Ayat bacaan: Yunus 1:3
==================
"Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN."
Motto yang diusung kantor Pegadaian buat saya sangat menarik, yaitu menyelesaikan masalah tanpa masalah. Sepertinya sepintas mungkin terlihat aneh, bukannya orang mau menyelesaikan masalah karena ingin keluar dari masalah? Itu kan yang dicari? Kalau begitu, buat apa dijadikan motto segala? Tapi pada kenyataannya kalau kita renungkan baik-baik, ada banyak sekali orang yang keliru dalam mencari solusi sehingga bukannya masalah jadi beres tapi malah menimbulkan masalah baru. Ada yang mencoba lari dari masalah, menunda menyelesaikan sehingga nantinya malah makin ribet urusannya. Padahal semakin lama anda biarkan, maka masalah akan semakin berbelit-belit, semakin "complicated" dan akan semakin menyulitkan untuk diselesaikan. Ambil contoh kecil saja. Ada teman yang mobilnya sudah mulai mengulah karena temperaturnya cepat naik. Urusannya padahal sederhana saja, tinggal servis radiator. Tapi ia terus menunda dan lebih memilih untuk membiarkan mobilnya seperti itu. Kalau sudah terlalu panas berhenti dulu di pinggir, siram-siram sedikit bagian radiatornya dan kalau sudah agak turun lanjut jalan lagi. Suara air mendidih kerap terdengar dari kap depan mobil setiap ia berhenti. Akhirnya setelah sekian bulan ia pun pergi menservis radiator. Biayanya tidaklah terlalu mahal, tetapi kemalasannya menyelesaikan masalah sejak dini ternyata berbuntut panjang. Ada beberapa komponen yang terkena dampak akibat temperatur yang begitu tinggi dan ia pun harus rela merogoh kocek jauh lebih banyak untuk mengganti kerusakan pada mobilnya.
Ada banyak masalah yang bisa mengakibatkan munculnya masalah yang lebih banyak dan lebih parah lagi dari itu. Masalah memang memusingkan, dan seringkali membuat kita kerepotan atau bahkan menderita, apalagi kalau sudah berbelit tak lagi tahu dimana ujung pangkalnya. Tapi daripada mengelak atau menghindar dengan lari dari masalah, akan sangat lebih baik kalau kita segera mengambil sebuah langkah dengan tindakan untuk mulai menguraikan kemudian menyelesaikan masalah-masalah itu satu persatu.
Ada pelajaran sangat menarik di dalam Alkitab lewat kisah Yunus. Pada suatu hari Yunus mendapat amanat untuk pergi ke Niniwe guna menyampaikan pesan Tuhan. "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." (Yunus 1:2). Pertama, jelas bukanlah perkara gampang dan menyenangkan. Itu repot. Kedua, kota itu bukanlah kota yang bersahabat danbaik. Menurut standar Yunus, buat apa Tuhan repot-repot mengurusi bangsa Niniwe? Kota itu harusnya memang binasa. Begitu pikirnya. Harus repot-repot mengurusi bangsa yang seperti itu menjadi masalah besar buat Yunus Yunus kemudian memutuskan untuk kabur. "Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN." (ay 3). Ia lari dari masalah dan mengira ia bisa lari dari Tuhan saat Tuhan memberikan sebuah mandat. Dan yang terjadi selanjutnya, ia malah menambah masalah bagi dirinya. Yunus dilempar ke luar dari kapal, dicampakkan ke laut lantas ditelan oleh ikan besar. Salah satu hal yang bisa kita pelajari dari kisah Yunus adalah, bahwa lari dari masalah bukanlah solusi yang benar. Lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan menambah masalah yang lebih banyak dan buruk.
Para tokoh Alkitab, siapapun mereka punya masalahnya sendiri-sendiri. Tidak ada satupun tokoh Alkitab yang digambarkan hidup tanpa masalah. Dan memang, kekristenan tidak pernah mengajarkan sebuah jaminan untuk sepenuhnya hidup tanpa masalah. Dari Perjanjian Lama: Abraham, Daud, Musa, Ayub dan lain-lain, hingga Perjanjian Baru seperti Petrus, Paulus dan lain-lain, semua punya pergumulan mereka sendiri. Tapi kita belajar satu hal, bahwa lewat masalah mereka-lah kemudian Tuhan menyatakan diriNya, dan ketaatan mereka membuat mereka mampu menyelesaikan masalah dan keluar sebagai pemenang. Mereka sukses melewati uji kemurnian iman. Mereka semua bukanlah tokoh fiktif melainkan tokoh-tokoh nyata dan karenanya kita bisa belajar dari pengalaman hidup mereka.
Whatever the problem is, we should stand up and face it like a real man. Kalau kita sudah terbiasa menjadi orang yang selalu lari dari masalah, saatnya berubah menjadi orang yang selalu menjadikan masalah sebagai sebuah kesempatan untuk belajar dan bertumbuh. Bukankah dalam Alkitab sudah dikatakan seperti ini: "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu" (Mazmur 119:71)? Lagipula berbagai masalah yang mungkin bagi kita sudah tidak mungkin bisa selesai itu hanyalah merupakan lahan subur bagi Tuhan untuk membuat keajaiban. Masalah bisa membuat kita salah langkah, namun bisa pula membuat iman kita bertumbuh, melatih diri kita untuk mengandalkan Tuhan dan membuat kita justru semakin dekat padaNya. Semua itu akan sangat tergantung dari keputusan atau langkah yang kita ambil.
Jangan takut menghadapi masalah. Hadapi masalah itu bersama Tuhan. Dalam Amsal tertulis demikian: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5-6). Dia akan selalu ada bersama kita yang percaya dan selalu siap membantu. Lalu dalam Yosua kita membaca: "Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung." (Yosua 1:6). Inilah yang kita perlukan. Selalu taat pada Tuhan, mau menyerahkan hidup kita sepenuhnya pada Dia, melakukan apapun dalam hidup kita dalam nama Yesus, maka anda tidak lagi perlu lari dari masalah. Hadapi masalah itu, selesaikanlah dengan iman yang mengarah kepada Tuhan. Jadikan setiap masalah sebagai sarana untuk belajar dan bertumbuh, dan jangan kuatir, karena Tuhan kita jauh lebih besar dari semua masalah yang ada, dan Dia siap untuk mengangkat anda keluar tepat pada waktunya.
Lari dari masalah tidak menyelesaikan tetapi justru menambah masalah
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment