Tuesday, February 25, 2014

Melalaikan dan Melupakan Tuhan (1)

Ayat bacaan: Ulangan 32:18
======================
"Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau."

Agaknya sudah menjadi kebiasaan manusia untuk lupa kepada orang-orang yang pernah berjasa dalam hidup mereka. Anak-anak jaman sekarang kebanyakan tidak tahu/peduli lagi terhadap pahlawan-pahlawan yang dahulu rela gugur demi memperjuangkan kemerdekaan yang mereka nikmati hari ini. Teman datang memohon pertolongan kepada kita dan kita pun mengulurkan tangan. Tetapi setelah mereka lepas dari masalah, mereka menghilang entah kemana. Mungkin anda pun pernah mengalami hal seperti ini. Ada banyak orang yang tidak lagi mempedulikan orang tua sendiri yang sudah uzur karena merasa direpotkan. Padahal dahulu orang tua berkorban habis-habisan agar anak-anak mereka bisa memperoleh pendidikan yang baik agar bisa berhasil setelah dewasa. Habis manis sepah dibuang, kata pepatah. Entah secara sadar atau tidak, kenyataannya memang manusia cenderung lupa kepada jasa orang lain setelah mereka tidak dibutuhkan lagi. Ini merupakan sebuah kebiasaan atau kecenderungan manusia yang seharusnya diperbaiki.

Jika kepada manusia saja kita seharusnya tidak boleh bersikap demikian, apalagi kepada Tuhan. Perilaku yang sama dilakukan banyak orang terhadap Tuhan. Ketika dalam kesesakan manusia berdoa dan memohon pertolongan terus menerus, tapi ketika mereka lepas mereka pun segera melupakan Tuhan. Jika kemarin kita sudah melihat bahwa Tuhan sangat ingin untuk memiliki hubungan yang karib dengan manusia, yang sering terjadi justru sebaliknya, manusia memalingkan muka dariNya lalu mencari kesenangan sendiri, tapi baru mendatangi Tuhan jika terlilit masalah dan butuh bantuan. Ini sudah terjadi berulang-ulang sejak jaman dulu, misalnya seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel di jaman Musa.

Kurang apa bangsa Israel pada jaman Musa? Mereka dijanjikan tanah yang subur, mereka dipilihkan pemimpin untuk membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir menuju kemerdekaan di tempat yang sangat baik. Sepanjang perjalanan Tuhan menunjukkan penyertaanNya secara nyata atau terang-terangan, tapi yang Dia peroleh sebagai balasan tetap saja hal-hal yang mengecewakan bahkan menyakitiNya. Tidak saja mereka terus bersungut-sungut, mengeluh dan membangkang, tapi mereka bahkan melalaikan dan melupakan Tuhan. Perilaku buruk ini pun pernah mendatangkan teguran keras. Lewat nyanyian Musa (Ulangan 32:1-43).kita bisa membaca sederetan kemurkaan Tuhan atas sikap bangsa Israel yang melupakan segala yang telah Dia berikan. Ayat 10-14 menggambarkan bagaimana Tuhan menyediakan segala sesuatu kepada mereka. Perlindungan langsung oleh Tuhan, berbagai kelimpahan, semua disediakan bagi bangsa Israel. Namun apa yang terjadi? Mari kita baca ayat-ayat berikutnya. "Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, --bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun--dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya." (ay 15). Ketika hidup menjadi nikmat alias aman tanpa masalah, mereka pun langsung meninggalkan Tuhan yang telah memberikan segala kemurahanNya, dan memandang sepele Tuhan, gunung batu keselamatan mereka. Sungguh keterlaluan, bangsa Israel mulai menyembah allah-allah asing, mempersembahkan kurban pada roh-roh jahat dan bukan pada Allah. (ay 17). "Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau." (ay 18). Tuhan pun murka. Bangsa Israel pada masa itu Dia sebut dengan "suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan" (ay 20), "bangsa yang bebal" (ay 21). Selanjutnya kita bisa melihat bagaimana mengerikannya murka Tuhan jika dilupakan pada ayat-ayat selanjutnya. Dalam kitab Hakim-Hakim pun sama. "Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera." (Hakim Hakim 3:7). Dan hal ini dikatakan membangkitkan murka Tuhan. (ay 8). Bukankah keterlaluan jika bangsa bebal dengan angkatan yang bengkok ini melupakan Tuhan yang telah begitu baik pada mereka? Mereka dikeluarkan dari tanah perbudakan, diawasi dan dilindungi langsung oleh Tuhan sendiri dalam perjalanan menuju ke tanah terjanji dengan berbagai mukjizat luar biasa dan banyak lagi. Tapi mereka masih juga sanggup melupakan Tuhan ketika hidup sedang baik, yang ironisnya justru berasal dari penyertaan Allah sendiri atas mereka.

Yang sangat disayangkan, tampaknya manusia tidak pernah belajar dari kesalahan. Apa yang diperbuat bangsa Israel pada masa itu masih saja terjadi hingga hari ini. Mungkin dulu kita tidak bisa atau tidak punya apa-apa, mungkin dulu kita tidak berharga di mata orang lain, mungkin kita dulu punya banyak beban, mungkin dahulu kita punya banyak pergumulan, tetapi ketika semua berubah, ketika hidup berubah menjadi baik, saat kita menjadi berhasil, berkecukupan, berkelimpahan, kita pun mulai lalai untuk mengingat Tuhan. Kita akan lebih memilih untuk menimbun harta dengan bekerja tanpa henti, meletakkan kebahagiaan atas harta dan tidak lagi mau meluangkan waktu untuk Tuhan. Ketika sukses datang, kita lupa pada campur tangan Tuhan, memalingkan muka dariNya dan menganggap semua itu adalah hasil kehebatan dan kekuatan kita sendiri. Jangan sampai kita terpeleset menjadi bangsa bebal atau angkatan bengkok. Daud mengingatkan semua keturunan Israel untuk senantiasa memuliakan Tuhan dan memiliki rasa takut akan Tuhan. "kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!" (Mazmur 22:24). Apabila diantara teman-teman ada yang mulai jarang berdoa dan menjauh dari Tuhan, berbaliklah segera. Dalam keadaan apapun, baik susah maupun senang, hendaklah kita tetap ingat kepada Tuhan dengan segala kebaikan dan kasih setiaNya yang tidak pernah pudar. Ingatlah bahwa tanpa Tuhan kita bukanlah apa-apa, dan ingat pula bahwa Tuhan sangat menginginkan anda untuk menjadi anak-anakNya yang mau bergaul karib denganNya. Mari kita menjaga hati kita untuk selalu memuliakan dan menomor satukan Tuhan di atas segalanya, seperti apa yang dikatakan Daud. "Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mazmur 103:2).

Dalam kondisi apapun, tetaplah bersyukur kepada Tuhan dan bina terus hubungan yang karib denganNya

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...