Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 23:1
======================
"Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah."
Suatu kali saya terlambat bangun karena tidak mendengar bunyi alarm. Sebenarnya alarm sudah saya set sesuai waktu yang saya inginkan. Hanya saja, karena malamnya saya rapat, hp dalam kondisi silent dan lupa dikembalikan pada posisi suara aktif. Akibatnya meski alarm berfungsi, saya tidak bisa mendengarnya. Akibatnya saya pun terlambat pergi ke sebuah pertemuan sesuai janji. Masih untung bukan sesuatu yang urgent. Bagaimana kalau itu menyangkut sebuah kegiatan yang penting? Bayangkan kalau kita harus mengalami kerugian atau kegagalan akan sesuatu hanya karena alarm yang sebenarnya berfungsi tidak kita dengar karena satu dan lain hal.
Seorang teman suatu kali berkata, betapa enaknya jika dalam hidup ini ada 'alarm' yang bisa berbunyi keras dan nyaring sebelum kita melakukan perbuatan yang salah. Itu ia katakan untuk menggambarkan sulitnya untuk selalu ingat mana yang baik dan tidak. Akan selalu saja ada godaan untuk melakukan hal-hal yang buruk, terlebih karena sesuatu yang buruk seringkali terlihat menyenangkan. Ketika sesuatu terlihat menjanjikan kenikmatan atau kesenangan, maka kita cenderung segera memberi toleransi terhadap dosa. Maka teman saya berpikir bahwa hidup pasti jauh lebih mudah apabila ada alarm yang akan berbunyi nyaring apabila kita mulai berpikir untuk berbuat dosa.
Pertanyaannya, ada atau tidak sih alarm itu? Sesungguhnya ada. Roh Kudus akan selalu mengingatkan kita dalam setiap langkah, lantas pagar Firman Tuhan yang akan berfungsi banyak untuk membantu kita menjaga batas-batas perjalanan agar tetap berada dalam koridor yang benar. Jangan lupa pula bahwa Tuhan pun sebenarnya telah memberikan sesuatu dalam diri kita yang bisa berfungsi sebagai alarm awal untuk menghindari perbuatan-perbuatan pelanggaran. Itu Dia beri dalam hati kita. Kita mengenalnya dengan sebutan hati nurani.
Hati itu merupakan benda nyata. Tapi hati nurani seperti jiwa dan roh. Ada, tapi tidak memiliki wujud nyata yang bisa dilihat dengan kasat mata. Hati nurani ini bisa menegur seseorang ketika melakukan perbuatan yang salah lewat rasa seperti tidak nyaman, merasa bersalah, menyesal dan sebagainya. Disinilah peran hati nurani tersebut. Apabila ada orang-orang yang tega melakukan tindak kejahatan terutama yang kejam atau sadis, kita sering mengatakan bahwa orang itu hati nuraninya sudah mati. Entah benar-benar mati atau tidak, yang jelas hatinya sudah dingin sehingga tidak lagi peka terhadap teguran-teguran yang disampaikan lewat benda tak berwujud bernama hati nurani ini.
Belum lama saya melihat berita tentang seorang mantan suami yang tega mencederai istrinya hingga terluka parah dan membakar rumah mertuanya, hanya karena ia merasa sakit hati. Bagaimana orang bisa setega itu, apalagi terhadap seseorang yang pernah menjadi belahan jiwanya? Itu menunjukkan hati nurani yang tidak lagi berfungsi, atau mungkin sudah mati. Sebab, bagaimana mungkin orang bisa menjadi sekejam itu kalau hati nuraninya masih berfungsi?
Hati nurani kerap menjadi jendela bagi Tuhan yang bisa berfungsi sebagai alarm saat kita mulai berpikir untuk melakukan hal yang salah dan menjadi peringatan agar kita tidak terus melenceng berbuat dosa semakin jauh. Terbiasa mengabaikan suara hati nurani akan membuat kita semakin tidak peka sehingga tidak lagi merasa bersalah atau berdosa ketika melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan firman Tuhan. Semakin kita abaikan, maka hati nurani akan semakin lemah dan lama kelamaan akan tidak lagi berfungsi. Atau, seperti ilustrasi awal di atas, hati nuraninya sebenarnya masih bekerja, tetapi karena terbiasa diabaikan atau di'silent', kita tidak lagi mendengar peringatan-peringatan darinya.
(bersambung)
Thursday, December 14, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (5)
(sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment