Tuesday, December 18, 2012

Sibuk (2)

(sambungan)

Kita tentu tidak asing lagi dengan ajaran Kristus yang berbunyi: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33). Yesus mengingatkan agar kita mendahulukan untuk mencari Kerajaan Allah dan segala kebenarannya terlebih dahulu, dan semuanya yang selama ini kita pentingkan akan ditambahkan kepada kita. Meski kita tidak asing lagi dengan ayat ini, kenyataannya banyak orang yang terbalik dalam mengaplikasikannya. Mereka mati-matian mengumpulkan materi dan melakukan hal-hal lainnya lantas baru mempergunakan sedikit waktu yang tersisa untuk Tuhan. Itupun dengan catatan apabila tidak terlalu capai, mengantuk atau malas. Padahal ketika kita mengabaikan waktu untuk membangun hubungan dengan Tuhan, kita sesungguhnya sedang membuang pengggunaan waktu yang justru paling penting. Begitu banyak orang yang salah kaprah mengira bahwa arti dari tidak membuang waktu adalah ketika ada keuntungan materi yang dihasilkan. Mereka mengukur segalanya dengan uang.

Lucunya, ada banyak orang pula yang mengaku terlalu sibuk untuk berdoa/bersaat teduh apalagi untuk melayani, tetapi mereka punya waktu untuk rekreasi, menonton film atau konser musik, jalan-jalan, berolahraga dan sebagainya. Mereka bisa melakukan itu, tetapi langsung memproteksi diri dengan kata 'sibuk' untuk segala perkara yang berhubungan dengan kerohanian. Berjam-jam kita rela untuk memakai waktu kita dalam mencari kepuasan dunia, tetapi satu jam atau bahkan setengah jam saja untuk berdoa sulit sekali rasanya. Ini adalah pola pikir keliru yang harus segera kita buang jauh-jauh karena sangat beresiko membahayakan kehidupan rohani kita.

Daud menyadari betul betapa berharganya untuk mengetahui hukum-hukum Tuhan yang mengajarkan kita akan kebenaran. Pada suatu kali dalam salah satu bagian Mazmurnya ia berkata: "...hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah." (Mazmur 19:10-11). Emas itu indah dan mahal. Emas tua akan jauh lebih tinggi nilainya. Madu yang manis dan sangat bermanfaat bagi kesehatan itu juga tidak murah, lalu madu tetesan langsung dari sarang lebah alias madu murni tentu lebih tinggi lagi nilainya. Namun semua itu sama sekali tidak sebanding nilainya dengan kebenaran Firman Tuhan. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa mengetahui hukum-hukum Tuhan yang mengandung kebenaran itu apabila kita malas meluangkan waktu untuk membaca alkitab? Bagaimana kita bisa berharap bisa peka mendengar suara Tuhan apabila kita malas membangun hubungan yang dekat lewat doa? Bagaimana kita bisa kuat menghadapi dunia dengan segala penyimpangan dan jebakan di dalamnya?

Daud mengerti betapa berharganya hukum-hukum Tuhan itu. Lewat Yesus seperti dalam bagian pertama kemarin, kita tahu bahwa meski sibuk dalam bekerja, kita tidak boleh membuang waktu-waktu khusus kita untuk berhubungan dengan Bapa lewat doa. Di dalam Alkitab ada begitu banyak contoh mengenai orang-orang yang sibuk dalam bekerja tetapi tetap disiplin dengan jam-jam doanya. Daniel dan Abraham misalnya, dan banyak lagi. Semakin jauh kita mengabaikan doa dan membaca/merenungkan Firman Tuhan, semakin mudah pula bagi iblis untuk memporak-porandakan kehidupan kita. Kita tentu tidak mau hal itu terjadi. Oleh karenanya kita harus betul-betul hati-hati dalam mempergunakan waktu yang ada di dalam kehidupan kita yang singkat ini. Mari tetapkan prioritas yang benar dan pastikan agar kita jangan sampai keliru. Benar, bekerja itu penting, dan kita semua memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita. Tapi jangan sampai itu semua membuat hubungan kita justru terputus dengan Tuhan, sumber segalanya. Bagi teman-teman yang terlanjur keliru dalam mengartikan 'time is money', ini saatnya untuk menata ulang penggunaan waktu.

Jangan abaikan pentingnya membangun hubungan dengan Tuhan lewat doa

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...