Thursday, April 1, 2010

The Power of Rejoicing

Ayat bacaan: Nehemia 8:11b
========================
"Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!"

Kebanyakan manusia mengasosiasikan sukacita sebagai suatu perasaan dimana tidak ada penderitaan atau permasalahan yang sedang menimpa mereka. Artinya, sukacita seringkali dihubungkan dengan kondisi atau keadaan yang sedang dialami. Jika sedang menghadapi persoalan, itu tandanya sukacita pun harus dihilangkan sejenak dari hidup kita, setidaknya hingga situasi bisa menunjukkan perubahan terlebih dahulu. Sebab bagaimana mungkin bersukacita jika sedang dalam keadaan tersesak? Bukankah itu tidak mungkin? Itu pandangan sebagian besar dari kita. Sebenarnya sebuah sukacita bukanlah seperti itu. Sukacita sesungguhnya tidak tergantung dari apa yang sedang kita alami atau rasakan. Bagaimana bisa demikian? Sebab sukacita yang sesungguhnya itu seharusnya berasal dari Tuhan dan tidak boleh tergantung dari manusia, situasi, kondisi atau keadaan apapun.

Firman Tuhan datang lewat Nehemia: "Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!" (Nehemia 8:11b). Sukacita karena Tuhan, itulah yang menjadi perlindungan kita. Artinya tidak saja sukacita itu tidak tergantung dari keadaan atau kondisi yang tengah kita hadapi, tetapi seharusnya sukacita itu pun bisa memberikan sebuah kekuatan tertentu untuk bisa bertahan bahkan menjadikan kita keluar sebagai pemenang ditengah kesesakan apapun. The power of joy, the power of rejoicing, itu bisa dimungkinkan karena sukacita itu berasal dari Tuhan.

Mari kita lihat bagaimana Paulus mengaplikasikan sebentuk sukacita ini dalam perjalanan pelayanannya. Setelah bertobat, hidup Paulus bukanlah menjadi lebih gampang. Justru setelah itu ia mengalami berbagai tekanan, siksaan, deraan bahkan ancaman yang setiap saat bisa menamatkan nyawanya. Tapi apakah Paulus menyesal mengambil jalan bertobat? Tidak. Ia terus konsisten dalam mewartakan firman Tuhan kemanapun ia pergi, apapun taruhannya. Bukan itu saja, sukacita pun dengan jelas tetap menyertainya. Lihat apa katanya: "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! ... Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:4,6-7). Dan dengan tegas ia juga menyatakan "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (ay 13). Inilah bentuk iman Paulus yang tahu betul bagaimana pentingnya memiliki sukacita yang berasal dari Tuhan, yang mampu memberikannya kekuatan dalam menghadapi berbagai masalah dalam pelayanannya. Berada dalam penjara? Paulus tidak patah semangat. Dia tidak menganggap penjara sebagai sebuah halangan, kendala atau kerugian, tapi justru sebagai kesempatan atau keuntungan baginya. Ia mempergunakan ruang penjaranya bukan sebagai tempat untuk meratapi nasib, tapi mengubahnya sebagai pusat penginjilannya. Banyak surat ia tuliskan berasal dari dalam penjara. Ia terus membagi sukacita kerajaan Allah dan tips-tips kehidupan yang penuh kemenangan seperti apa yang ia alami. Sebuah sukacita yang berasal dari Tuhan tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar. Semua itu sesungguhnya adalah sebuah pilihan bagi kita. Apakah kita mau membiarkan diri kita dikuasai masalah dan kemudian kehilangan sukacita, atau kita mau memakai sukacita ini sebagai kekuatan yang memampukan kita menghadapi badai apapun dengan tegar.

Apa yang terjadi saat ini menekan hidup kita? Apa yang kita alami rasanya sungguh tidak adil? Permasalahan terus timbul dan membuat kita kesulitan? Paulus menanggapinya seperti ini: "Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita." (Filipi 1:18b). Seperti itu pula hendaknya prinsip hidup kita. Jangan sampai kita menyerah dikalahkan oleh masalah, jangan sampai pula berbagai tekanan hidup itu menjadi jalan masuk bagi iblis untuk merampas kemenangan kita. Pergunakanlah the power of rejoicing dari Tuhan sebagai kekuatan yang memampukan anda menghadapi semuanya dengan tegar. Dengan adanya sukacita Kerajaan Allah dalam hidup kita, maka kita bisa bebas dari kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan. Masalah boleh hadir, tapi sukacita harus tetap tinggal di dalam diri kita, sebab sukacita karena Tuhan, itulah perlindunganmu!

Sukacita yang berasal dari Tuhan tidak akan terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang kita hadapi

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...