Saturday, February 22, 2014

Kunci Kebahagiaan Sejati (2)

(sambungan)

Dalam kisah "perumpamaan tentang seorang penabur" pada Matius 13:1-23,Yesus menjelaskan bahwa apa yang ditaburkan di tanah yang baik adalah orang yang mendengar firman, lalu mengerti akan firman itu. Dan karenanya, orang yang berlaku demikian akan berbuah berlipat ganda. (Matius 13:23) Jika kita mau hidup bahagia dan hidup berbuah berlipat ganda, kita tidak cukup hanya membaca firman Tuhan, tapi juga harus mengerti, taat dan melaksanakannya. Mendengar, mengerti dan melakukan firman, itulah yang akan mendatangkan kebahagiaan dalam hidup kita.

Pertanyaan selanjutnya, seperti apa buah yang bisa dipetik oleh orang-orang yang mau mendengar dan melakukan dengan setia firman-firman Tuhan ini sehingga kebahagiaan sejati bisa menjadi milik mereka? Jika anda ingin poin-poinnya, semua itu tertulis dalam Ulangan 28:1-14. Perikop ini dimulai dengan sebuah kunci yang ternyata sama dengan apa yang dikatakan Yesus.  "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi." (ay 1). Lantas apa saja berkat yang menjadi buah dari ketaatan kita dengan mendengar dan melakukan firman Tuhan? Ayat-ayat selanjutnya menjabarkan satu persatu dengan terperinci.
- "Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang" (ay 3).
- "Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu." (ay 4).
- "Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu" (ay 5)
- "Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar." (ay 6)
- "TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu." (ay 7)
- "TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu." (ay 8)
- "TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu." (ay 9-10)
- "Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu--di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu." (ay 11)
- "TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman." (ay 12)
- "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." (ay 13-14).

Atas semua berkat-berkat seperti itu yang turun atas kita, tidakkah kita akan menjadi orang yang paling berbahagia di muka bumi ini? Lihatlah bahwa itu semua bisa menjadi milik orang-orang yang dengan serius mendengarkan suara Tuhan dan setia menjalankannya alias hidup sebagai pelaku-pelaku firman yang tidak setengah-setengah.

Benar, untuk bisa melakukan itu tidaklah mudah, terlebih ketika kita terus menerus dibombardir oleh begitu banyak paham atau pengajaran dunia yang terus mengejar kekayaan dan kemakmuran dari segi materi dan kepemilikan atas barang-barang. Menjalani bentuk hidup yang berbeda itu sulit. Tapi dengan janji Tuhan akan berkat seperti yang dirinci di atas, mengapa tidak? Apalagi jika kita melihat bahwa harta sama sekali tidak sanggup untuk menjamin kebahagiaan. Selalu ada ruang kosong dalam hati kita yang butuh diisi hingga mencapai kepenuhan. Semua orang berusaha mengisinya, dan cara-cara keliru tidak akan pernah bisa menambal lubang itu. Mungkin bisa untuk sementara, tetapi dalam sekejap semua akan kembali sirna. Berjalan dalam ketaatan akan Tuhan, mendengar, memahami dan menjalankan firmanNya akan membuat hidup kita berpusat pada Tuhan, dan disanalah segala berkat tercurah dan menjamin kebahagiaan kita. Anda rindu untuk menikmati hidup yang bahagia, penuh damai sejahtera dan terus berbuah sepanjang musim? Caranya sudah disampaikan. Semua tergantung keputusan atau pilihan kita, apakah kita mau memegang kuncinya atau menolak.

Kunci kebahagiaan sejati terletak pada kehidupan yang berpusat pada Tuhan, mendengar, mematuhi dan melakukan firmanNya

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...