Sunday, June 16, 2024

Delegasikan (1)

 Ayat bacaan: Keluaran 18:18
=======================
"Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja."

 


"Kamu itu ya, semua-semua maunya dikerjakan sendiri." kalimat ini begitu seringnya saya terima dari istri saya.

All I can say is, menjadi orang yang perfeksionis itu tidak mudah. Dan saya mengatakan itu berdasarkan sifat saya sendiri yang memang termasuk perfeksionis. Secara natural sejak dulu saya lebih suka melakukan semuanya sendirian karena saya merasa orang lain tidak akan bisa mengerjakan sebaik saya. Baik dari segi kualitas, kecepatan atau tepat waktu, atau lainnya. Kalau ada teman-teman lain yang punya sifat sama-sama perfeksionis, saya percaya anda akan paham tentang sifat lucu tapi terkadang menyebalkan yang satu ini.

Masalahnya adalah, kemampuan dan waktu itu terbatas. Apalagi bagi saya yang mengerjakan beberapa hal yang berbeda-beda, semua butuh keseriusan, konsentrasi, dan pikiran, dan karena pekerjaan saya berbeda-beda ragamnya, maka pikiran saya pun harus kerap di-switch sesuai yang sedang saya kerjakan. Belum lagi, karena waktu terbatas maka saya kerap harus melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang sama. Ditambah punya anak 5 tahun yang sedang lincah-lincahnya butuh teman bermain hampir setiap saat. Dan itu melelahkan. Segala keterbatasan itu saya sulit untuk berkembang kalau melakukan semua pekerjaan sendirian. Dan saya pun kerap merasa burned out, rasanya seperti kuda yang terus menerus dipacu tanpa jeda.

Saya kemudian harus sungguh-sungguh belajar untuk mempercayakan pekerjaan kepada orang lain. Saya harus memilah-milah mana yang memang harus saya yang kerjakan, mana yang bisa didelegasikan, atau dibantu oleh orang lain seperti istri saya misalnya. Untuk itu saya perlu mengajarkan mereka tentang seluk beluk pekerjaan terlebih dahulu dan bagaimana cara melakukannya hingga mereka bisa. Kalau ada yang hasilnya belum sesuai ekspektasi, saya pun harus belajar maklum.

Memang ada kalanya saya masih harus melakukan semua sendirian. Tapi sekarang itu karena memang tidak ada pilihan lain, misalnya saat istri saya sedang sibuk juga dan tidak bisa membantu. Setidaknya, saat ada yang bisa membantu, maka saya bisa mempercayakannya kepada mereka. Dengan demikian saya bisa lebih 'sat-set' untuk menyelesaikan berbagai tugas sehari-hari saya.

(bersambung)

No comments:

Lanjutan Sukacita Kedua (4)

 (sambungan) Jawaban sang ayah menunjukkan sebuah gambaran utuh mengenai sukacita kedua. Anak sulung adalah anak yang selalu taat. Ia tentu ...