Wednesday, February 26, 2014

Melalaikan dan Melupakan Tuhan (2)

Ayat bacaan: Ulangan 8:11
=====================
"Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini"

Anak yang tidak tahu berterimakasih kepada orang tua, bukannya membalas jasa malah melawan dan mendukakan hati mereka disebut anak durhaka. Kata durhaka sendiri berarti sebuah perbuatan yang ingkar terhadap perintah, tidak setia kepada yang lebih berkuasa, menentang atau membangkang. Atas segala usaha dan pengorbanan orang tua yang telah melahirkan kita, merawat, membesarkan dan mendidik kita sampai bisa menjadi orang, tentu mereka harus selalu kita hormati dan sayangi. Saat usia senja mereka datang dan mereka tidak lagi sekuat dulu, kita harus merawat mereka dengan penuh kasih sayang, agar sisa hidup mereka penuh dengan rasa bahagia dan bangga melihat anak-anak yang tahu membalas jasa dan mengasihi mereka dengan sepenuh hati. Anak-anak yang durhaka itu jauh dari berkat. Jika anda tahu cerita rakyat dari Sumatra Barat yang berjudul Malin Kundang, anda akan menemukan kisah anak durhaka yang sangat keterlaluan kepada ibunya. Bayangkan, setelah ia sukses dan pulang kampung, ia bukannya memeluk ibunya, tapi ia malah merasa malu dan menolak sang ibu. Yang terjadi selanjutnya inilah yang terjadi. Ibunya marah, kemudian mengutuknya, dan Malin Kundang, si anak durhaka, akhirnya berakhir menjadi batu. Hikayat Malin Kundang sangatlah terkenal dan menjadi simbol dari anak durhaka, anak yang tidak tahu terimakasih kepada orang tua yang telah bersusah payah melahirkan dan membesarkannya.

Kalau saat manusia melawan orang tua bisa dicap anak durhaka, bayangkan apabila kita melukai hati Tuhan. Betapa seringnya kita melakukan hal yang sama terhadap Tuhan tanpa kita sadari. Alangkah ironis ketika dalam kesesakan kita berseru-seru kepada Tuhan, tetapi setelah kita terbebas dan mendapat pertolongan Tuhan, kita malah terlena dengan segala kelimpahan dan kenyamanan lantas berpaling dan lupa kepadaNya. Ini sebuah kebiasaan buruk yang cenderung terjadi pada kebanyakan orang. Ketika masalah sedang parah-parahnya biasanya orang akan lebih dekat pada Tuhan. Tapi ketika semua sedang aman dan baik,  hidup yang penuh dengan kelimpahan, orang pun segera lupa kepadaNya. Maka Tuhan memberikan peringatan serius atas kecenderungan ini.

Melanjutkan renungan kemarin, ayat bacaan hari ini diambil dari peringatan Tuhan yang diberikan kepada bangsa Israel. "Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini" (Ulangan 8:11). Peringatan Tuhan terhadap bangsa Israel agar mereka tidak melupakanNya. Ini peringatan serius karena jelas sekali ada indikasi dan bukti penyelewengan mereka melupakan Tuhan. Apa yang dilakukan bangsa Israel benar-benar keterlaluan. Tuhan sendiri yang memimpin mereka keluar dari perbudakan di Mesir, memberi tiang awan dan tiang api dalam perjalanan mereka, membelah laut Teberau, memberi manna dari langit dan sebagainya. Mereka mengalami berbagai mukjizat silih berganti, meski mereka selalu bersungut-sungut dan terus mengeluh selama perjalanan mereka menuju tanah terjanji. Dan Tuhan pun masih bersabar dengan memberikan peringatan yang amat tegas ini. Taatkah Israel? Israel yang tegar tengkuk ternyata memang benar-benar melupakan Tuhan yang telah begitu baik kepada mereka. "Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau." (Ulangan 32:18). Di ayat sebelumnya kita melihat apa yang diperbuat Israel. "Lalu menjadi gemuklah Yesyurun (Israel), dan menendang ke belakang, --bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun--dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya. Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian. mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan Allah, kepada allah yang tidak mereka kenal, allah baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek moyangmu tidak gentar." (ay 15-17). Dalam Hakim-Hakim dikatakan demikian: "Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera." (Hakim Hakim 3:7). Coba perhatikan, kurang apa lagi kebaikan Tuhan kepada mereka? Tapi ternyata segala berkat dan perlindungan Tuhan itu malah membuat mereka lupa diri. Bukannya semakin taat pada Tuhan, tapi mereka malah terlena dan membuat segala sesuatu yang merupakan kekejian di mata Tuhan. Memalingkan wajah dari Tuhan, itu bisa fatal resikonya. Maka sebelum terlambat sangatlah baik jika kita memperhatikan hal ini terlebih dahulu.

Pesan ini diberikan kepada bangsa Israel, pesan yang sama juga berlaku bagi kita. Jika saat ini hidup anda sedang tenang, dalam keadaan baik, jika kini kita menjadi orang yang berhasil dan serba cukup, bersyukurlah senantiasa kepada Tuhan. Itu seharusnya membuat anda semakin dekat pada Tuhan dan bukan malah mengabaikannya. Lewat ayat bacaan hari ini kita diingatkan dengan tegas agar tidak melupakan Tuhan yang telah menyediakan segalanya itu bagi kita atas dasar kasihNya yang tak terukur dalamnya. Sangatlah keterlaluan jika kita sampai meninggalkanNya dan memilih jalan yang salah. Belajarlah untuk senantiasa mengucap syukur, baik ketika kita berada dalam fase "padang gurun" , atau ketika kita sedang menapak naik mengalami berbagai berkat Tuhan dalam kelimpahan. Kita harus terus mengingat bahwa segala-galanya berasal dari Tuhan. Kita tidak ada apa-apanya jika tidak karena Tuhan. Jangan pernah lupakan Tuhan dan melawan perintah serta ketetapanNya, karena semua itu bukanlah karena hasil kerja keras kita sendiri saja, melainkan berasal dari Tuhan yang begitu baik.

Ketika hidup sedang baik, aman dan lancar, ingatlah pada Tuhan yang memberikan, dan bersyukurlah

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Lanjutan Sukacita Kedua (5)

 (sambungan) Satu jiwa pun begitu berharga di mata Tuhan. Ketika jiwa itu kembali ditemukan, sang gembala akan menggendongnya dengan gembira...