Thursday, March 7, 2013

Siapa yang Buta?

webmaster | 1:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yohanes 9:2
=====================
"Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"

Pada suatu kali ada seorang kakek peminta-minta yang bungkuk punggungnya berdiri di depan sebuah warung dimana saya tengah makan. Ada sekumpulan anak muda yang duduk tidak jauh dari saya, dan salah satunya berkata sambil tertawa kecil, "sudah minta-minta, bungkuk pula.. apa ya salah ibunya dulu.." Saya merasa kaget mendengar celetukannya, yang meski tidak dikatakan dengan suara keras tapi tetap bisa saya dengar dengan jelas. Mungkin ia hanya terbawa suasana ramai makan malam bersama teman-teman, namun perkataannya sangat tajam dan akan sangat melukai si kakek pengemis apabila mendengarnya. Kenapa ibunya yang dikata-katai, padahal kenal saja tidak. Merefleksikan hal tersebut pada kehidupan kita sehari-hari, kita pun sering secara tidak sadar mengeluarkan ucapan-ucapan yang secara tidak langsung menyakiti orang lain, menyudutkan dan menjatuhkan. Komentar-komentar yang selintas, sambil lalu, tanpa kita tahu kebenarannya.

Kejadian seperti ini pun pernah terjadi pada masa kehadiran Yesus di dunia, ironisnya justru dilakukan bukan oleh orang fasik tetapi justru oleh para murid. Pada suatu hari ketika Yesus sedang berjalan bersama mereka, lewatlah seorang pengemis yang buta sejak lahir. Melihat orang buta itu, murid-murid Yesus spontan bertanya kepadaNya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" (Yohanes 9:2). Bayangkan apabila kita berada di posisi si pengemis buta. Ia tentu akan merasa sangat sakit hati dikatai seperti itu. Orang buta itu tentu sudah menderita karena tidak bisa melihat. Ia harus menanggung malu dengan mengemis untuk bisa menyambung hidup. Bukannya di bantu, di sapa dengan ramah, atau diberi sedekah, tapi malah dikomentari. Tentu hal itu akan semakin menambah penderitaannya. "Kok sampai bisa buta begitu ya... karena dosanya atau orang tuanya atau apa?" Begitu kira-kira yang mereka perbincangkan. Aduh, sakitnya mendengar komentar seperti ini, yang ironisnya datang justru dari murid-murid Yesus sendiri. Sepertinya murid-murid itu lupa bahwa mereka sendiri adalah manusia yang berdosa juga, dan belum tentu lebih baik dari si pengemis buta. Mereka lupa diri karena merasa sudah aman karena menjadi murid Yesus. Melihat bahwa mereka sanggup mengeluarkan komentar seperti ini , itu menunjukkan bahwa mereka pun sebenarnya mengalami kebutaan yaitu buta secara rohani.

Menanggapi komentar murid-muridNya, Yesus memilih untuk melakukan sesuatu secara nyata. Yesus pun menyembuhkan pengemis buta tadi sehingga dia bisa melihat, sesuatu yang belum pernah ia alami sejak lahir. Akan halnya menjawab para murid, Yesus pun berkata: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia." (ay 3). Pekerjaan Allah harus dinyatakan dalam dia. Itu kata Yesus. Wow. Tidakkah itu luar biasa bagi seorang pengemis buta yang mungkin tidak ada yang peduli dan terbuang dari strata sosial masyarakat disana waktu itu? Sebelum bertemu Yesus, hidup baginya hanyalah kegelapan, dia tidak berguna. Tiba-tiba dia mendapat perhatian, disembuhkan sehingga kini bisa melihat terang. Bukan itu saja, bahkan dia dilibatkan dalam pekerjaan Allah! Ini sesuatu yang sungguh luar biasa.

Yesus sudah berpesan bahwa kita harus melakukan pekerjaan Tuhan selama masih ada waktu dan kesempatan. "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (ay 4). Sangatlah tidak pantas jika kita cuma bicara, apalagi membicarakan dosa orang lain, gosip, mengatai orang dan sebagainya. Apa yang seharusnya kita lakukan adalah seperti Yesus yang langsung mengambil tindakan nyata, selagi "hari masih siang", selagi kesempatan itu masih ada. Mengatai, menggosip atau membicarakan orang lain adalah sia-sia dan sama saja dengan memberi tuduhan palsu. Hal tersebut tajam adanya dan bisa sangat melukai. "Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam." (Amsal 25:18). Bentuk-bentuk perkataan yang tidak pada tempatnya itu pun sama halnya seperti menghakimi orang lain. Apa kata Yesus mengenai hal menghakimi? "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Matius 7:1-2). Daripada melakukan hal yang mendatangkan masalah bagi kita dan menyakiti orang lain, daripada kita terjebak pada dosa menghakimi orang lain yang akibatnya fatal, alangkah lebih baik jika kita mengambil tindakan nyata dengan memberkati orang lebih dan lebih lagi. Masih begitu banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan di ladang Tuhan, dan lakukanlah itu secara nyata selagi waktu masih disediakan bagi kita.

Ambil langkah positif dengan melakukan tindakan nyata untuk memberkati orang lain

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker