Ayat bacaan: 1 Timotius 2:4
======================
"yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran."
"Buat apa didoakan lagi? Percuma, sudah terlanjur rusak... mending doain yang pantas didoain aja.." demikian kata seorang teman pada suatu kali menanggapi saudaranya yang memang kerap berurusan dengan aparat. Kita terkadang punya rasa jenuh, punya batas dalam berusaha membimbing orang yang kita sayangi untuk berhenti melakukan hal-hal yang jahat. Lihat teman saya tadi, bahkan untuk mendoakan saja ia merasa sudah buang-buang waktu. Saya pun berpikir, seandainya Tuhan punya reaksi yang sama seperti itu, apa jadinya kita? Kalau mendoakan saja sudah berat, itu artinya kita sudah sampai pada tahap dimana kita menganggap mereka tidak lagi layak untuk menerima pengampunan Tuhan. Ada orang-orang yang mengira bahwa kasih karunia Tuhan hanya berlaku bagi sebagian orang tertentu, atau sampai pada tingkat kejahatan tertentu. Kalau sudah terlalu sesat, percuma didoakan. Atau ada pula yang hanya terpusat pada kalangan sendiri, merasa tidak perlu mendoakan saudara-saudaranya yang berbeda. Hari ini mari kita lihat bahwa Firman Tuhan tidak berkata demikian. Kedatangan Kristus ke dunia ini bukanlah untuk menebus dosa sebagian kalangan tertentu saja. Yesus hadir di dunia dan melakukan misiNya untuk menyelamatkan bukan hanya sebagian atau sekelompok saja, melainkan untuk seluruh umat manusia, tanpa terkecuali. Itu termasuk untuk the sinnest of sinners, orang-orang yang paling jahat sekalipun. Justru untuk mereka inilah Yesus mau merelakan diriNya untuk menjalani serangkaian penderitaan yang mengerikan hingga mati di atas kayu salib. Karena Tuhan tidak mau satupun dari manusia ini untuk berakhir sia-sia dalam penyiksaan. Apa yang Tuhan mau sebenarnya jelas, Dia mau semua manusia diselamatkan.
Kuasa doa sesungguhnya besar, apalagi jika doa itu dipanjatkan dengan iman yang kuat oleh orang benar. (baca Yakobus 5:16b). Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang berada di luar jangkauan Allah atau diluar lingkup kepeduliannya. Selama masih ada kesempatan untuk berubah selagi masih hidup di dunia ini, peluang keselamatan tetap terbuka bagi siapapun tanpa terkecuali. Menghadapi orang yang sulit memang tidaklah mudah atau mungkin malah merepotkan kita. Mungkin kita sudah lelah menasihati namun mereka tidak peduli. Tapi apakah itu cukup jadi alasan untuk berhenti mendoakan mereka? Saya percaya Tuhan mendengar doa-doa yang kita panjatkan dengan tulus sepenuh hati. Saya percaya pemulihan bisa terjadi lewat doa orang percaya. Jika kebenaran masih punya 'blank spot'alias ada sebagian orang yang tidak mendapatkannya, kita bisa berperan sebagai pengantar yang membuat "sinyal" kasih karunia Tuhan mampu menjangkau mereka.
Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus mengingatkan agar kita jangan melupakan pentingnya berdoa syafaat, menaikkan permohonan dan ucapan syukur untuk orang lain. "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang". (1 Timotius 2:1). Semua orang tanpa terkecuali, termasuk pula untuk para pemimpin. (ay 2). Tetap dukung doa para pemimpin kita agar mereka memiliki roh yang takut akan Tuhan sehingga mereka bisa bekerja dengan maksimal dan benar demi kesejahteraan bangsa atau rakyat yang berada di bawah kepemimpinannya. Paulus mengatakan hal yang demikianlah yang berkenan kepada Juru Selamat kita (ay 3), Juru Selamat "yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran." (ay 4). Lihatlah dalam serangkaian pesan Paulus ini tercantum kata semua orang. Bukan hanya orang percaya yang perlu didoakan, tapi ayat ini dengan jelas mengatakan SEMUA orang. Allah menghendaki tidak hanya satu-dua atau sekelompok, tapi semua orang bisa memperoleh kesempatan untuk selamat dan mengetahui kebenaran.
Siapa Paulus sebelum bertobat? Dia dengan besar hati mengakui siapa dia di masa lalu. "aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman." (1 Timotius 1:13) Bukan hanya seorang penhujat, penganiaya dan ganas, tapi ia bahkan mengakui bahwa ia adalah orang yang paling berdosa. Tapi untuk orang-orang seperti dialah sesungguhnya Yesus datang ke dunia ini. "Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa." (ay 15). He mentioned himself as the sinnest of sinners. Dan kasih karunia Tuhan itu pun diterima oleh Paulus dengan melimpah dengan iman dan kasih dalam Kristus. (ay 14). Intinya, Paulus menjadikan dirinya sebagai contoh. Jika Paulus yang begitu kelam masa lalunya, the worst of sinners, bisa diselamatkan dan menerima kelimpahan kasih karunia Allah, maka siapapun orangnya dengan berbagai latar belakang masa lalu yang terburuk sekalipun bisa menerimanya juga.
Firman Tuhan berkata bahwa siapapun yang menerima Kristus merupakan ciptaan baru (2 Korintus 5:17), yang akan terus menerus diperbaharui untuk semakin mengenal gambar Tuhan, yang telah menciptakan kita semua menurut gambar dan rupaNya sendiri. (Kolose 3:10). Ini berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. "dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu." (ay 11). Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Christ is all and in all, everything and everywhere, to all men, without distinction of person. Karena itulah kita orang-orang yang sudah diselamatkan wajib memiliki "belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran" untuk bisa menjangkau saudara-saudara kita yang masih belum mengenalNya. Karena bagi merekapun sebenarnya keselamatan disediakan Allah seperti halnya bagi kita.
Tuhan meminta kita untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa (Matius 28:19). Kita diminta untuk menjadi garam dan terang (Matius 5:13-16), bahkan diminta untuk bercahaya terang seperti matahari (13:43) bagi dunia, yang artinya secara universal, kepada siapapun karena merekapun layak untuk mendapatkan anugerah keselamatan. Sinar matahari tidak pernah pilih kasih dalam menyinari segala sisi dunia ini bukan? Kasih karunia Kristus sungguh tidak terbatas dan mampu menjangkau siapa saja meski yang paling sesat sekalipun. God can save anyone, and He does wish everyone to be saved. Karena itulah kita harus terus ingat untuk memanjatkan doa permohonan, syafaat dan ucapan syukur bagi semua orang. Kuasa doa sesungguhnya besar, dan Tuhan mendengar doa anak-anakNya yang berasal dari hati yang tulus. Allah begitu mengasihi semua manusia sehingga Dia rela mengaruniakan AnakNya untuk turun ke dunia ini, agar semua orang bisa memperoleh kesempatan untuk selamat dari kebinasaan dan beroleh hidup yang kekal. Tidak akan pernah sia-sia doa yang kita mohonkan, pada suatu saat nanti anda akan melihat bagaimana indahnya kuasa Tuhan menjamah dan mengubahkan hidup mereka.
Don't pray only for yourself, but pray for everyone, because God cares about them too
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (4)
(sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment