Saturday, April 3, 2010

Membuka Tabir

Ayat bacaan: Ibrani 10:19-20
=======================
"Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri."

tabir terbukaTidak semua narasumber mau bertemu dengan wartawan. Untunglah saya berkecimpung di dunia musik dimana saya belum pernah mengalami penolakan karena dianggap "hanya" wartawan, yang artinya punya level atau status jauh di bawah yang bersangkutan. Tetapi seorang teman wartawan politik pernah mengalaminya. Teman saya itu bercerita bahwa pada suatu ketika ia mendekati seorang konglomerat ternama yang tidak usah saya sebutkan namanya untuk menanyakan sesuatu. Konglomerat itu dengan dingin berkata, "anda tidak layak menanyai saya. Sesuai tingkatan, hanya redaktur andalah yang berhak, bukan anda." Pahit memang, tetapi begitulah kehidupan wartawan ketika berhadapan dengan narasumber besar. Ada strata atau tingkatan dalam kehidupan yang akan membuat kita terkadang sulit untuk bertemu dengan orang yang berada di level teratas. Seorang karyawan terendah dalam sebuah perusahaan mungkin belum atau tidak akan pernah bertemu dengan pemilik atau pimpinan tertinggi di perusahaannya bekerja. Kecuali pada momen-momen tertentu, kita pun tidak akan bisa bertemu dengan Presiden atau mungkin Walikota sekalipun sesuka hati kita.

Sebelum Yesus turun ke dunia, birokrasi untuk bertemu Tuhan pun sungguh sulit. Dalam Alkitab kita banyak menjumpai bahwa mendengar suara Tuhan saja bisa menyebabkan kematian, apalagi jika berhadapan atau melihat Allah secara langsung. Inilah sebuah konsekuensi akibat kejatuhan manusia dalam dosa. Tuhan tidak lagi bisa dijumpai secara langsung, kecuali melalui para nabi, orang-orang yang dipilih Tuhan secara langsung. Mereka inilah yang bertugas untuk mendengar isi hati Tuhan dan kemudian menyampaikannya kepada manusia. Perhatikan sebuah contoh ketika Tuhan hendak menurunkan 10 Perintah Allah kepada Musa. (Keluaran 19). Disana Tuhan menampakkan diri kepada Musa, tetapi seluruh bangsa Israel dilarang untuk naik ke atas gunung Sinai dan melewati pembatas. "Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa. Juga para imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah menguduskan dirinya, supaya TUHAN jangan melanda mereka." (Keluaran 19:21-22). Kekudusan Tuhan terlalu kuat untuk bisa didekati oleh manusia yang penuh dengan selubung dosa. Imam besar sekalipun hanya diijinkan untuk masuk ke ruang Mahakudus sekali setahun saja. (Ibrani 9:25). Hubungan antara manusia dengan Penciptanya, dengan Tuhan terputus begitu lama oleh dosa. Terus terputus, sampai akhirnya Yesus turun ke dunia, mengambil rupa seorang hamba dan menuntaskan seluruh kehendak Bapa atas dasar begitu besarnya kasih Allah kepada kita. Lewat wafatNya di atas kayu salib Yesus pun memulihkan hubungan itu.

Itulah tepatnya yang terjadi ketika Yesus wafat. Dalam Alkitab jelas digambarkan sebuah fenomena luar biasa yang terjadi pada saat itu. "Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah." (Markus 15:38). Sekat pembatas yang telah begitu lama menghalangi manusia untuk berjumpa dengan Tuhan pun hancur sudah. Jalan yang tadinya tertutup kini terbuka. Hari ini kita tidak lagi perlu melewati perantara untuk dapat masuk ke tahta kudus Tuhan, menikmati hadiratNya yang kudus. Karena kini Yesus sendirilah yang secara langsung menjadi perantara. Akhirnya sebuah ayat yang indah pun hadir buat kita. "Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri." (Ibrani 10:19-20). Yesus telah membuka jalan sehingga hari ini, siapapun kita, dimanapun dan kapanpun, kita bisa menghampiri tahta kasih karunia Tuhan tanpa rasa takut lagi. "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16).

Apa yang diberikan oleh Yesus sungguh luar biasa tak terhingga besarnya. Kita dianugrahkan keselamatan, kita ditebus dari dosa-dosa dan segala hal yang merintangi hubungan kita dengan Tuhan. Sebuah pemulihan hubungan yang merubuhkan sekat-sekat pembatas antara manusia dan PenciptaNya, sehingga kedamaian dan sukacita bisa kita rasakan dalam hadirat Tuhan hari ini secara langsung. Ada janji keselamatan disematkan pada kita semua yang mampu menjaga diri untuk taat dan setia sampai akhir. Semua ini sungguh besar nilainya. Karena itu marilah kita sama-sama merenungkan betapa besar kasih Allah kepada kita sehingga kita yang tidak layak ini bisa menerima anugerah begitu besar dariNya.

Yesus menghancurkan sekat pembatas dan menghadiahkan kita keselamatan

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...