(sambungan)
Ada hal menarik di dalam Alkitab akan hal ini untuk dijadikan bahan pembelajaran dan perenungan, yaitu lewat Musa dan mertuanya, Yitro.
Kita tahu bahwa Musa dipilih Allah secara langsung untuk sebuah tugas besar yang sangat berat, yaitu membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan ditunjuk untuk menuntun mereka mencapai tanah terjanji yang telah dijanjikan Tuhan kepada Abraham. Bukan satu-dua orang saja yang harus ia tuntun tapi jumlahnya sangatlah besar. Masalah bertambah karena yang ia pimpin itu bukanlah sekumpulan orang yang tunduk dan taat, tapi model pembangkang, tidak sabaran, gampang protes dan keras pula kepalanya.
Itu sama sekali tidak mudah.
Dalam prakteknya Musa kerap menjadi penyambung lidah Tuhan untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk Tuhan kepada seluruh orang Israel yang ia pimpin dalam sebuah perjalanan yang menempuh rentang waktu sangat lama. Bukan cuma sehari dua hari atau seminggu, tapi mencapai 40 tahun. Tugas yang hampir-hampir mustahil, kalau melihat latar belakang yang dipimpinnya juga soal jumlah mereka.
Kita mengurus dua tiga orang saja bisa kelabakan kalau orang-orangnya punya tipe susah diatur, susah dinasihati, susah diingatkan. Saya dan istri mengurusi satu anak yang tipenya tidak berhenti ngomong dan selalu butuh teman bermain saja jungkir balik rasanya. Bagaimana mengurus orang sebanyak itu selama puluhan tahun? Saya tidak sanggup membayangkan betapa sulit dan beratnya jadi seperti Musa.
(bersambung)
Wednesday, June 19, 2024
Delegasikan (4)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (5)
(sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment