Tuesday, August 23, 2011

Cicak

Ayat bacaan: Amsal 30:28
===================
"cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja."

cicak"Cicak-cicak di dinding..diam-diam merayap..datang seekor nyamuk, hap! lalu ditangkap.." Kenalkah anda dengan lagu ini? Saya yakin teman-teman sudah sangat akrab dengan lagu anak-anak yang sangat singkat ini. Lagunya sederhana saja, menceritakan tentang bagaimana seekor cicak dengan tenang dan sabar merayap perlahan untuk menangkap mangsanya. Saya sendiri sering kagum kepada cicak yang bisa begitu sabar berdiam tanpa bergerak sedikit pun untuk bisa menjebak mangsanya seperti nyamuk, semut atau serangga lainnya. Seringkali cicak hanya menanti hingga mangsa itu mendekat, kalaupun harus bergerak maka cicak akan bergerak mengendap-endap secara perlahan agar mangsanya tidak keburu kabur ketakutan. Bagi sebagian orang mungkin merasa geli melihat sosk cicak, tidak jarang pula yang merasa jijik, terutama para wanita. Padahal cicak hanyalah hewan lemah yang tak berdaya. Cicak bukanlah seperti ular yang bisa mematuk dan mematikan, cicak juga bukan seperti landak atau kumbang pembombardir yang punya sistem pertahanan luar biasa. Apa yang bisa dilakukan cicak hanyalah memutuskan ekornya yang akan terus menggeliat-geliat untuk mengelabuhi musuh sementara ia lari menyelamatkan diri. Untuk menangkap cicak pun bisa dilakukan dengan tangan kosong saja. Anda bahkan bisa membunuh cicak dengan begitu mudahnya. Tetapi lihatlah bahwa meski lemah, ada sesuatu yang bisa kita pelajari dari seekor cicak, yaitu kesabarannya. Tanpa kesabaran, niscaya semua cicak akan mati kelaparan karena tidak mendapat buruan. Dan perhatikan pula, meski lemah, bukankah cicak ada dimana-mana, bahkan di rumah-rumah mewah atau bahkan istana sekalipun?

Adalah menarik jika kita melihat bahwa cicak dan perilaku sabarnya yang luar biasa ini pun tercatatuntuk dijadikan contoh bagi kita manusia di dalam Alkitab. Dari empat sosok binatang yang kecil tetapi sangat cekatan di muka bumi ini seperti yang disebutkan oleh Agur Bin Yake dalam Amsal 30, salah satu yang disebutkan adalah cicak. Katanya: "cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja." (Amsal 28:30). Empat hewan yang sangat cekatan, atau dalam bahasa Inggrisnya disebutkan sebagai "exceedingly wise" atau sangat bijaksana, dan cicak termasuk didalamnya. Cicak memang lemah, bahkan mudah kita tangkap dengan tangan, tetapi cicak bisa berada di istana-istana raja. Kita yang jauh lebih kuat dan besar dibanding cicak saja mungkin belum tentu bisa menginjakkan kaki di istana. Tapi cicak bisa, dan keberadaan mereka tidak akan dipermasalahkan bahkan oleh raja sekalipun. Mengapa cicak tidak harus dibunuh meski masuk ke dalam istana? Cicak bukanlah hewan buas yang bisa merepotkan. Selain itu cicak pun lumayan berguna karena mereka memakan serangga-serangga yang merugikan seperti nyamuk. Meski lemah, ternyata cicak tidak membahayakan malah berguna, dan karena itu mereka bisa berkeliaran dengan bebas di dalam istana. Dalam melakukan itu, cicak bisa begitu sabar menanti buruannya. Cicak tidak terburu-buru dalam memangsa. Mereka sangat tenang dan sabar. Dan itu menjadi sebuah kelebihan yang bisa kita jadikan pelajaran.

Berbeda dengan cicak, kita seringkali terbentuk menjadi manusia yang tidak sabaran. Menunggu sebentar saja bisa membuat emosi meledak. Dalam menghadapi masalah sabar menjadi pilihan terakhir. Kita gampang panik dan terburu-buru sehingga seringkali mengambil keputusan-keputusan yang salah akibat ketidaksabaran kita sendiri. Menghadapi orang-orang yang sulit kita malah berlaku lebih sulit lagi ketimbang bersabar. Makanan fast food terus tumbuh subur. Koneksi internet harus berkecepatan tertinggi, mobil harus secanggih mungkin, bermesin besar dan bertenaga besar agar bisa mendorong kendaraan untuk melaju sekencang-kencangnya. Buruh dituntut bekerja secepat-cepatnya dengan upah yang serendah mungkin. Jasa kurir terus berlomba menyediakan layanan paling cepat, sehari sampai ke seluruh pelosok daerah, jika tidak maka mereka akan tertinggal dan dilupakan orang. Orang tidak lagi sabar menghadapi kemacetan dan antrian. Segala sesuatu diinginkan instan, orang tidak lagi mau menikmati proses. Kesibukan bekerja, banyaknya aktivitas dan lain-lain seringkali menjadi alasan bagi kita untuk tidak bersabar. Coba renungkan ada berapa banyak peluang yang baik dalam hidup ini kemudian terlewatkan begitu saja hanya karena kita tidak cukup sabar dalam meraihnya. Mengenai sikap seperti ini, agaknya benar bahwa kita harus bisa belajar dari cicak, mahluk yang lemah dengan sistem pertahanan yang seadanya, tetapi sangat luar biasa dalam hal kesabaran.

Tuhan sangat menganggap penting kesabaran. Begitu penting, bahkan Firman Tuhan mengatakan "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota" (Amsal 16:32). Kurang apa lagi hebatnya pahlawan? Everybody wants to be a hero. Pahlawan dimanapun dikenal dengan kegigihan mereka memperjuangkan sesuatu hingga titik darah terakhir. Tidak jarang para pahlawan ini harus gugur di medan perang, mengorbankan segala yang mereka miliki dalam berjuang. Karena itulah nama pahlawan akan selalu harum dikenal sepanjang masa. Tetapi perhatikan bahwa Alkitab mengatakan ada orang yang bisa melebihi seorang pahlawan, dan itu adalah orang yang sabar. Betapa pentingnya memiliki kesabaran dalam proses perjalanan hidup kita. Begitu penting, sehingga dikatakan bahwa orang yang memiliki sabar akan melebihi hebatnya pahlawan. Orang yang mampu menguasai dirinya akan lebih besar dari orang yang mampu merebut sebuah kota sekalipun. Hidup di dunia yang menuntut serba cepat membuat kita sering melupakan firman Tuhan yang menekankan kesabaran terhadap segala sesuatu. Sabar menderita, sabar menghadapi fitnahan, sabar menghadapi segala sesuatu termasuk menunggu datangnya pertolongan Tuhan. Itu semua akan membuat iman kita bisa terus bertumbuh.

Dalam penutup suratnya buat Timotius, Paulus mengingatkan mengenai hal ini. "Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan." (1 Timotius 6:11). Sebagai anak-anak Allah, kita harus menjauhi hal-hal yang negatif, yang tidak berkenan di hadapan Allah, yang bertentangan dengan Firman-firman-Nya. Apa yang harus kita tuju adalah hal-hal yang berkenan bagi Dia, salah satunya adalah kesabaran. Manusia diciptakan mempunyai emosi, yang gampang tersulut ketika berada dalam tekanan, dan punya kecenderungan untuk menyerah pada suatu titik tertentu. Itu memang manusiawi. Namun kita dapat melatih diri kita untuk kuat. Kita mampu melatih diri kita untuk lebih sabar. Dan itu akan membuat kita bisa melebihi pahlawan. Lihatlah bahwa cicak diciptakan Tuhan bukan hanya sebagai satu dari jutaan hewan, tetapi cicak yang setiap hari kita lihat di rumah pun bisa menjadi peringatan bagi kita untuk belajar bersabar dalam menghadapi segala sesuatu. Jika cicak yang lemah saja bisa, mengapa kita yang dilengkapi akal budi malah sulit atau tidak mampu melakukannya?

Belajarlah mengenai kesabaran dari seekor cicak. Belajarlah untuk fokus terhadap tujuan dari cicak. Belajarlah untuk bisa mempergunakan segala sesuatu yang telah diperlengkapi Tuhan untuk berhasil dari cicak. Cicak tidak menangis mengeluh karena tidak memiliki otot-otot kuat, gigi taring berbisa atau ukuran tubuh yang besar untuk bisa hidup. Cicak mempergunakan segala yang dimilikinya secara optimal, seperti kaki dan tangan yang bisa melekat di dinding dan lidah yang bisa menyergap dengan cepat untuk menangkap mangsanya. Itu terlihat tidak ada apa-apanya dibandingkan seekor singa atau harimau yang bisa menyergap buruan, tetapi cicak tidak mengeluhkan itu. Cicak tahu keterbatasannya dan tahu memaksimalkan apa yang dimiliki untuk bisa terus hidup. Alangkah banyak yang bisa kita pelajari dari seekor cicak. Hari ini saya menulis renungan ini sambil melihat dua ekor cicak di langit-langit rumah saya, dan saya bersyukur mereka hadir untuk mengajarkan saya agar bisa lebih sabar lagi dalam menjalani hidup. Mungkin anda geli atau jijik melihat seekor cicak, tetapi milikilah hati yang rela untuk belajar dari hewan ini, karena tidaklah kebetulan kalau Tuhan menciptakan cicak seperti apa adanya. Anda tidak perlu jauh-jauh untuk belajar mengenai kesabaran, lewat cicak yang ada di rumah anda pun anda bisa mendapatkan pelajaran berharga mengenai hal ini.

Miliki kesabaran seperti seekor cicak untuk berhasil dalam hidup

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

1 comment:

venesiaaurelyasaka20@gmail.con said...

Hehe.. tulisan ini sudah sangat lama. Tetapi aku baru membacanya dan aku sangat menyukainya. Kita yang dilingkungan yang menganggap cicak sebagai hal yang aneh. Menjadi lebih terbuka oleh gambaran ini. Makasih kak. Aku sangat senang membaca tulisan ini.

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...