Sunday, December 9, 2012

Kuasa Tuhan Diatas Kelemahan Kita

Ayat bacaan: Keluaran 3:14
====================
"And God said to Moses, I AM WHO I AM and WHAT I AM, and I WILL BE WHAT I WILL BE" (English AMP)

Saya selalu merasa terinspirasi setiap kali melihat orang-orang yang secara fisik terbatas tapi mereka mampu melakukan sesuatu yan gbesar yang seringkali malah sanggup menghasilkan sesuatu jauh melebihi orang yang normal. Penyanyi atau musisi buta, orang dengan jari tangan kurang dari jumlah normal tapi piawai dalam bermain piano atau bahkan gitar, atau ada pula yang sanggup melakukan keduanya, menyanyi sambil bermain musik secara serentak dalam kelemahan mereka secara fisik. Saya melihat orang-orang yang sudah tua tapi masih bersemangat dalam berkarya, pendeta yang sudah sulit berjalan karena usia lanjut tapi masih berdiri di mimbar untuk menyampaikan Firman Tuhan kepada jemaat, bahkan ada anggota tim musik yang tidak punya kaki dan hanya satu tangan tapi sanggup aktif memberkati dengan bermain gitar. Mereka-mereka ini adalah sosok luar biasa yang membuktikan bahwa apa yang dipandang dunia sebagai kelemahan atau kekurangan ternyata bisa dipakai Tuhan untuk sesuatu yang besar. God can use people with limited capability, ordinary people like us to represent Him and the glory of Heaven.

Betapa seringnya kita hanya terfokus memandang keterbatasan dan kekurangan kita. Kita mengeluh atas kelemahan, atas apa yang tidak kita punya dan mengabaikan kelebihan kita, melupakan apa yang kita punya.  Kita merasa percuma dalam berjuang dan belum apa-apa sudah menyerah karena terlalu sibuk memandang segala keterbatasan kita. Kita meragukan kemampuan kita dan menutup sendiri pintu untuk berhasil. Ada beberapa kali kejadian di dalam Alkitab yang bisa kita lihat menggambarkan ketidakyakinan mereka untuk melakukan sesuatu sesuai dengan penugasan dari Tuhan. Alasan-alasan seperti keterbatasan secara fisik, usia yang terlalu muda dan lain-lain menggambarkan jelas keraguan mereka akan kesanggupan sendiri. Musa misalnya.

Musa pernah mengalami keraguan seperti itu ketika ia diutus Tuhan. Musa saat itu tidak lagi muda, dan ia merasa bahwa kemampuannya berbicara tidaklah baik.  Maka ketika Tuhan tiba-tiba memanggilnya dikala Musa sedang menggembalakan domba-domba milik mertuanya Yitro, ia pun langsung menyatakan keraguannya. Banyak pertanyaan hadir di benaknya dan itu ia sampaikan kepada Tuhan. Mari kita lihat dialog Musa dengan Tuhan berikut ini. "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" (Keluaran 3:11). Jawab Tuhan: "Bukankah Aku akan menyertai engkau?" (ay 12). Dia masih kurang yakin dan kembali bertanya. Lihatlah bagaimana jawaban Tuhan menanggapinya. "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." (ay 14). Dalam bahasa Inggrisnya lebih tegas: "I AM WHO I AM and WHAT I AM, and I WILL BE WHAT I WILL BE." Meski Tuhan sudah berkata sebegitu tegasnya, keraguan masih bagai kabut yang menutupi mata dan hatinya sehingga Musa tidak menangkap jelas jawaban Tuhan yang tegas itu dan masih memberi serangkaian pertanyaan. "Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." (4:11). Berat lidah, dalam bahasa Inggrisnya disebut "slow of speech and have a heavy and awkward tongue", itu berbicara mengenai keterbatasannya secara fisik. Tapi lihatlah jawaban Tuhan: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." (ay 11-12). Mungkin benar bahwa Musa punya kelemahan dalam hal berbicara. Musa jelas bukan orator atau politisi yang pintar bersilat lidah, ia pun bukan penyair atau pengarang lagu yang handal merangkai kata. Tetapi Musa lupa satu hal yang justru merupakan hal yang terpenting: Bukan kemampuan kita yang menentukan, tetapi kuasa Tuhanlah yang memampukan.

Di dalam Alkitab ada banyak kisah ketika Tuhan berulang kali membuktikan bahwa Dia sanggup memakai siapapun. Mulai dari gembala hingga teroris pembantai orang Kristen, mulai dari anak-anak, wanita hingga orang tua, orang berdosa, pemungut cukai, nelayan, pelacur, semua bisa diubahkan Tuhan menjadi saluran berkatNya dan Dia pakai secara luar biasa. Paulus yang luar biasa perannya ternyata punya latar belakang sangat buruk sebagai pembantai orang Kristen. Tapi dia bisa diubahkan begitu luar biasa dalam sekejap. Kita bisa bayangkan bagaimana jadinya tanpa adanya Paulus. Setelah Paulus aktif melayani, ia pun pada suatu kali pernah merasa terganggu atas kelemahannya dan meminta kepada Tuhan. Tetapi apa kata Tuhan? "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2 Korintus 2:9) Akhirnya Paulus pun menyadari bahwa bukan kemampuannya yang penting tetapi Tuhan lah yang memampukan, sehingga ia sampai pada satu kesimpulan, bahwa dalam kelemahannya-lah dia menjadi kuat. (2 Korintus 12:10).

Kelemahan kita, ketidak-sanggupan kita, keterbatasan, kekurangan bahkan ketidaklengkapan kita secara fisik sekalipun bisa dipergunakan Tuhan untuk menyatakan kuasaNya. Tuhan mampu memenuhi kita dengan kekuatan yang berasal daripadaNya sehingga dengan segala keterbasan kita, apa yang masih kita punyai tetap bisa dipakai untuk hal-hal yang baik dan luar biasa. Kita tetap bisa bersinar meski dalam keterbatasan. Yang pasti, jika itu rencana Tuhan, maka Dia sendiri telah menyediakan segala yang kita butuhkan secara cukup. Dalam pandangan kita atau manusia mungkin itu terlihat tidak cukup, tetapi jika Tuhan yang menghendaki, maka kita harus paham bahwa apapun bisa terjadi. Saya sudah bertemu langsung dengan begitu banyak orang yang justru bersinar terang di atas kelemahan mereka. Dalam melayani Tuhan pun demikian. Anda tidak perlu harus jadi superman terlebih dahulu untuk dipakai Tuhan. Anda tidak perlu jadi pendeta super dengan kemampuan sempurna untuk mampu melayani. Kita semua bisa dipakai Tuhan untuk menyatakan kemuliaanNya sesuai kapasitas kita masing-masing, dimanapun kita ditempatkan.  We all can be used for His glory. Berbagai latar belakang kita, selemah apapun, bisa diubah menjadi sumber berkat luar biasa. Dibalik segala kelemahan kita, kuasa Tuhan justru menjadi sempurna. Bahkan Firman Tuhan secara spesifik berbicara mengenai hal ini dengan panjang lebar. "Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti." (1 Korintus 1:25-28). Dalam segala keterbatasan kita, datanglah pada Tuhan dan dengarkan keinginan hatiNya. Kita akan terus bertumbuh dalam kekuatan, semangat, dan sukacita jika kita terus membangun hubungan dengan Bapa di Surga. Semua tergantung seberapa besar kita mau taat, seberapa besar kita mau mematuhi dan menuruti kehendakNya bagi hidup kita. Tuhan sudah berkata bukan kekuatan atau kemampuan kita yang penting, melainkan kuasaNya. "I AM WHO I AM and WHAT I AM, and I WILL BE WHAT I WILL BE." Kita harus menyadari betul bahwa "Akulah Aku", itu jauh lebih penting dari siapa aku. Berhentilah fokus terhadap kelemahan, tetapi maksimalkan terus apa yang ada pada kita. Tuhan mampu memberkati kita secara luar biasa lewat apapun yang ada pada kita hari ini, dan Dia sanggup memakai itu untuk menyatakan kemuliaanNya.

Kuasa Tuhan justru sempurna dalam kelemahan kita

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...