihat dari buah-buah hidupnya. Jika Allah yang memerintah sebagai Raja, maka hidup pun akan mencerminkan kasih dan kesetiaan yang merupakan sifat utama Allah. Kita tidak lagi hanya ingin menerima tapi terus rindu untuk memberi. Kita akan menghormati Tuhan dalam apapun yang kita lakukan. Melakukan semua kebajikan dan menghindari kejahatan. Melakukan apa yang benar dan menjauhkan diri, berpaling yang salah.

(bersambung)


No comments:

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...