Ayat bacaan: Yohanes 19:30
=======================
"Sudah selesai."
Ada banyak film yang menggambarkan perjalanan kehidupan Yesus di muka bumi dalam berbagai versi. Mulai dari versi tahun 1961 berjudul King of Kings yang dibintangi dengan sangat baik oleh Jeffrey Hunter, hingga versi-versi lain yang terkadang tidak lagi memfokuskan diri kepada misi Yesus untuk turun ke dunia tetapi lebih kepada pemilihan sosok yang ganteng, bermata biru dan sebagainya. Bahkan ada pula yang 'nyeleneh' dalam artian berdasarkan interpretasi sendiri dan tidak mengacu kepada alkitab. Sebuah terobosan baru diambil oleh Mel Gibson yang menimbulkan pro dan kontra. "The Passion of the Christ", itu judulnya, memfokuskan diri kepada beberapa jam terakhir kehadiran Yesus di muka bumi ini. Di film itu dipertontonkan berbagai siksaan yang jelas di luar batas kemanusiaan, yang akan membuat kita bergidik ngeri, bahkan tidak lagi sanggup melihat filmnya. Visualisasi detail yang mengerikan itu membuat banyak orang menangis dan tercekam kengerian hingga tidak lagi berani menonton untuk kedua kalinya. Jika adegan yang terlihat itu seram, begitulah adanya. Fakta sejarah membuktikan bahwa bentuk cambuk yang dipakai Romawi pada saat itu memiliki cabang-cabang pada ujungnya yang biasanya diberi bulatan keras atau paku kecil, yang jika dilecutkan ke badan seseorang akan mencabik-cabik dagingnya. Lalu salib dari kayu yang sangat berat? Itupun benar. Bahkan aktor pemeran Yesus saja sempat mengalami pergeseran sendi bahu ketika memanggul salib yang konon katanya memiliki berat kurang lebih sama dengan salib yang saat itu digotong Yesus.
Rangkaian proses mengerikan seperti itu harus dilalui oleh Yesus demi memenuhi rangkaian kehendak Bapa. Demi siapa? Demi kita, manusia-manusia yang sudah terlalu penuh berlumur dosa. Seharusnya kitalah yang menerima itu semua, namun Yesuslah yang menggantikan kita semua dan menebus lunas dosa kita semua dengan pengorbananNya. Semua berawal dari kasih yang begitu besar, yang ternyata sanggup menggerakkan hati Bapa untuk melepaskan kita semua. Ayat yang menyatakannya berbunyi begitu indah. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16).
Apakah Yesus tahu bagaimana mengerikannya apa yang harus Dia lalui? Tentu saja. Bahkan dalam fisik manusianya Yesus sempat merasa ngeri. Tetapi ketaatan dan kasihNya yang besar bagi kita akhirnya sanggup membuat Yesus rela menyerahkan semua ke dalam tangan Bapa. "Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Yesus sangat mengasihi kita, dan Dia tahu betul bagaimana besarnya kasih Bapa kepada kita, dan untuk itu Dia mau melalui serangkaian proses mengerikan demi menggenapkan karya keselamatan sesuai kehendak Bapa yang diberikan bagi semua orang. Nubuatan lengkap mengenai kehidupan dan misi Yesus ketika di dunia pun sudah dinubuatkan oleh Yesaya (Bacalah Yesaya 52:13-53:12). Lihatlah cuplikan dari perikop ini."Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian." (Yesaya 53:5-6). All because of God's love to us.
Dan itulah tepatnya apa yang dilakukan Yesus. Dia mengambil alih semuanya dan menggenapi kehendak Allah secara sempurna. Jeritan nyaring sempat terdengar dari kayu salib, "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46), sebuah jeritan yang menggambarkan rasa kesepian yang luar biasa. Yesus tengah terpaku di atas kayu salib, all alone, seorang diri, menanggung beratnya dosa begitu banyak manusia. Begitu beratnya tumpukan dosa itu sampai-sampai Bapa pun memalingkan muka. Lalu pada akhirnya sebuah seruan nyaring berikutnya hadir tepat sebelum Yesus menghembuskan nafasNya yang penghabisan. (ay 50). Apa yang diserukan Yesus ini tidak ditulis dalam Injil Matius, tetapi tertulis jelas dalam Injil Yohanes. Apa yang dikatakan Yesus pada saat terakhir itu adalah: "Sudah selesai." (Yohanes 19:30).
Sudah selesai. Ya, selesai sudah penggenapan keinginan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan, dan memindahkan ke dalam keselamatan yang kekal. Sebuah karya penyelamatan yang luar biasa bagi umat manusia telah diselesaikan secara sempurna oleh Yesus. Penulis Ibrani mengatakan "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia." (Ibrani 9:27-28). Satu untuk semua, dan berlaku selamanya. Cukup satu kali saja Yesus hadir di dunia sebagai korban untuk menghapus dosa-dosa kita. Nanti Dia akan datang untuk kedua kalinya, tetapi bukan lagi untuk menyelesaikan persoalan dosa, karena semua itu "sudah selesai" Dia lakukan, melainkan untuk menjemput kita, orang-orang yang telah taat dan setia mengasihiNya, dan menghargai apa yang telah Dia lakukan dengan tetap hidup kudus tiada bercela. Dalam Yohanes 14:1-3 dikatakan bahwa Yesus akan kembali membawa kita ke tempatNya. "Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada."
Malam ini marilah kita ambil waktu khusus untuk mengucap syukur dan berterimakasih dengan setulus hati atas segala pengorbanan Kristus di atas kayu salib demi kita semua. Jika hari ini kita bisa mendatangi tahta Allah yang suci dan kudus tanpa rasa takut, jika kita bisa mendengar suaraNya dan merasakan hadiratNya saat ini, semua itu adalah buah dari karya penebusan Kristus. Itulah karunia kasih terbesar, there's no greater love than this. Yesus, Sang Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia telah menyelesaikan rangkaian kehendak Bapa dengan tuntas dan sempurna, sehingga kita yang seharusnya binasa kini telah dianugerahkan keselamatan kekal. Mari kita syukuri betul, dan selanjutnya memastikan agar jangan sampai semua pengorbanan Kristus itu menjadi sia-sia atas diri kita. Hiduplah kudus, setialah kepadaNya dan wujudkan kasihNya secara nyata dengan peran aktif kita menyampaikan kasih Tuhan kepada saudara-saudara kita lainnya.
"..oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh"
Friday, April 2, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
1 comment:
Tuhan Yesus baik... kasihNya ga pernah berubah.
Post a Comment