Ayat bacaan: Mazmur 84:8
=====================
"Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion."
Hari ini saya melihat anak salah seorang pegawai di kampus yang masih balita bermain dengan bola karet. Bola itu ia gulirkan kesana kemari, bergulir dari satu sisi ke sisi lain. Apa yang terjadi pada bola itu pada akhirnya? Jelas, bola akan menjadi semakin perlahan dan akhirnya berhenti. Tidak peduli secepat apa bola itu digulirkan di atas bidang datar, dengan sendirinya bola akan melambat, dan tidak akan pernah bertambah cepat. Semakin bola bergulir, semakin pelanlah bola itu hingga akhirnya berhenti. Melambat, merosot, memudar, itu sudah menjadi hukum alam. Demikian pula kita. Seiring perjalanan waktu, kekuatan, daya tahan tubuh akan merosot. Daya ingat akan berkurang, kemampuan dan kekuatan kita pun akan berkurang. Menarik jika kita melihat ayat bacaan hari ini. Dikatakan: "Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion." (Mazmur 84:8). Ayat ini berlaku bagi orang yang kekuatannya di dalam Tuhan. (ay 6). Artinya, apa yang tertulis pada Mazmur 84:8 ini bertolak belakang dengan hukum alam. Jika demikian, hal ini tentu merupakan sebuah mukjizat.
Kita bisa melihat sosok Kaleb. Kaleb adalah satu dari 12 pengintai yang dikirim oleh Musa untuk mengintai situasi Kanaan seperti yang tercantum dalam Bilangan 13. Diantara 12 orang itu, 10 orang pesimis, hanya Kaleb dan Yosua-lah yang optimis dan percaya pada Tuhan. Kaleb tahu bahwa kekuatan Tuhan ada di atas kekuatan siapapun mahluk di bumi ini. Jika ia meletakkan kekuatannya di dalam Tuhan, dan apa yang ia hadapi sesuai janji Tuhan, maka tidak ada kata untuk gagal. Itu yang Kaleb percaya. Mari kita melompat ke depan untuk melihat Kaleb 45 tahun kemudian. Saat itu Kaleb sudah tua, tepatnya berusia 85 tahun, dan pada saat itulah ia menerima janji Tuhan bahwa ia merupakan satu-satunya dari angkatan 45 tahun yang lalu yang berhasil masuk ke tanah Kanaan seperti yang tertulis pada Ulangan 1:34-36. Mari kita lihat penggalan kata-kata Kaleb berikut: "pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk." (Yosua 14:11). Aku masih sekuat 45 tahun yang lalu, aku masih siap berperang dengan tenaga yang sama seperti dahulu. Demikian kira-kira kata Kaleb. Ini orang berumur 85 tahun yang berbicara. Bagaimana mungkin? Pada Kaleb, ternyata hukum alam tidak terjadi. Pada diri Kaleb ada mukjizat Tuhan. Ini berlaku kepadanya, karena dia merupakan orang yang selalu meletakkan kekuatannya dan dirinya secara keseluruhan di dalam Tuhan.
Mukjizat adalah keajaiban yang terjadi dari kuasa Tuhan yang mampu melampaui hukum alam. Ketika hukum alam membuat segala sesuatu melambat, merosot, memudar dan berkurang dalam perjalanan waktu, mukjizat Tuhan mampu melakukan sebaliknya! Dan lewat Kaleb kita menyaksikan hal itu. Lihat apa yang tertulis di antara dua ayat Mazmur di atas. "Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat." (Mazmur 84:7). Mukjizat Tuhan ternyata tidak hanya berbicara mengenai kekuatan yang tidak merosot dimakan usia, tapi juga berbicara mengenai mukjizat Tuhan untuk mengubah lembah Baka (artinya lembah air mata) menjadi lembah penuh berkat, menjadi lembah yang penuh sukacita. Ini pun janji Tuhan kepada orang yang meletakkan kekuatannya di dalam Tuhan.
Kepada jemaat Efesus, Paulus mengingatkan mereka pula akan hal ini. Paulus tahu bahwa manusia akan melemah, iman dan kasih pada Tuhan bisa merosot dari waktu ke waktu. Karena itulah Paulus berpesan agar jemaat Efesus tetap kuat dengan meletakkan kekuatan mereka di dalam Tuhan. "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya." (Efesus 6:10). Kepada Timotius, Paulus mengingatkan pula agar tidak menjadi lemah karena tugas yang diemban Timotius di usia mudanya sesungguhnya tidaklah mudah. Kata Paulus: "Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus." (2 Timotius 2:1). Jika mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, itu artinya kita menyerahkan diri kita kepada hukum alam, dimana kita akan terus merosot dan akhirnya berhenti. Agar itu tidak terjadi, sekali lagi kita harus meletakkan kekuatan kita ke dalam Tuhan. Jadilah kuat bukan karena kehebatan kita, tapi oleh kasih karunia dalam Yesus Kristus. Inilah yang akan mendatangkan mukjizat melampaui hukum alam sehingga kita bisa mengalami sesuatu yang luar biasa seperti apa yang dialami Kaleb. Iman kita bisa merosot, tenaga kita bisa menurun, kekuatan kita bisa berkurang, daya ingat bisa melemah, kasih mula-mula bisa menghilang, jika kita tidak menyerahkan diri kita ke dalam tangan Tuhan dan bergantung pada kekuatan kita sendiri. Tapi ketika kita menyerahkan hidup ke dalam tangan Tuhan, percaya dan bergantung sepenuhnya kepadaNya, mengikuti rencanaNya meski mungkin pada mulanya terasa berat, Tuhan akan selalu memberi kekuatan. Karenanya, tetaplah berjalan bersama Tuhan, dan andalkanlah Tuhan dalam apapun yang kita lakukan atau kerjakan. Dan hiduplah dengan benar dan kudus. Jika ini kita lakukan maka kita tidak akan hidup dengan dibatasi oleh lingkungan, situasi dan kondisi sekitar, melainkan hidup penuh dengan terobosan-terobosan dan mukjizat Ilahi.
Alami terobosan dan mukjizat yang berlawanan dengan hukum alam dengan meletakkan kekuatan di dalam Tuhan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (5)
(sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment