Sunday, August 7, 2011

Peran Istri dalam Mendukung Suami (2)

 (sambungan)
Demikian bunyinya: "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh." (Efesus 5:22). Mengacu kepada ayat ini, seorang istri seharusnya tunduk sepenuhnya kepada suami seperti halnya kepada Tuhan. Lihatlah ayat ini tidak berbunyi: tunduklah kepada suamimu jika ia baik, atau hubungan sebab-akibat lainnya. Apapun kondisinya, Firman Tuhan berkata bahwa istri harus tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan. Tapi ayat ini pun bukan berarti memberi kesempatan bagi suami untuk bertindak semena-mena bagai diktator yang otoriter. Karena sebaliknya kepada suami dipesankan seperti berikut: "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri." (ay 25-29). Ini tugas yang berat. Kita tahu bagaimana cara Kristus, Sang Kepala, mengasihi jemaat yang notabene adalah anggota tubuhNya sendiri. Yesus menyerahkan nyawaNya menggantikan kita di atas kayu salib, sebuah pengorbanan yang luar biasa besarnya, dan seperti itulah seharusnya suami dalam mengasihi istrinya. Kesimpulannya jadi seperti ini: "Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya." (ay 33). Dan begitu pentingnya kunci di kedua pihak ini sehingga Paulus mengatakannya sebagai sebuah rahasia besar.

Dalam Amsal kita bisa membaca sebuah ayat yang penting mengenai istri. "Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata." (Amsal 31:10) Istri yang cakap adalah istri yang memiiki karakter mulia (noble character) dan bukan mengacu kepada penampilan kecantikan wajah atau fisik saja. Sehubungan dengan fungsi istri sebagai penolong seperti bunyi Firman Tuhan dalam Kejadian 2:18, maka istri yang memiliki karakter mulia akan menjadi istri yang cakap, dan itulah sosok penolong yang ideal, yang dikatakan lebih berharga dari permata. Permata. Itu menggambarkan betapa tingginya nilai seorang penolong yang ideal. Seperti itulah rencana Tuhan dalam menciptakan anda, kaum wanita.

Selanjutnya masih dalam Amsal kita bisa membaca ayat lainnya: "Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya." (Amsal 12:4). Istri yang cakap itu mahkota suaminya. Istilah mahkota disini bukan berarti memiliki hak memerintah seperti seorang raja bermahkota, tetapi mengacu kepada kemuliaan dan nilai-nilai Kerajaan Surga. Pendeknya, nilai seorang suami itu sangat ditentukan oleh seperti apa atau bagaimana istrinya. Itulah sebabnya Penulis Amsal lalu mengatakan "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji." (ay 30). Istri yang takut akan Tuhan akan mematuhi tugas yang diberikan Tuhan kepadanya.

Istri yang otoriter, mau menang sendiri dan mengekang langkah suami seperti yang dialami oleh beberapa orang yang saya kenal seperti yang saya ceritakan kemarin menggambarkan masih kurangnya pemahaman mengenai garis tugas yang mereka emban dari Tuhan. Seorang istri seharusnya berfungsi menjadi "Penolong yang sepadan", berlaku cakap dengan karakter yang mulia, tunduk kepada suaminya dan takut akan Tuhan. Itulah gambaran istri sesuai dengan keinginan Tuhan. Sekali lagi, semua ini bukan berarti saya memenangkan kaum pria, karena saya sadar betul bagaimana kekurangan dan kelemahan kami para pria ini. Justru karena itulah istri sebagai penolong akan berperan sangat vital dalam kesuksesan pekerjaan suami, dan istri pula yang mampu memahkotai suaminya apabila para istri ini menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan. Kesuksesan karir, pekerjaan, pelayanan atau peran suami sesungguhnya banyak tergantung dari seperti apa dukungan istri mereka. Hendaklah Amsal 31:10-31 terus menjadi pegangan para wanita dalam berperan dalam rumah tangganya, dan kunci rahasia besar keharmonisan pernikahan dalam Efesus 5:22-33 bisa menjadi dasar hidup setiap pasangan yang percaya. Jika sebagai istri anda belum berlaku seperti itu, ubahlah mulai sekarang, dan bagi para suami yang masih belum menunjukkan kasih Kristus yang tanpa syarat dan batas kepada istrinya, mulailah berbuat seperti itu hari ini juga. Miliki hubungan harmonis yang saling mendukung dengan komunikasi yang sehat seiring sejalan di antara keduanya.

"Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya." (Amsal 12:4)

Follow us at http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...