(sambungan)
Hati dengan perasaan yang tidak murni kemudian mencemari pikiran sehingga mendatangkan pengambilan keputusan yang salah. Ini adalah satu dari penyebab klasik datangnya kerugian atau kegagalan. Jika demikian, pengambilan-pengambilan keputusan terutama yang penting atau krusial harus didasari pertimbangan atau pemikiran matang. Makin penting keputusan yang harus diambil, semakin panjang pula harusnya pertimbangan dan pemikirannya. Benar, ada kalanya keputusan yang diambil harus cepat. Tapi biar bagaimanapun kita harus mengambil waktu sejenak agar keputusan bisa diambil saat kondisi hati sedang tenang, tidak terganggu oleh pemikiran atau perasaan apapun. Memutuskan sesuatu saat hati sedang panas, tidak tenang, sedang kesal seringkali akan berbeda hasilnya dengan saat dimana kita bisa berpikir jernih tanpa terganggu oleh suasana hati.
Misalnya, pada saat kita memutuskan dalam keadaan kesal, keputusan yang dipengaruhi suasana hati pada akhirnya akan menghasilkan hal-hal yang kemudian akan kita sesali. Ada yang mengambil keputusan cerai karena emosi kemudian menyesal saat sudah terlanjur terjadi. Pasangan-pasangan yang kemudian putus karena berbagai keputusan yang salah akibat didasari rasa cemburu berlebihan, orang yang kemudian merugi dalam usaha karena salah mengambil keputusan, orang yang kemudian menyakiti orang lain atau tindak kejahatan karena tidak bisa menguasai hatinya dari rasa sakit, cemburu atau iri. Itupun tentu berawal dari keputusan kita sendiri.
Semua ini adalah sedikit contoh dari banyaknya kasus lain yang merugikan bahkan menghancurkan karena pengambilan keputusan salah dengan didasari oleh keadaan hati yang sedang tidak tenang atau tidak stabil.
Kalau dua contoh teman saya di awal menunjukkan bahwa mereka sebenarnya sudah berdoa dan bertanya tapi dengan hati yang tidak 'netral' dan sepenuhnya mau taat pada Tuhan, ada banyak orang pula yang mengikuti pikirannya sendiri dalam memutuskan tanpa bertanya terlebih dahulu pada Tuhan. Keuntungan yang memikat membuat kita terlalu cepat berpikir bahwa itulah yang terbaik. Dari sana lantas terus melanjutkannya meski hati nurani sebenarnya sudah mengingatkan agar setidaknya kita hati-hati dan mempelajari secara seksama terlebih dahulu. Dan pada akhirnya ketika kita mengalami kerugian akibat terburu-buru dalam mengambil keputusan. Setelah itu terjadi, barulah kita teringat bahwa sebenarnya Roh Kudus sudah berulang kali berbicara menasihati, tapi pikiran dan hati kita sedang tercemar sehingga kita tidak lagi mendengar Roh Allah sebenarnya sudah mengingatkan lewat hati nurani kita.
Salah satu indikasi yang paling sering dan paling mudah dirasa adalah tidak adanya rasa damai sejahtera ketika melakukan hal yang keliru itu, atau saat mengambil sebuah keputusan. Pernahkah anda merasa mulai kehilangan damai sejahtera saat melakukan sesuatu atau saat hendak mengambil keputusan? Kenapa kok rasanya tidak enak ya, seperti ada yang salah. Itu sederhananya yang mungkin kita rasa.
Di saat seperti itu seharusnya kita mendengar suara dalam hati kita dan segera berhenti sebelum perbuatan kita mendatangkan kerugian yang bisa saja terlambat meski disesali. Tuhan selalu siap mengingatkan manusia dengan berbagai cara, termasuk lewat hati kita. Saat kita mengambil sebuah tindakan lalu menyadari bahwa kita tidak lagi merasakan damai sejahtera atau tenteram mengenai tindakan itu, hal terbaik yang seharusnya kita lakukan adalah berhenti segera. Tetapi yang sering terjadi kita malah menutup mata hati dan terus melanjutkan meski damai sejahtera tidak lagi kita rasakan. Sudah kepalang tanggung, terlanjur basah, atau keuntungan yang diimingkan terlihat begitu menggiurkan, atau emosi rasanya belum puas dilampiaskan. Apapun alasannya, kita tidak boleh membiarkan kekeliruan saat kita sudah diingatkan lewat hati.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh

Home »Unlabelled » Dipandu Damai Sejahtera (2)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:

Tuhan Memberkati!

Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Bersiap Menjelang Natal
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment