Ayat bacaan: 2 Timotius 2:20
======================
"Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia."
"Saya memang sudah ditakdirkan seperti ini.." kata seorang siswa saya pada suatu kali. Dia berkata demikian karena merasa sulit untuk memahami pelajaran dan sulit percaya bahwa ia pun memiliki peluang untuk sukses sama seperti teman-temannya, sama seperti anda dan saya. Apa yang ia percaya adalah sebentuk suratan takdir yang sudah digariskan kepada masing-masing orang. Ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang sukses, ada yang gagal, ada yang mujur, ada yang sial. Jika memang demikian, maka kita tidak perlu berusaha lagi, karena toh dengan duduk di rumah seharian kekayaan akan datang dengan sendirinya kalau itu takdir kita, bukan? Apakah benar seperti itu? Apakah Tuhan itu memang pilih kasih? Tidak, Tuhan itu Maha Adil dan kasih setiaNya tak terbatas, kekal selama-lamanya. Bagaimana dengan hak kita sebagai ahli waris Kerajaan sebagai anak-anak Tuhan? Apakah anda merasa ditakdirkan untuk memperoleh kebesaran di Kerajaan Allah, atau anda puas hanya sekedar lolos dari lubang jarum? Apakah anda percaya bahwa anda sebenarnya dikehendaki Tuhan untuk menjadi perabot dari emas dan perak, bukan sekedar pot kecil tanah liat saja?
Tuhan tidak pernah membeda-bedakan anak-anakNya. Siapapun kita, apapun latar belakang kita, tinggi rendahnya pendidikan kita, semua kita yang percaya mendapat kesempatan sama untuk menjadi ahli waris. Firman Tuhan berkata "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah." (Roma 8:15). Dengan demikian, "jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia." (ay 17). Mari kita lanjutkan dengan membaca isi surat Paulus kepada Timotius. "Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia." (2 Timotius 2:20). Dalam Kerajaan akan terdapat perabot emas, perak hingga perabot kayu dan pot tanah liat, tapi itu bukanlah takdir yang diinginkan Tuhan. Apa yang diinginkan Tuhan adalah semua kita bisa menjadi perabot dari emas dan perak! Kita sendirilah yang menentukan kita ingin menjadi jenis yang mana. Perabot emas atau pot tanah liat, pilihannya terserah kita. Semua tergantung kita.
Apa yang harus kita lakukan untuk itu? Ayat selanjutnya memaparkan caranya. "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." (ay 21). Agar bisa masuk ke dalam kategori perabot emas dan perak, yang notabene dikatakan dipakai untuk maksud yang mulia, caranya adalah dengan menyucikan diri. Hidup suci, hidup kudus, hidup murni, sampai kita dianggap layak untuk dipakai dalam setiap pekerjaan yang mulia. Setiap kita telah ditugaskan untuk melakukan tugas yang digariskan Kristus dalam Amanat AgungNya. Tapi dipakai atau tidak, itu semua tergantung diri kita sendiri, apakah kita mau taat kepadaNya dan memilih untuk hidup kudus atau tidak.
Ada banyak anak-anak Tuhan yang sudah puas sekedar menjadi perabot dari kayu dan tanah. Mereka kekurangan syarat yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi perabot emas dan perak. Mereka tidak memiliki cukup kesetiaan, tidak cukup pengabdian. Mereka tidak memisahkan diri dari pengaruh-pengaruh yang mencemarkan. Mereka tidak bersedia berpaling dari hal-hal duniawi untuk berjalan terus bersama Tuhan. Dalam kelanjutan ayat di atas, Paulus melanjutkan dengan memberikan beberapa perilaku yang menyebabkan ketidaklayakan ini. Mengejar nafsu orang muda (ay 22), melakukan hal-hal yang dicari-cari, bodoh dan tidak layak alias tidak ada gunanya, sia-sia (ay 23), membiarkan emosi menguasai diri (ay 24), dan tidak membuka kesempatan bagi orang lain untuk bertobat (ay 25).
Hari ini hendaklah kita membulatkan tekad yang akan bisa mengubahkan kita menjadi perabot emas. Caranya adalah dengan menyucikan diri. Kita menyucikan diri dengan mematikan segala kedagingan yang melekat pada kita. "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka)". (Kolose 3:5-6). Lalu, "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya." (ay 8-10). Perhatikan ayat selanjutnya, ini berlaku untuk siapapun itu. "dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu." (ay 11). Ingatlah bahwa Kristus telah menebus siapapun manusia tanpa terkecuali. Jika terasa sulit, ijinkanlah Roh Kudus bekerja atas diri kita, memproses kita hingga mampu terlepas dari segala keinginan duniawi dan bisa melangkah tegak di jalan Tuhan. Roh Kudus tinggal di dalam orang-orang percaya (Roma 8:11) dan akan terus bekerja untuk menyucikan kita. (Roma 15:16).
Mulailah lakukan itu dari sekarang. Waktu sudah sangat larut. Kemuliaan Tuhan sesungguhnya tercurah di atas bumi ini, dimana kemuliaan itu tidak akan pernah menetes dari perabotan kayu atau pot tanah liat. Kemuliaan Tuhan tercurah melalui perabot-perabot emasNya, dan itulah yang sesungguhnya menjadi panggilan atau takdir Tuhan buat kita semua, buat anda dan saya.
Jadilah perabot emas yang layak dipakai Tuhan untuk maksud mulia
Friday, November 20, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sukacita Kedua (7)
(sambungan) Menempatkan diri dari sisi sang pemilik rumah, saya merasa ia sadar bahwa itu adalah bagian atau resiko dari pelayanan. Saat ki...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment