Ayat bacaan: Mazmur 141:8
=====================
"Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!"
Ada teman saya yang aktif melayani di tim musik berposisi sebagai pemain keyboard. Ia kemarin bercerita bahwa beberapa tahun lalu ia sempat dicap tidak berbakat, ironisnya oleh rekan-rekan setim sendiri. Bentuk jarinya yang sedikit bengkok menjadi alasan mengapa ia dianggap tidak punya harapan untuk berkarir dalam dunia musik. Kenyataannya saat ini ia menjadi pemain keyboard yang lebih baik ketimbang para pengejeknya, ia bahkan sudah berkarir pula di dunia musik sekuler dengan kesuksesan yang terus meningkat. "Saya masih ingat betul bagaimana mereka menyepelekan saya waktu itu.. kalau saya hanya memandang mereka saya tentu sudah patah arang, tapi saya memandang Tuhan. Itulah yang membuat saya tidak terpengaruh dan bisa menjadi diri saya hari ini." katanya.
Ini adalah sebuah keputusan yang sangat bagus. Memandang Tuhan, bukan memandang manusia. Ada banyak orang yang menjadi gagal memenuhi panggilan karena mereka salah memfokuskan arah pandangan. Mereka mungkin tahu apa yang menjadi panggilan sesuai dengan talenta yang sudah dipercayakan Tuhan sejak lahir, tetapi pandangan-pandangan orang yang tidak bertanggung jawab, omongan-omongan yang hanya selintas tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain, bisa jadi membuat orang kehilangan keyakinannya dan kemudian berhenti menumbuh-kembangkan talenta yang berasal dari Tuhan. Akibatnya, ada begitu banyak orang yang mencari penghidupan dengan tidak melibatkan talenta sebenarnya, mengabaikan panggilan yang seharusnya mereka jalankan. Ada seorang pemain drum yang pernah datang kepada saya dan berkata bahwa ia terus direndahkan orang tuanya sendiri setiap kali ia main. Tidak ada pujian, tidak ada dorongan semangat, yang ada hanya ucapan datar, kering dan negatif. Bahkan kata 'ah, biasa saja..' sudah merupakan kata-kata mewah baginya. Padahal anak ini sangat berbakat dan punya kemampuan di atas rata-rata. Itu merupakan talenta dari Tuhan yang seharusnya terus ia asah dan pakai. Karena itulah saya pun menasihatinya agar tidak memandang kepada apa kata manusia, tapi arahkan pandangan kepada Tuhan. Dia yang memberi talenta, Dia yang tahu apa yang terbaik bagi kita dan sudah merencanakan semuanya dengan teramat sangat baik. Apabila kita menjalani setiap sekuens atau langkah yang dijalankan sesuai dengan rencana Tuhan, according to the talents He has given to us, disanalah kita akan menemukan kemenangan demi kemenangan, walking from glory to glory, dari satu keberhasilan kepada keberhasilan berikut yang lebih besar sampai kita berhasil menuai semuanya, tepat seperti yang telah Dia rencanakan bagi kita. Kita tidak akan pernah bisa seratus persen menghindar dari tindakan atau ucapan negatif orang lain, baik yang secara sengaja maupun tidak. Seringkali hal ini menimbulkan bekas atau bahkan luka hingga mereka dewasa. Kita tidak bisa menghindari orang untuk menyinggung perasaan kita atau membuat percaya diri kita ambruk. "Tusukan-tusukan kecil" itu lama-lama bisa menimbulkan masalah serius jika kita tidak punya kontrol untuk mengatasi hal itu alias tidak tahu harus berbuat apa. Apa yang harus kita lakukan agar tidak berpengaruh? Alkitab sudah memberi kuncinya sejak lama.
Mari kita lihat bentuk doa Daud berikut ini. "Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!" (Mazmur 141:8). Pada saat Daud menghadapi masalah, ia tahu bahwa situasi tidak akan pernah menjadi lebih baik jika ia terus mengarahkan pandangan matanya kepada masalah atau situasi. Kita memang tidak boleh anti kritik. Apabila ada kritik yang bisa membuat kita lebih baik, tentu kita harus mau dengan rendah hati menerimanya. Tapi jangan sampai pula kita kemudian membiarkan diri kita untuk hancur karena terfokus hanya mendengarkan ucapan-ucapan yang menjatuhkan dari orang lain. Keadaan tidak akan menjadi lebih baik jika kita menelan semuanya itu bulat-bulat, justru sebaliknya kita sendirilah yang akan rugi. Mental jatuh, hilang rasa percaya diri, semangat lenyap, bahkan sukacita dan kedamaian dalam hidup kita pun terampas. Yang lebih parah lagi, kita bisa mengabaikan rencana Tuhan dan semua 'bahan baku' atau talenta yang telah pula Dia sediakan sejak semula. Daripada membiarkan itu terjadi, alangkah baiknya apabila pandangan mata kita diarahkan ke tempat yang tepat, yaitu kepada Tuhan, Pencipta kita yang teramat sangat mengasihi kita. Kita istimewa bahkan mulia di matanya. KepadaNya-lah mata kita seharusnya tertuju dan bukan kepada orang-orang yang menjatuhkan kita.
Lantas dalam kesempatan lain, kitab Mazmur juga mencatat ucapan Daud yang sama. "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah." (Mazmur 16:8). Daud tahu persis bahwa Tuhan selalu ada bersamanya, berdiri tepat di sisinya dan menjaga setiap langkahnya. Karenanya Daud tidak perlu kuatir menghadapi apapun, termasuk orang-orang yang bisa membuatnya jatuh. Daud mengerti pentingnya mengarahkan pandangan terus kepada Tuhan, dan itulah yang akan membuatnya tidak goyah.
Mengarahkan pandangan kepada Tuhan akan membuat kita tidak gampang jatuh atau goyah. Seperti ayat bacaan hari ini, selalulah berlindung kepada Allah. Daripada sibuk memandang situasi atau masalah, gantilah dengan mengarahkan mata kepada Allah. Kita tidak bisa melarang orang untuk mengeluarkan komentar-komentar negatif atas diri kita. Kita tidak bisa sepenuhnya terus menghindar. Setiap saat kita bisa saja berhadapan dengan orang-orang seperti itu, tetapi kita bisa memilih kemana kita mau memandang. Ada Tuhan yang saat ini tengah memandang anda dan menunggu anda memalingkan muka ke arahNya. Maukah anda memandang kepadaNya?
Tujukan mata kepada Allah yang mengasihi dan merencanakan segala yang terbaik untuk anda
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Mengarahkan Pandangan kepada Tuhan
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment