Friday, August 26, 2011

Arise and Shine

Ayat bacaan: Yesaya 60:1
=======================
"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu."

bersinarAda orang yang senang tampil di depan dan diperhatikan banyak orang, ada yang lebih suka berada di belakang layar tidak ingin terekspos. Dalam kadar yang normal keduanya tidaklah buruk. Ada kalanya kita butuh orang-orang yang bisa membuat suasana menjadi lebih ceria dengan keberadaan mereka, ada kalanya pula kita butuh pekerja-pekerja keras yang lebih menikmati pekerjaannya tanpa harus terlihat di permukaan. Dalam kadar yang lebih dari normal, keduanya bisa menjadi negatif. Orang yang ingin eksis secara berlebihan bisa tampil over, menyombongkan diri atau bahkan merasa harus menjelekkan orang lain agar mereka terlihat hebat. Sebaliknya orang yang menutup diri secara berlebihan sulit dalam bergaul dan cenderung gagal melihat potensi diri mereka sebenarnya.Saya mengenal beberapa orang yang punya potensi luar biasa untuk sukses namun mereka bagaikan tertutupi kabut tebal, atau mungkin lebih tepat jika saya katakan diikat oleh kabut tebal akibat rasa rendah diri berlebihan ini sehingga tidak kunjung tampil "bersinar" seperti seharusnya. Burukkah untuk bersinar? Sampai batas tertentu itu tidak buruk, karena Tuhan sendiri tidak menginginkan kita menjadi orang-orang yang tidak berbuah apapun selama hidup di dunia ini. Tetapi ketika kita mempergunakan "sinar cemerlang" yang terpancar dari diri kita untuk kepentingan atau kepuasan diri sendiri, maka hal itu menjadi tidak lagi baik.

Perhatikanlah ayat berikut ini: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu." (Yesaya 60:1). Ini adalah seruan yang sesungguhnya penting untuk kita cermati, dan ini membuktikan bahwa setiap orang percaya sesungguhnya diminta untuk bangkit, dan menjadi terang dengan turunnya atau terbitnya kemuliaan Tuhan dalam diri kita. Perhatikan pula ayat-ayat berikut: "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:14-16). Kita diminta untuk menjadi terang. Terang tidak akan berfungsi maksimal bila diletakkan di bawah gantang atau dalam keadaan tertutup. Kita harus bersinar keluar, memancarkan sinar terang kemuliaan Tuhan kepada dunia, dan pakailah itu bukan untuk popularitas atau menonjolkan kehebatan diri sendiri melainkan untuk memuliakan Bapa di sorga. Ayat-ayat ini jelas menyebutkan bahwa kita tidak diminta untuk menutup diri, menghalangi sinar kemuliaan Allah yang sudah turun atas kita, melainkan tampil bersinar membawa terang demi kemuliaanNya. Arise and shine. Arise from the depression and prostration in which circumstances have kept you, and shine, be radiant with the glory of the Lord.
Mengapa harus bangkit? Karena seringkali kita gagal bersinar akibat berbagai pengalaman buruk di masa lalu atau rangkaian kegagalan yang pernah menimpa kita. Bisa jadi kita merasa tidak memiliki fisik yang sempurna, ada bekas-bekas cacat, merasa kurang cantik atau kurang pintar dibandingkan orang lain, merasa tidak memiliki aksesoris atau gadget-gadget yang dianggap gaul dan sebagainya. Mungkin juga kita dari kecil sering dibandingkan dengan kakak atau adik sendiri oleh orang tua sehingga rasa percaya diri kita menjadi rendah sejak kecil. Mendapat intimidasi dari saudara, teman atau orang lain, atau pernah mengalami hal-hal traumatis, ini pun bisa menjadi sebab orang menutup dirinya, tidak lagi mampu melihat potensinya apalagi mempergunakannya, dan akibatnya menjadi gagal bersinar. Karena itulah Firman Tuhan berkata dengan sangat jelas agar kita mampu melepaskan diri dari segala belenggu yang menghalangi kita untuk bersinar. Bangkitlah, dan menjadi teranglah. Arise, and shine.

Di mata orang lain mungkin kita dianggap tidak cukup baik untuk sukses. Mungkin kita pernah atau bahkan sering mendapat intimidasi dari orang lain, baik ketika masih kecil atau sampai sekarang. Tapi di mata Tuhan, siapapun kita, sesungguhnya kita tidak pernah dianggap kurang layak untuk bisa bersinar. Di mata Tuhan justru kita sangat berharga. Begitu berharga, sehingga Dia rela mengorbankan AnakNya yang tunggal untuk menggantikan kita semua di atas kayu salib. Secara tegas Firman Tuhan menyatakan hal ini: "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau..." (Yesaya 43:4a). Berharga dan mulia, dan dikasihi. Itu artinya jelas, siapapun kita, seperti apapun keadaan kita, Tuhan menganggap kita begitu berharga bahkan dikatakan mulia. Secara spesifik Tuhan bahkan menginginkan kita seperti ini: "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." (Ulangan 28:13-14). Perhatikan apa yang diinginkan Tuhan, dan perhatikan pula bagaimana syaratnya. Ini menjadi gambaran agar kita tidak kehilangan "image" atau gambar diri yang telah dipersiapkan Tuhan bagi kita, seperti rencanaNya atas masing-masing kita yang sudah Dia reka dalam blueprintNya jauh sebelum kita diciptakan.

Perbaiki dan pulihkanlah gambar diri yang mungkin sudah terlanjur rusak itu. Bangkitlah, dan menjadi teranglah. Arise and shine! Kita tidak diminta untuk menjadi pribadi-pribadi gelap yang terkungkung di dalam kerendah-dirian atau ketidakpercayaan diri, tetapi diminta untuk bisa menjadi terang yang mampu menyinari orang lain di muka bumi ini. Kita diminta menjadi orang-orang yang mampu memancarkan sinar terang kemuliaan Tuhan kepada orang lain, dan untuk itu Tuhan sudah membekali kita masing-masing dengan talenta-talenta istimewa. Jangan lupa pula untuk mempergunakan itu bukan untuk kepentingan atau kebanggaan diri sendiri, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Tidak ada satupun alasan yang bisa menghalangi kita untuk tampil bersinar. Tidak ada gelap yang mampu melawan terang. Apapun kata orang, apapun kata ketidakyakinan diri anda, apapun kekurangan yang anda pikir buruk dari diri anda, anda tetaplah berharga dan mulia di mata Tuhan. Jika demikian, ubahlah cara pandang anda akan diri sendiri, bangkitlah dan menjadi teranglah.

Biarkan terang dalam diri kita bercahaya dimana kemuliaan Tuhan dinyatakan didalamnya

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...