Monday, February 17, 2014

Standar Kasih dalam Kekristenan

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: 1 Korintus 13:13
======================
"Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih."

Baru 3 hari yang lalu kita merayakan Hari Kasih Sayang yang lebih populer dengan sebutan Valentine's Day. Perayaan ini termasuk kontroversial karena sering dihubungkan dengan perayaan keagamaan sehingga umat dengan keyakinan berbeda menganggap perayaan ini sebagai sesuatu yang terlarang. Kontroversi atau tidak, berhubungan dengan kekristenan atau tidak, saya tidak mau mempersoalkan itu. Biarlah itu menjadi keputusan masing-masing orang. Tapi yang ingin saya soroti adalah mengenai sebuah bentuk kasih, yang menjadi tema sentral dari Valentine's Day.

Kebanyakan orang merayakan hari ini dengan mengambil sisi romantisme antar pasangan. Memberi bunga mawar, kartu, kado, makan malam ditemani lilin di meja dan sebagainya. Sebagian lain memperluas jangkauan dengan menyentuh orang tua, saudara dan teman-teman dekat. Semua ini tentu baik. Tapi sudahkah kita sadar bahwa ada banyak orang yang saat ini sedang merasa sebatang kara, sendirian dan tidak merasakan kasih dari siapapun, atau mungkin saja ada orang yang sama sekali belum pernah merasakan seperti apa indahnya dikasihi? Ada juga yang punya pengalaman pahit akan kasih sehingga pintu hatinya tertutup rapat terhadap orang lain yang dikuatirkan akan kembali melukai mereka. Ada banyak orang disekitar kita yang sedang hidup tanpa kasih dari sesamanya, ada pula yang belum pernah mengenal kasih sama sekali, atau pesimis malah sinis dengan menganggap cinta kasih hanyalah omong kosong belaka.

Apakah benar manusia itu tidak butuh kasih? Apakah kasih itu hanya sesuatu yang wujudnya semu dan tidak nyata? Bagi mereka yang mengalami kepahitan tentang kasih, mungkin jawabannya ya. Tapi siapapun itu, apapun kata mereka, saya yakin, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka pun sama seperti anda dan saya, butuh dicintai dan ingin bisa mencintai.

Beberapa hari lalu saya sudah mengajak anda melihat perikop dalam 1 Korintus 13 yang berbicara panjang lebar mengenai kasih. Kasih yang digambarkan disana bukan hanya sebatas dicintai oleh orang lain, tetapi lebih jauh berbicara mengenai bentuk kasih yang universal, yang punya daya jangkau luas bahkan menjelaskan seperti apa standar kasih menurut Kerajaan Allah, yang seharusnya dihidupi oleh orang percaya.

Seperti apa standarnya? Mari kita lihat ayatnya. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran." (1 Korintus 13:4-6). Lebih jauh lagi, orang yang memiliki kasih akan tahan menghadapi segala sesuatu, dan mau melihat sisi baik dari setiap orang, tidak pernah kehilangan harapan dan sabar. "Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (ay 7).
Jadi standar kasih dalam kekristenan haruslah memiliki elemen-elemen sebagai berikut:
- sabar
- murah hati
- tidak cemburu
- tidak memegahkan diri
- tidak sombong
- tidak melakukan yang tidak sopan
- tidak mencari keuntungan sendiri
- tidak berisi kemarahan
- tidak menyimpan kesalahan orang alias mendendam
- menentang ketidakadilan
- menyukai kebenaran
- menguatkan/memberi daya tahan untuk menghadapi segala sesuatu
- memampukan untuk melihat sisi-sisi terbaik pada setiap orang
- membuat kita terus hidup dalam pengharapan, dan
- membuat kita tabah dalam menanggung segala sesuatu

Dari rincian di atas kita bisa melihat dengan jelas bahwa bentuk kasih yang menjadi inti atau dasar dalam kekristenan memiliki sebuah standar yang sangat tinggi. Di dalamnya jelas terdapat mendahulukan kepentingan orang lain, jujur, setia, sabar, rendah hati, memberi kekuatan dan kesabaran ketika berhadapan dengan orang-orang yang menyusahkan kita dan membuat kita tidak terjebak pada emosi, bahkan hingga kerelaan untuk berkorban. Standar tinggi ini tentu saja sangat baik apabila diaplikasikan kepada pasangan kita, antara suami-istri, terhadap anak-anak atau keluarga dan sahabat. Tapi kasih seperti ini akan jauh lebih membawa manfaat apabila diaplikasikan jauh melebihi itu, dengan menjangkau orang-orang diluar sana, yang belum kita kenal bahkan yang sulit dijangkau sekalipun. Kasih seperti inilah yang akan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik, sebentuk kasih Surgawi yang sudah dipraktekkan oleh Allah sendiri lewat Kristus, kasih yang sudah mendatangkan keselamatan bagi kita dan mendamaikan hubungan antara Sang Pencipta dan yang diciptakan yang tadinya terputus akibat dosa.

Lebih lanjut perikop ini berkata bahwa pada suatu saat nanti  "... nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap." Itu semua akan habis pada satu ketika, tetapi "kasih tidak berkesudahan." (ay 8). Tidak akan pernah ada saat dimana orang tidak perlu saling mengasihi. Dan Tuhan tidak akan pernah berhenti mengasihi kita dan akan terus mengharapkan kita mengasihiNya serta menjalani hidup yang digerakkan oleh kasih. Itulah keinginan Tuhan. Bahkan begitu pentingnya kasih, sehingga diantara yang penting untuk tetap kita lakukan, yaitu iman, pengharapan dan kasih, Tuhan mengatakan yang terpenting diantara itu semua adalah kasih. (ay 13). Mengasihi Tuhan dan mengasihi orang lain seperti halnya Tuhan mengasihi kita, itulah yang terpenting.

Kalau biasanya kita paling jauh hanya sampai pada merasa kasihan, ini saatnya untuk mulai bergerak melakukan tindakan nyata sebagai bentuk kepedulian kita dengan didasari kasih yang tulus dan murni. Ada begitu banyak orang yang menjadi tawar karena tidak lagi merasakan kasih dalam hidupnya, dan mereka ini ada di sekitar anda dan saya. Jika anda menganggap bahwa kasih Tuhan nyata dalam hidup anda, jika anda tahu betapa indah rasanya dikasihi dan mengasihi, sekarang saatnya untuk membagikan sukacita yang sama pada mereka yang membutuhkan. Hari valentine yang diperingati sebagai hari kasih sayang hendaknya bisa pula dipakai sebagai sebuah hari yang bukan saja khusus untuk kekasih atau orang-orang terdekat saja, namun jadikan itu sebagai titik tolak bagi kita untuk membagi kasih kepada sesama manusia, tanpa terkecuali. Kasih dalam kekristenan adalah kasih yang bersifat universal dan punya daya jangkau luas, bukan kasih yang pilih-pilih seperti sikap orang-orang yang mengadopsi pola pikir dunia.

Semakin anda mengenal kasih Tuhan, hendaknya semakin banyak pula kasih yang kita berikan pada sesama tanpa terkecuali

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker