Ayat bacaan: Matius 6:7
==================
"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan."
"Ah jangan saya, kamu saja..saya tidak pandai merangkai kata dengan indah.." kata seorang teman pada suatu ketika menolak untuk memimpin dalam mendoakan orang sakit. "Nanti kalau tidak sembuh, bisa-bisa saya yang disalahkan" lanjutnya lagi. Saya hanya tersenyum mendengarnya, dan pikiran saya pun kembali kepada masa-masa awal saya bertobat kurang lebih 1 dasawarsa yang lalu. Pada saat itu saya pun mengalami kesulitan dalam berdoa, karena saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dan katakan. Saya berpikir sama seperti teman saya tadi, bahwa "mujarab" tidaknya doa saya akan tergantung dari kepintaran saya dalam merangkai kata. Semakin indah kata-kata yang keluar, semakin puitis, maka semakin besar pula peluang doa saya didengar. Itulah yang saya pikir pada saat itu. Kesalah kaprah-an ini makin diperparah dengan pandangan bahwa kita perlu terus menerus mengulang-ulang kata dalam doa, seolah kita perlu mengingatkan Tuhan berulang kali agar Dia tidak lupa terhadap permintaan kita. Setelah saya semakin jauh berjalan dalam Firman Tuhan, saya pun kemudian mengetahui bahwa pola-pola pemikiran seperti itu sangatlah keliru.
Tuhan tidak memandang kepintaran kita dalam merangkai kata-kata puitis. Bahkan lebih tegas lagi, Tuhan menyatakan bahwa Dia tidak ingin kita bertele-tele dalam berdoa. Perhatikan apa yang dikatakan Yesus berikut ini: "Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Matius 6:7). Tuhan tidak meminta kita agar menjadi para penyair terlebih dahulu, atau belajar memelintir kata-kata seperti seorang politisi atau juru bicara kawakan, pujangga terkenal atau penulis lirik lagu berpengalaman. Apa yang diinginkan Tuhan adalah sesuatu yang datang sejujurnya dari hati kita. Sesuatu yang sederhana, dengan cara penyampaian yang sederhana pula, selama itu kita ungkapkan dengan sejujurnya dari hati yang bersih, maka Tuhan pasti mendengarnya. Lewat apa yang diajarkan Yesus kita tahu bahwa doa jangan sampai bertele-tele. Bahkan berdoa bertele-tele atau berputar-putar dikatakan sebagai bentuk doa dari orang yang tidak mengenal Allah. Dia tidak pernah menilai doa kita lewat keindahan kata atau jumlah pemakaian suku kata dalam sekali doa. Tuhan tidak memandang panjang pendeknya doa, atau seserius apa raut muka yang kita pasang. Mengapa demikian? "..karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya" (Matius 6:8). Apa yang dilihat Tuhan bukanlah kehebatan kita berkata-kata, tetapi justru hati kita. "manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati. "(1 Samuel 16:7). Hati kita, itulah yang Dia pandang. Kerendahan hati, penyerahan diri total, kesederhanaan dan tampil jujur apa adanya, itulah yang penting.
Bagi yang ingin bertobat, akui segala kesalahan dengan jujur. Bagi yang punya beban, katakan beban kita dan mohonlah pada Tuhan dengan kesederhanaan dan kejujuran untuk menguatkan kita. Jangan lupa menyampaikannya dengan ucapan syukur, baik lewat kata-kata, nyanyian pujian maupun penyembahan. "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6). Dan yang penting, berdoalah dalam nama Yesus. "...supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu." (Yohanes 15:16) ; "..dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (14:13-14). Mengapa demikian? Karena Yesuslah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa jika tidak melalui Dia (14:6). Singkatnya, carilah tempat tenang dimana kita tidak terganggu dengan hiruk pikuk di sekitar kita, datanglah kepada Bapa dengan segala kerendahan hati dan kejujuran, berdoa dengan iman, berikan ucapan syukur sebagai persembahan terbaik bagi Dia, dan lakukan dalam nama Yesus.
Pengkotbah juga mengingatkan kita: "Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit" (Pengkotbah 5:1). Doa bukanlah perlombaan seni merangkai kata, menyusun kata puitis dan dramatis, dan bukan pula sebuah hafalan. Doa pun bukanlah sebuah formalitas atau sekedar ritual, seremonial, sementara hati seseorang sebenarnya tidak tertuju padaNya. Doa bukanlah ajang akting. Tuhan sungguh mengenal setiap ciptaanNya. Dia tahu apa yang kita alami dan rasakan, Dia tahu hati kita. Karena itu, berdoalah dengan cara seperti adanya diri kita sendiri, tidak perlu meniru gaya orang lain, apalagi pura-pura. Doa adalah sebuah anugrah yang luar biasa, anugrah berupa kesempatan dimana kita bisa menghampiri tahta kasih karunia, menghampiri Bapa dan berkomunikasi atau berhubungan secara timbal balik denganNya. Jadilah diri anda sendiri, berdoalah dengan sederhana dan jujur, dan sembahlah Dia dalam roh dan kebenaran. "Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." (Yoh 4:24). Just be simple, just be yourself in sending out your prayers. Tidak perlu berpikir terlalu rumit, tidak perlu bertele-tele, karena Tuhan melihat hati kita lebih dari segalanya. Biarkan hati anda terhubung dengan Tuhan, dan berbicaralah sejujurnya kepadaNya. Siapapun kita, kita bisa berhubungan dengan Tuhan lewat doa-doa kita. Tidak selalu harus lewat pendeta atau para pendoa khusus, doa yang kita panjatkan dengan jujur dan sederhana selama berasal dari hati yang tulus dan bersih akan selalu terdengar oleh Tuhan.Jangan pernah ragu akan hal itu.
Keep it simple and honest, then God will surely listen to your prayers
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Sunday, September 4, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment