Ayat bacaan: Lukas 2:7
=================
"dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan."
Ada-ada saja permintaan artis yang merasa dirinya sudah besar. Industri dengan cepat membuat mereka naik daun lantas seperti tidak lagi menjejak bumi. Ada yang minta harus tinggal di hotel termewah, harus disediakan beberapa botol wine atau whisky di kamar hotelnya, bahkan ada yang aneh-aneh seperti coklat merek ini dan itu dalam jumlah tertentu dan sebagainya. Pejabat sama saja tingkahnya. Baru gabung di parlemen gayanya sudah berubah dan minta keistimewaan dalam segala hal. Mengantri dan macet pun tidak lagi bisa mereka tolerir. Jika manusia yang baru ngetop atau punya kekuasaan saja sudah berlaku seperti ini, saya berpikir bagaimana seharusnya Yesus, Raja di atas segala raja, disambut ketika mengunjungi dunia ini.
Sebagai Raja diatas segala raja yang turun ke bumi, apakah ada red carpet' yang dibentangkan buat Dia? Hotel bintang 5? Fasilitas terbaik yang ada di muka bumi ini? Pelayanan 24 jam? Adakah box bayi bertahta berlian dan berselimutkan emas, kain terlembut dan terhangat dengan mutu terbaik untuk membungkusnya? Tempat yang terbaik di dunia yang pernah ada? Sama sekali tidak. Yang terjadi justru sebaliknya. Ketika Yesus lahir, ternyata tidak ada satupun tempat penginapan yang ada pada waktu itu mau menampung kelahirannya berserta kedua orang tuaNya di bumi.
Bayangkan betapa repotnya Yusuf waktu itu membawa istri yang sedang hamil tua berkeliling dari satu tempat penginapan ke tempat penginapan lainnya untuk bisa merebahkan diri. Bagi Maria sendiri situasi itu tentu sangat menyiksa. Selain tersiksa harus berjalan jauh kesana kemari di saat hampir melahirkan seperti itu, adakah seorang ibu yang bermimpi untuk meletakkan bayinya di palungan yang notabene adalah tempat makanan ternak? Palungan tentu jauh dari kondisi bersih. Tapi itulah kondisi yang harus dihadapi Yusuf dan Maria, juga bayi Yesus. Alkitab mencatat jelas kondisi saat itu. "Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." (Lukas 2:7). Ironis sekali bukan? Disaat artis-artis atau pejabat yang baru naik menuntut fasilitas mewah dengan harga super mahal, Yesus justru sulit untuk sekedar mendapatkan tempat yang layak ketika lahir. Bagi orang lain dan hal-hal lain, ruang itu ada, tetapi bagi Yesus ternyata tidak ada. Bayangkan, Tuhan yang menciptakan seluruh dunia ini datang, tapi justru tidak ada sedikitpun ruang bagiNya.
Apa yang terjadi malam itu di Betlehem dua ribu tahun lebih yang lalu sesungguhnya masih sama hingga hari ini. Alangkah memprihatinkan ketika Kristus masih saja berada di bagian belakang atau terpinggirkan dalam kehidupan sebagian besar dari kita. Kita mengaku percaya, tetapi Dia hanya mendapat tempat jika kita butuh sesuatu saja, atau selama tidak mengganggu kesenangan kita. Ketika ada perintah-perintah dan larangan Tuhan yang terasa menghalangi kesenangan, maka dengan segera Tuhan pun dipinggirkan. Kita ingin Dia segera menolong kesesakan kita, tetapi begitu pertolongan itu tiba, secepat itu pula Dia kembali kita sisihkan. Tidak ada cukup tempat buat Yesus. Itu terjadi dua ribu lebih tahun yang lalu, hari ini hal yang sama pun masih terjadi.
Pantaskah kita memperlakukan Tuhan yang sudah meninggalkan tahtaNya untuk turun ke dunia yang penuh penderitaan ini untuk menyelamatkan kita dengan perlakuan seperti itu? Apabila hari ini kita bisa hidup dengan janji yang teguh akan keselamatan, jika hari ini kita bisa memasuki tahta Allah yang kudus dengan keberanian, hari ini kita bisa berhak untuk menerima segala janji Allah dalam kelimpahan, semua itu adalah berkat Yesus. Sudah seharusnya Dia mendapatkan posisi yang paling utama dan yang terbaik dari kita. Sudah seharusnya kita menyerahkan seluruh diri kita kepadaNya, mengasihiNya dan bersyukur kepadaNya kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (4)
(sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment