(sambungan)
Paulus tidak meminta hak khusus untuk tidak bekerja, meskipun waktu dan fisiknya jelas tersita untuk melayani kemana-mana. Ia mengalami deraan, siksaan dan sebagainya, namun ia tetap bekerja. Bahkan lebih dari sekedar untuk membiayai pelayanan, Paulus pun menyatakan bahwa ia bekerja agar bisa memberi, membantu orang lain. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35).
Dari rangkaian fakta ini kita bisa menyimpulkan bahwa Paulus sangat sadar ia bisa memuliakan Tuhan lewat pekerjaannya. Tidak bersungut-sungut dalam melayani dan bekerja sekaligus, membiayai pelayanannya dan rekan-rekan, plus memberi bantuan kepada orang lain, bukankah semua itu merupakan sesuatu yang berharga di mata Tuhan? Artinya jelas, ada makna spiritual yang harus terkandung di dalam pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari.
Firman Tuhan berkata: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Ayat ini mengikuti ayat sebelumnya yang berbunyi "Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan." (ay 22). Ada sebuah alasan yang lebih dari sekedar menyambung hidup atau memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam bekerja, yaitu untuk menyenangkan hati Tuhan. Dan karena itulah kita dituntut untuk bekerja dengan serius dan sungguh-sungguh, bukan seperti untuk manusia melainkan seperti untuk Tuhan.
Tokoh reformasi gereja Martin Luther pernah berkata: "Even if I knew that tomorrow the world would go to pieces, I would still plant my apple tree." Martin akan tetap bekerja dengan semangat dan keseriusan yang sama meski besok dunia hancur lebur.
Semua ini bisa membuka cakrawala pemikiran kita bahwa sudah seharusnya pekerjaan kita memiliki nilai spiritual yang sama dalamnya dengan segala kegiatan kerohanian kita seperti berdoa, membaca firman Tuhan, beribadah, bersekutu dan sebagainya. Bekerja merupakan hal yang sangat penting, bukan saja karena Tuhan tidak menyukai orang malas, tetapi karena ada banyak hal yang bisa kita lakukan di dalamnya untuk menyatakan kemuliaan Tuhan.
Oleh sebab itu kita harus memandang dan memperlakukan pekerjaan kita sama serius dan dalamnya seperti segala kegiatan kerohanian kita. Mulai hari ini, mari kita sama-sama pastikan bahwa kita telah meletakkan profesi, pekerjaan atau apapun yang kita lakukan kepada Tuhan dan menjadikannya sebagai salah satu ibadah kita.
Ada makna spiritual yang seharusnya terkandung di dalam pekerjaan. Pray often, Work Hard, Trust God
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
1 comment:
Shalom Pak,
Terima kasih dalam renungannya, adapun yang mau saya berikan sedikit dalam kata "Work Hard"
Kalau kata Work Hard itu mengacu kepada Kekuatan Fisik yang dimiliki seseorang, kalau saya pribadi, Anak-anak Tuhan dipersiapkan bukan untuk Work Hard Pak, melainkan Work Smart sehingga di dalam dunia pekerjaan, Anak anak Tuhan mampu mempermuliakan Nama Tuhan.
Semoga memberkati dan Tuhan Yesus Memberkati. Amin.
Post a Comment