(sambungan)
Kepahitan, sakit hati, dendam semua ini bisa sangat mencemarkan hati kita dengan sangat parah. Kalau bicara soal hati masih terasa abstrak, menimpan dendam dan kepahitan bisa mendatangkan begitu banyak penyakit pada diri kita. Dan kita tidak akan pernah bisa berharap merasakan damai sejahtera apabila kita masih menyimpan perasaan-perasaan seperti itu dalam hati kita. Dan Firman Tuhan pun sudah mengingatkan bahwa apabila kita ingin doa kita didengar dan kesalahan/pelanggaran kita diampuni, kita harus membereskan terlebih dahulu sekiranya masih ada ganjalan dengan sesama kita. "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Markus 11:25).
Kalau kita memandang pada kesalahan orang kita akan sulit mengampuni, tapi kalau kita melihatnya dari sisi kita, jika kita ingin diampuni Tuhan, ingin doa kita didengar dan kita ingin merasakan damai sejahtera sepenuhnya tanpa terganggu, kita harus membebaskan diri kita dari berbagai perasaan sakit hati, dendam dan kepahitan dengan memberi pengampunan.
Daud menyadari betul betapa pentingnya memiliki hati yang murni dan kudus. Lihatlah bagaimana seruannya pada Tuhan. "I (Mazmur 51:12). "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (139:23-24). Saya yakin Daud berani mengatakan itu karena ia sudah terlebih dahulu memeriksa hatinya. Hanya saja ia butuh memastikan sekiranya ada yang tertinggal atau luput dengan meminta Tuhan menguji dan mentahirkan sepenuhnya. Tidak heran kalau kemudian Daud yang pernah jatuh sedemikian parah bisa diangkat kembali oleh Tuhan karena Tuhan pasti melihat komitmennya dalam menjaga hati.
Tentu saja tidak mudah untuk bisa menjaga hati agar tetap murni. Terlebih saat ada begitu banyak godaan dan penyesatan yang hadir dalam setiap lini kehidupan kita, lewat berbagai bentuk baik yang jelas terlihat maupun yang tersamar. Bisa jadi kita perlu bergumul dan berperang melawan semua itu, tetapi kalau kita tahu bahwa hati yang murni itu penting, kita akan mengerahkan segenap daya upaya agar bisa menjaga kemurniannya.
Kemurnian hati sangatlah menentukan kemana arah hidup kita dan bagaimana bentuk hidup kita. Tidak banyak yang menyadari bahwa semua itu berawal dan berasal dari hati. Kalau kita sudah tahu bagaimana pentingnya menjaga kemurnian hati, kenapa kita tidak mulai melakukannya mulai sekarang? Itu akan menghindarkan kita dari berbagai hal buruk, dan akan terus mengarahkan kita kepada tujuan yang benar seperti rencana Tuhan.
"Keep your heart pure. A pure heart is neccessary to see God in each other. If you see God in each other, there is love for each other, then there is peace." - Mother Theresa
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Menjaga Kemurnian Hati (5)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment