Monday, November 30, 2009

Sekeliling Gelap? Pandanglah ke Atas

Ayat bacaan: Kejadian 37:24
======================
"Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair."

gelap, pandang ke atas"Nggak tau ah, gelap.." menjadi sebuah ungkapan yang begitu sering dipakai orang untuk menggambarkan ketidaktahuan dan ketidakjelasan terhadap berbagai hal. Seorang teman pernah bercanda dan menjawab seperti itu ketika ditanya apa hobinya, apa rencananya ke depan, apa yang ia suka, dan sebagainya. Ada pula yang memakai kalimat ini karena malas menjawab atau tidak tertarik kepada lawan bicaranya. Mengapa gelap? Karena tidak ada orang yang bisa melihat dengan jelas di dalam kegelapan. Sebuah restoran memakai konsep kegelapan ini untuk mempertajam indra rasa dan penciuman. Orang yang tuna netra biasanya memiliki pendengaran dan perasaan yang lebih tajam dibanding orang lain. Mereka mampu membedakan siapa yang berada di dekat mereka bahkan hanya dari langkah kakinya saja. Di Indonesia ada tokoh fiksi bernama Si Buta Dari Goa Hantu, di Jepang ada sosok Zatoichi. Mereka tokoh-tokoh yang ternyata menjadi luar biasa justru setelah tidak lagi bisa melihat. Ini beberapa sisi positif yang bisa muncul dari gelap. Tapi saya rasa kita semua sepakat bahwa kita tidak mau berlama-lama dalam kegelapan. Penderitaan dan kesulitan hidup seringkali membuat hidup kita gelap. Masa depan kita pun bisa terasa gelap ketika kita tidak tahu harus berbuat apa, atau tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah yang tengah kita hadapi.

Yusuf pernah melalui kegelapan hidup lewat serangkaian penderitaannya akibat disakiti saudara-saudaranya sendiri. Bahkan setelah ia lepas dari saudara-saudaranya, hidupnya masih belum menunjukkan perubahan yang baik buat sementara. Ia difitnah dan dipenjara. Namun kita bisa melihat bagaimana Yusuf tidak pernah kehilangan pengharapan sedikit pun. Ia tetap setia dalam kesabarannya menanti janji Tuhan, dan pada akhirnya ia menerimanya dan menjadi seorang pemenang dengan gemilang. Kegelapan yang bukan dalam bentuk kiasan, melainkan dalam bentuk nyata pun pernah ia alami, yaitu ketika ia dijebloskan ke dalam sumur kering. "Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair." (Kejadian 37:24). Bayangkan jika kita yang berada di posisi Yusuf. Tidak ada yang bisa kita lihat di sekeliling kita, semuanya gelap. Ketika anda memandang ke kiri, kanan, muka, belakang, anda hanya akan melihat kekelaman yang hitam. Tapi bagaimana jika anda melihat ke atas? Ya, ada cahaya di atas. Itu satu-satunya sumber cahaya di dalam sumur. Saya percaya Yusuf dikuatkan oleh cahaya yang tetap menyinarinya dari atas, karena dia tahu meski semuanya gelap disekelilingnya, tetapi ada Tuhan di atas sana yang tetap bersinar terang siap melimpahkan berkat untuk turun atasnya ketika waktunya tiba. Dan kita tahu itu benar.

Tidak hanya Yusuf, tapi tokoh-tokoh lain di alkitab pun pernah mengalami masa-masa suram. Daud misalnya, berkali-kali mengalami kesulitan dalam perjalanan hidupnya. Tapi sama seperti Yusuf, Daud memiliki pengharapan yang tidak bisa dipadamkan oleh masalah seberat apapun. Ia bahkan dengan yakin berkata "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4). Daud tahu benar bahwa Tuhan adalah gembalanya yang akan memastikan bahwa ia tidak akan kekurangan suatu apapun. (ay 1). Ia tahu bahwa hanya kebajikan dan kemurahan belakalah yang akan mengikutinya seumur hidupnya, dan itulah yang akan ia peroleh apabila ia diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa. "Surely or only goodness, mercy, and unfailing love shall follow me all the days of my life, and through the length of my days the house of the Lord (and His presence) shall be my dwelling place." (Mazmur 23:6).

Kita pun pasti pernah mengalami masa-masa suram, dimana kita hanya melihat kegelapan di sekeliling kita. Kita tidak melihat solusi, kita tidak melihat pemecahan, kita tidak melihat jalan keluar, semuanya gelap. Di saat seperti itulah kita tidak boleh lupa untuk memandang ke atas. Pada saat-saat gelap seperti itu ada banyak hal yang diasah dalam diri kita. Kita bisa memakainya untuk belajar menjadi lebih dewasa, lebih tahan mental, lebih kuat, membuat indra-indra lainnya dalam diri kita menjadi lebih tajam, dan lebih dari itu semua, kita bisa belajar untuk mengandalkan Tuhan dalam hidup kita lebih dari apapun. Jika hari-hari sebelumnya kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri atau orang lain, dan semua itu bak menjaring angin alias sia-sia, inilah saatnya kita bisa mulai belajar untuk mengandalkan Tuhan yang tidak pernah mengecewakan. Firman Tuhan berkata: "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (Yeremia 17:7). Bagi orang yang mengandalkan Tuhan, "Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (ay 8). Sebaliknya "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk." (ay 5-6). Adalah sangat penting bagi kita untuk mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita, dan di saat-saat gelap itulah kita bisa belajar dengan baik untuk itu. Tuhan tidak pernah mengecewakan. Ada begitu banyak bukti bagaimana ajaibnya Tuhan melepaskan banyak orang dari kesesakan, baik dari apa yang kita baca melalui tokoh-tokoh dalam alkitab hingga berbagai kesaksian yang nyata hingga hari ini. Bukti itu sudah begitu banyak, sehingga pada jaman Mazmur di tulis pun kesaksian itu sudah tertulis dengan jelas. "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2).

Jika hari ini anda hanya melihat kegelapan di sekeliling anda, pastikan anda melihat ke atas. Ada cahaya kemurahan Tuhan bersinar di atas sana, yang akan tetap bersama diri anda. Ketika anda mulai mengandalkan Tuhan, percaya sepenuhnya kepadanya dan terus hidup dalam pengharapan, pada suatu ketika nanti cahaya Tuhan itu akan mampu melepaskan anda dari kegelapan dan membuat segalanya indah pada waktunya. Sementara anda masih berada dalam pergumulan, manfaatkanlah itu semua sebagai sarana belajar untuk mempertajam diri anda dan melatih diri untuk bisa mengandalkan Tuhan sepenuhnya. "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan" (Lukas 1:37), karena itu "Jangan takut, percaya saja!" (Markus 5:36). Selama sinar Tuhan dari atas masih ada bersama anda, tidak akan ada kegelapan yang mampu meruntuhkan anda. Yusuf mengalami itu dan telah membuktikan hasilnya, sekarang giliran kita untuk membuktikannya. Let's believe, trust and rely on God in full confidence and receive all His promises!

Ketika disekeliling anda gelap, pandanglah ke atas

No comments:

Kacang Lupa Kulit (5)

 (sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...