Ayat bacaan: Kejadian 18:6
=======================
"Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"
Setiap hari membaca koran, kolom surat pembaca hampir selalu diisi dengan keluhan tentang pelayanan yang buruk dari penulisnya. Berbagai jenis keluhan yang muncul di koran itu begitu beragam, mulai dari pelayanan purna jual yang buruk, merasa tertipu, dikasari dan sebagainya. Saat ini persaingan tidak saja berbicara mengenai mutu dan harga, tapi juga masuk ke dalam zona pelayanan. Sebaik-baiknya sebuah produk, jika tidak didasari dengan pelayanan yang baik lama kelamaan akan ditinggalkan oleh pelanggannya. Kesigapan, kecepatan pelayanan dalam menangani konsumen menjadi hal mutlak yang harus diperhatikan oleh penjual sebagai salah satu bagian penting dari pelayanan untuk memenuhi kepuasan konsumen. Costumer Service (CS) yang siaga 24 jam dan cakap dalam menangani keluhan konsumen menjadi sesuatu yang hari ini menjadi wajib untuk dimiliki perusahaan-perusahaan besar. Bahkan di internet pun CS lewat fasilitas chatting sudah semakin banyak disediakan oleh perusahaan. Pelayanan yang cepat, ramah dan cakap akan mampu memberikan perbedaan signifikan dari keberhasilan.
Sejak jaman dahulu firman Tuhan telah menekankan pentingnya memberi pelayanan yang baik ini. Mari kita lihat bagaimana reaksi Abraham ketika mendapat kunjungan 3 orang di kala ia sedang duduk lelah kepanasan di depan kemahnya. Mendapat kunjungan 3 orang istimewa seperti itu, kita melihat gambaran kesigapan Abraham dalam memberi pelayanan yang terbaik bagi mereka. "Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini." (Kejadian 18:4-5a). Tidak cuma sekedar kata, tapi lihatlah ayat selanjutnya, bagaimana Abraham dengan cekatan meminta Sara untuk menyediakan yang terbaik dengan secepat mungkin. "Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!" (ay 6). Sementara Sara menyediakan roti, Abraham pun kemudian bergegas menyediakan yang lainnya. "Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya. Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan." (ay 7-8).
Lihatlah bagaimana kesigapan Abraham dalam melakukan pelayanan yang terbaik bagi tamunya. Ia memberikan bentuk respon yang sangat cepat lebih dari apa yang diharapkan. Kita tahu usia Abraham sudah lanjut pada saat itu, dan ia tengah kepanasan. Jika ia bergerak lambat sekalipun mungkin kita bisa mengerti. Tapi tidaklah demikian. Meski ia sudah lanjut usia, Abraham ternyata masih mampu gesit dalam memberikan pelayanan terbaik. Tidak heran jika Abraham menjadi orang yang berhasil dan diberkati lewat gaya hidup seperti ini. Dalam contoh lain kita bisa melihat dalam Kejadian 24 bagaimana Ribka memberi sebuah layanan ekstra dalam memberi minum, bukan saja kepada Eliezer melainkan juga kepada kesepuluh unta bawaannya. Tidak saja sekedar memberi air, tapi juga dikatakan memberi hingga puas. Apa yang dilakukan Abraham dan Ribka menunjukkan sebuah bentuk pelayanan yang sangat baik, sebuah service excellence yang luar biasa. Di kemudian hari Yesus mengajarkan hal yang sama mengenai hal ini. "Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil." (Matius 5:41). Memberi lebih dari yang diminta atau diharapkan, memberi sebuah service atau layanan ekstra mile. Ketika mil pertama kita lakukan sebagai kewajiban, mil kedua kita lakukan sebagai penghargaan bagi kemuliaan Tuhan.
Apa yang ditunjukkan oleh Abraham dan Ribka sungguh masih berlaku bagi kita hari ini. Apalagi di tengah dunia yang semakin mementingkan kecepatan seperti sekarang. Sikap seperti ini perlu dimiliki oleh kita semua, termasuk dalam pekerjaan kita. Berikan yang terbaik bukan hanya sebagai kewajiban tetapi terlebih karena kita mengasihi Tuhan dan ingin memuliakan Tuhan lewat segala sesuatu yang kita kerjakan. Konsep seperti ini akan mampu memberi perbedaan signifikan yang mengarah kepada keberhasilan. Jangan pernah puas untuk memberi "performance" standar sesuai kewajiban, tapi mari kita melangkah memasuki mil kedua sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Tuhan yang tidak pernah habis-habisnya memberkati kita.
Bertindak cekatan dalam memberi yang terbaik akan mampu menjawab tantangan menghadapi persaingan di dunia usaha hari ini
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment