Saturday, August 13, 2011

Popularitas

Ayat bacaan: Yohanes 3:30
=====================
"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."

popularitasPopularitas, siapa yang tidak mau? Rata-rata orang akan berusaha dengan segala cara untuk bisa mencapai status populer atau terkenal. Tidak jarang mereka rela mengeluarkan dana berapapun untuk itu, berusaha masuk ke dalam lingkungan pergaulan jetset meski sebenarnya tidak sanggup, melakukan hal-hal yang kontroversi dan sebagainya. Berbagai kontes-kontes atau acara mencari bakat terus menjamur, menunjukkan bahwa menjadi populer itu sangatlah penting bagi begitu banyak orang. Orang ingin dikagumi, dikenal, diperhatikan dan diidolakan. Tidak jarang pula mereka rela menabrak larangan-larangan Tuhan yang bisa jadi dianggap penghalang untuk bisa mencapai popularitas di mata dunia. Dunia terus mengajarkan kita untuk bisa terkenal, sukses, kaya raya, dan itu dipercaya bisa membuat kita bahagia. Tetapi nyatanya tidaklah demikian. Pada suatu ketika nanti kita akan mengerti bahwa uang tidak menjamin kebahagiaan dan tidak pula bisa menjamin keselamatan kita. Tidak ada tiket yang sanggup kita bayar dengan berapapun harta yang kita miliki di dunia ini yang bisa menjamin kita untuk masuk ke dalam kerajaanNya. Seberapa terkenalnya pun kita di muka bumi ini tidak akan berpengaruh terhadap kemana nanti kita akan menuju. Bukan di mata manusia atau dunia yang penting, tapi bagaimana atau seperti apa kita di mata Tuhan, itulah yang terpenting.

Alkitab tidak pernah mengajarkan kita untuk mengejar popularitas di mata dunia. Populer di mata orang lain itu tidak penting. Malah Tuhan mengatakan "Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu." (Lukas 6:26). Mengapa Firman Tuhan harus sampai sekeras itu? Karena semua itu bisa membuat kita lupa diri kemudian melupakan Sang Pemberinya sendiri. Terus mengejar popularitas dunia bisa membuat kita berlaku seperti itu. Apa yang dituntut dari kita adalah terus berupaya menjadi orang benar, semakin sempurna seperti Bapa di sorga (Matius 5:48), menghayati keberadaan kita sebagai manusia baru yang terus diperbaharui untuk lebih mengenal Allah dengan lebih dalam (Kolose 3:10) dan terus semakin menyerupai Yesus dengan pertolongan Roh Kudus yang telah dianugerahkan untuk diam di dalam diri kita. (2 Korintus 3:18). Itulah yang sesungguhnya dituntut dari kita, dan bukan untuk mengejar popularitas di mata manusia yang hanya sementara sifatnya.

Lihatlah perbedaan nyata antara pandangan dunia dengan pandangan Tuhan. Ketika dunia terus mengajarkan kita untuk terus mencari popularitas lebih dan lebih lagi, Alkitab justru mengatakan sebaliknya. Semakin tinggi kita menapak naik, kita seharusnya semakin kecil, dan Allah sendiri yang harus semakin besar. Sebuah keteladanan yang sangat baik bisa kita lihat lewat Yohanes Pembaptis. Ia merupakan satu-satunya orang yang diberi kehormatan besar untuk membaptis Yesus. Berdasarkan itu, ia bisa saja membanggakan dirinya dan mencari popularitas untuk dirinya sendiri, tetapi lihatlah apa katanya. "Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya...Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:28,30). Kemuliaan Allah harus terus semakin besar lewat pribadi kita dan dalam saat yang sama kita harus terus semakin rendah hati dan tidak tergiur oleh dorongan mencari popularitas di mata manusia. Ini adalah kebalikan dari apa yang hebat dalam pandangan dunia.

Memilih untuk rendah hati dan tidak mengejar ketenaran bisa jadi dianggap pilihan tidak populer di mata dunia, atau bahkan mungkin dianggap aneh atau bodoh. Jika memang kita harus dianggap aneh oleh dunia, atau malah harus menghadapi resiko disingkirkan atau dikucilkan, biarlah. Itu jauh lebih baik ketimbang kita mentolerir berbagai bentuk pelanggaran yang akan semakin menjauhkan kita dari posisi kita sebagai ahli waris Tuhan. Yesus bahkan telah mengingatkan "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24). Mengapa demikian? "Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." (Matius 16:25). Dan ini adalah sesuatu yang kekal. An everlasting, eternal life. Itu yang dijanjikan oleh Kristus. Dan itulah yang jauh lebih pantas kita usahakan ketimbang mencari popularitas di dunia yang sifatnya hanya sementara ini. Lalu dengarkanlah apa kata Yesus selanjutnya: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" (ay 26). Apalah gunanya popularitas di dunia dibandingkan dengan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hidup yang terberkati dalam Kerajaan Allah? Buat apa terlihat hebat di mata dunia dan dikenal semua orang tetapi Tuhan tidak mengenal kita dan kita sama sekali tidak tertulis di dalam daftar yang akan masuk menerima kebahagiaan yang kekal kelak bersamaNya?

Jika demikian, salahkah bagi kita untuk menjadi populer? Tentu tidak, sepanjang itu bukan menjadi prioritas utama untuk dikejar dalam hidup ini. Menjadi populer bisa saja baik apabila itu dipakai untuk memuliakan Tuhan. Saya mengenal beberapa orang yang populer tetapi mereka tidak menyalahgunakan itu untuk kepentingan pribadi saja. Beberapa musisi yang saya kenal betul bisa memuliakan Tuhan lewat popularitas mereka. Setiap ditanya bagaimana mereka bisa sukses, mereka menjawab karena berkat dari Tuhan Yesus kepada si penanya, baik secara langsung maupun di televisi dan berbagai media lain. Mereka memberkati penonton dari panggung padahal mereka bukan sedang berada dalam kebaktian atau KKR. Seperti itulah seharusnya hidup ini kita gunakan, untuk itulah seharusnya popularitas kita pakai. Semakin tinggi kita naik, seharusnya Tuhanlah yang semakin kita tinggikan dan kita sendiri semakin kecil. Populer boleh saja, tetapi bukan untuk menunjukkan kekuasaan atau kehebatan kita tetapi untuk menyatakan kebenaran, kebaikan dan kasih Tuhan.

Jangan tergiur dengan berbagai tawaran dunia yang menjanjikan kepopuleran dan ketenaran. Itu semua tidaklah penting karena tidak akan pernah bisa berguna untuk kehidupan kita kelak jika hanya dipakai untuk mencari keuntungan diri sendiri. Muliakan Tuhan di dalam segala yang kita kerjakan, biarlah setiap langkah kesuksesan kita menyerukan nama Tuhan dan bukan nama kita. Tuhan memanggil kita untuk melakukan apa yang benar dan bukan untuk menjadi populer di mata dunia. Meski di mata orang lain kita tidak diterima sekalipun, ingatlah bahwa Allah selalu menghargai dan menerima keputusan kita untuk tetap tampil sebagai orang benar. Dan itu jauh lebih cukup ketimbang ketenaran di mata manusia yang bisa semakin menyesatkan kita dan semakin menjauhkan kita dari Tuhan.

Kita diminta untuk menjadi orang benar dan bukan untuk menjadi populer

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...