Ayat bacaan: Roma 8:17
====================
"Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia."
Ingat lagu rohani yang kerap diajarkan di sekolah minggu berjudul "Aku Anak Raja"? Lagu ini begitu sederhana sehingga mudah sekali diingat oleh anak-anak. tetapi apa yang diingatkan di dalam lagu ini sesungguhnya begitu penting, bukan hanya untuk anak-anak tapi juga untuk orang dewasa, untuk anda dan saya. Banyak orang yang lupa statusnya, berpikir bahwa mereka bukanlah siapa-siapa. Berbuat salah pun menjadi hal yang biasa, tidak peduli bahwa perbuatan itu bisa mempermalukan Bapanya. Status yang kita sandang tidaklah main-main. Anak Raja. Layaknya pangeran di sebuah istana, jika pangeran itu berbudi dan mengasihi, maka harum pula nama ayahnya, sang raja. Sebaliknya, meskipun raja baik tapi pangeran punya perilaku buruk, maka nama ayahnya pun akan turut tercoreng. Di kehidupan sehari-hari sikap anak pun bisa mempengaruhi penilaian orang akan orang tuanya. Lihatlah komentar orang jika melihat ada anak yang bandel. "aduh bandelnya... anak siapa sih ini?" Komentar seperti ini sungguh sering kita dengar. Apa yang diperbuat seorang anak sedikit banyak akan selalu berdampak pada orang tuanya.
Apa yang dikatakan Tuhan sesungguhnya besar. Status kita sebagai anak berarti pula bahwa kita adalah ahli waris, yang artinya kita dilayakkan untuk menerima berkat-berkat yang telah disediakan Allah sebagai Bapa. "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia." (Roma 8:17). Ini sebuah status terhormat yang seharusnya kita hargai lebih dari apapun. Jika kita bisa bangga menjadi anak dari orang tua kita, apalagi menjadi anak Allah. Tapi sayangnya banyak orang yang tidak memperhitungkan anugerah Tuhan yang begitu luar biasa besarnya ini. Untuk itulah hari ini saya mengajak teman-teman untuk merenungkan sudah sejauh mana kita berlaku selayaknya anak Raja, alias anak Allah. Apakah apa yang kita lakukan sudah memuliakan Tuhan, sehingga orang mengenal Kristus yang sebenarnya, atau malah kita terus menjadi batu sandungan sehingga Kristus pun menjadi tercoreng karena sikap kita yang tidak baik?
Berbicara mengenai anak Allah, siapa sebenarnya yang disebut sebagai anak Allah itu? alkitab mencatat beberapa ciri sebagai berikut:
1. Dipimpin Roh Allah
"Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah....Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah." (Roma 8:14,16).
Anak-anak Allah adalah orang yang dipimpin langsung oleh Roh Allah. Roh yang dijanjikan Tuhan Yesus sebagai Penolong untuk menyertai kita selama-lamanya. (Yohanes 14:16). Kehidupan
anak-anak Allah adalah kehidupan yang selalu disertai oleh Roh Kudus dalam setiap perbuatan dan perilaku sehari-hari. Roh Kudus diberikan kepada siapapun yang menjadi anak Allah yang sejati. "Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (Galatia 4:6).
2. Dibaptis dalam nama Yesus Kristus
"Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus." (Galatia 3:26-27). Memberi diri dibaptis adalah sebuah langkah ketaatan dalam iman akan Kristus. Mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, dan merupakan lambang menenggelamkan (meninggalkan) hidup kita yang lama untuk kemudian lahir baru, menjadi ciptaan yang sama sekali baru. Predikat anak Allah diberikan Tuhan kepada kita ketika kita memberi diri dibaptis dalam Kristus dan mengijinkan Kristus bertahta dan berkuasa dalam hidup kita.
3. Mengasihi Allah
"Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah." (1 Korintus 8:3)
Anak-anak Allah adalah orang-orang yang hidup dalam kasih. Apapun yang ia perbuat adalah karena Tuhan, bukan karena ingin populer, ingin terlihat hebat, atau jenis-jenis motivasi lainnya selain untuk Tuhan. Sibuk melakukan pekerjaan Tuhan belum tentu menjamin seseorang dikenal Tuhan apabila semua itu dilakukan bukan karena mengasihi Allah. (Matius 7:21-23). Anak-anak Allah juga dikatakan sebagai orang yang mengasihi Allah serta melakukan perintahNya sebagai wujud kasih itu. (1 Yohanes 5:2-3). Dan tentunya jika kita mengasihi Allah, kita pun akan menuruti segala perintahNya. (Yohanes 14:15). Ini berhubungan dengan ciri berikutnya.
4. Taat kepada Allah
"Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih." (Efesus 5:1-8)
Ketaatan tidak bisa dimulai jika kita tidak mengenal pribadi Allah. Oleh karena itu kita perlu mengenal siapa Allah itu sesungguhnya, bagaimana besarnya Dia mengasihi kita dan betapa kita berharga di mataNya. Untuk mengenalnya kita perlu membaca, merenungkan firman-firman Tuhan dalam alkitab, juga dengan serius mendengarkan kotbah, membekali diri dengan bacaan-bacaan rohani lainnya, secara teratur berdoa, mencari Tuhan dengan segenap hati dan sebagainya. Tapi jangan berhenti di situ, karena setelahnya kita harus pula menjadi pelaku-pelaku firman yang mengaplikasikan segala yang telah kita pelajari ke dalam kehidupan nyata. "Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya."(Yakobus 1:25) Dalam 1 Yohanes 5:2-3 di atas kita melihat juga bahwa anak-anak Allah itu adalah orang yang dengan taat melakukan firmanNya sebagai pernyataan kasih kita kepadaNya.
5. Hidup dalam terang
"Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang," (Efesus 5:8). Sebelum bertobat kita hidup dalam kegelapan. Tapi setelah kita meninggalkan manusia lama kita dan lahir kembali sebagai ciptaan baru, kitapun beroleh terang dalam Tuhan. Oleh karena itulah kita dituntut untuk hidup sebagai anak-anak terang, dan inilah salah satu ciri yang dimiliki anak Allah. Menjadi anak terang berarti menjadi orang yang berbuah kebaikan, keadilan dan kebenaran dalam hidupnya. (ay 9).
Berpindah dari gelap ke dalam terang, dari bukan siapa-siapa menjadi anak Raja, itu anugerah Tuhan yang sangat besar yang Dia berikan kepada kita. Dan dengan demikian kita pun menjadi ahli waris Allah. "Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah." (Galatia 4:7). Apakah kita sudah memiliki ciri sebagai anak Allah di atas? Marilah kita sama-sama bersyukur dan menjaga anugerah begitu besar yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Hiduplah sebagai anak-anak Allah yang sesungguhnya.
aku anak Raja, engkau anak Raja, kita semua anak Raja
Wednesday, November 4, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (4)
(sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment