Ayat bacaan: Titus 2:7
==================
"dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu"
Meski bukan merupakan singkatan, guru sering diasosiasikan sebagai yang digugu dan ditiru. Artinya guru selalu diposisikan sebagai sosok yang patut diteladani oleh anak-anak muridnya dari berbagai aspek. Menjadi seorang guru tidaklah cukup hanya mengajar saja, karena fungsi sebagai pendidik belumlah tercakup dengan sempurna lewat transfer ilmu saja. Jauh lebih dari mengajar ilmu, seorang guru juga harus memperhatikan mengenai pengajaran moral, etika, tata krama dan lain-lain, yang akan sangat berguna bagi perkembangan moral dan mental si anak. Dan tidak cukup sampai disini, guru pun dituntut untuk memberi keteladanan lewat sikap, tindakan dan perbuatan mereka. Jika apa yang mereka ajarkan berbeda dengan sikap yang mereka tunjukkan di sekolah, maka bisa-bisa tidak ada satupun murid yang baik perilakunya.
Menjadi teladan, itu artinya menjadi sosok yang patut ditiru, dijadikan panutan oleh orang lain, atau menjadi role model. Dunia selalu dan akan selalu haus akan keteladanan. Tidak akan ada batas maksimal dari masa ke masa. Dalam sejarah dunia kita menemukan banyak teladan, dalam alkitab pun demikian. Dari masa lalu ada banyak teladan, di masa sekarang pun banyak, dan di masa depan nanti akan ada lagi teladan-teladan yang bisa kita jadikan panutan untuk menjadi orang yang lebih baik. Pertanyaannya, apakah kita sudah siap dan sanggup menjadi teladan? Mengapa harus kita, tidakkah cukup orang lain saja yang kita teladani? Alkitab mencatat bahwa kita semua diminta untuk tampil menjadi teladan-teladan dalam banyak hal mulai dari perbuatan baik hingga iman. Ayat bacaan hari ini menyatakan salah satu firman Tuhan yang mengingatkan kita untuk selalu berusaha untuk menjadi teladan terutama dalam hal berbuat baik."Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu" (Titus 2:7). Kita bisa melihat disini bahwa transfer ilmu dan memberi pengajaran secara teoritis saja tidak akan pernah cukup. Kita harus meningkatkan level kita pula hingga kita bisa menunjukkan apa yang kita ajarkan melalui perbuatan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak hanya teori, namun praktek itu penting. Semua yang kita ajarkan hanyalah teori kosong, buta atau bohong jika kita hidup bertentangan dengan apa yang kita ajarkan/wartakan.
Berulang kali Yesus mengingatkan kita untuk meneladani Dia. Yesus mengajarkan banyak hal tentang kasih, tapi Dia tidak berhenti sampai pada pengajaran saja, melainkan menunjukkan pula lewat sikap hidupNya secara nyata. Lihatlah sebuah contoh dari perkataan Yesus sendiri ketika ia mengingatkan kita untuk merendahkan diri kita menjadi pelayan dan hamba dalam Matius 20:26-27. Yesus berkata: "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (ay 28). Apa yang diajarkan Yesus telah Dia contohkan pula secara nyata. Pada kesempatan lain, Lalu pada kesempatan lain Yesus berkata: "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." (Yohanes 15:12). Yesus mengasihi kita sebegitu rupa sehingga Dia rela memberikan nyawaNya untuk menebus kita semua. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (ay 13). Yesus pun telah membuktikan langsung lewat karya penebusanNya. Inilah sebuah keteladanan yang sejati.Ini baru dua contoh dari banyak pesan Yesus agar kita tampil meneladani sosoknya dan kemudian menjadi teladan pula bagi banyak orang.
Kepada Timotius, Paulus mengingatkan pula mengenai pentingnya keteladanan dalam pelayanan. "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12) Lihat bahwa masalah menjadi teladan tidak hanya urusan orang-orang tua atau dewasa saja, tapi sejak muda pun kita sudah dituntut untuk bisa menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar kita dalam berbagai hal. Perbuatan baik dalam ayat bacaan hari ini digambarkan Paulus dengan menjaga perkataan, menjaga tingkah laku, terus mengasihi, berlaku setia dan hidup suci/kudus. Lebih jauh lagi, Yesus pun mengingatkan kita agar menjadi teladan bagi banyak orang dimana Tuhan dipermuliakan. Terang Tuhan yang ada pada diri kita hendaklah bisa dipancarkan hingga bercahaya bagi banyak orang."Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16) Ini pun bentuk gambaran dari bentuk keteladanan.
Tidak ada jalan lain bagi kita selain harus terus berusaha menjaga kehidupan kita, tindakan, perbuatan dan tingkah laku kita sesuai dengan firman Tuhan. Ingatlah bahwa apapun yang kita perbuat akan selalu mendapat perhatian orang lain, dan tentunya oleh Tuhan sendiri. Apakah kita bisa menjadi terang yang bercahaya bagi banyak orang, garam yang memberi rasa kepada dunia yang tawar, atau kita malah menjadi batu sandungan bagi orang lain, semua itu tergantung dari sejauh mana kita mau belajar menjadi teladan. Melakukan segala firman Tuhan yang telah kita baca secara nyata lewat perbuatan kita. Tuhan seperti apa yang kita pertontonkan kepada orang banyak? Tuhan yang penuh kasih, tidak memandang hina siapapun, tidak meninggalkan yang menderita, tidak membeda-bedakan orang, atau Tuhan yang eksklusif, pilih kasih, egois, kasar, penuh kecurigaan dan lain-lain? Apapun yang kita jalani saat ini, ingatlah selalu bahwa kita tidak hidup untuk diri sendiri saja. Ada orang lain di sekitar kita, ada lingkungan di sekeliling kita yang butuh warna cerah, butuh keteladanan. Siapkah kita untuk memberkati orang lain dan mewarnai dunia dengan perbuatan-perbuatan penuh kasih yang mencerminkan Tuhan secara benar? Jika demikian, jadilah teladan yang sejati.
Jadilah teladan sejak usia muda dimana Tuhan selalu dipermuliakan lewat perbuatan-perbuatan kita
Tuesday, November 10, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)
(sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment