Ayat bacaan: Yohanes 13:14-15
=================
"Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."
Kompetisi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita. Hampir setiap hari hampir di semua bagian kehidupan ini kita dituntut untuk bersaing. Mulai dari siapa yang lebih disayang diantara saudara, persaingan dalam studi, berlanjut pula dalam dunia pekerjaan. Persaingan antar tetangga tidak kalah sengit, tidak sedikit pula yang bersaing dalam soal jodoh. Bersaing dalam batas-batas tertentu itu baik. Kita bisa termotivasi untuk memberi yang terbaik dari diri kita untuk bisa memenangkan persaingan. Tetapi dalam kadar berlebih persaingan bisa berakibat sangat buruk. Persaingan yang tidak bisa dikendalikan bisa membuat kita lupa diri, tega menyikut atau menghancurkan orang, menghalalkan segala cara demi memenangkan persaingan. Karena hal ini biasa bagi dunia, pola pikir kita pun lama-lama bisa terkontaminasi. Kita jadi terbiasa dengan itu semua, lalu mulai terpengaruh untuk melakukannya. Saat itu terjadi, kasih sudah tidak lagi ada dalam hidup kita.
Siapa yang lebih hebat, lebih pintar, lebih jago, lebih kaya, dan lebih-lebih lainnya, anda atau saya? Itu bisa jadi ada di dalam pikiran kita dalam berbagai situasi. Pola pikir seperti ini bukan saja miliki orang-orang di jaman modern seperti sekarang ini, tetapi pada masa Yesus turun ke bumi pun pemikiran seperti itu ternyata sudah ada. Lihatlah persaingan di antara murid Yesus sendiri mengenai siapa yang terbesar di antara mereka. Bukan cuma bersaing sehat, mereka sampai bertengkar demi memperebutkan posisi itu. "Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka." (Lukas 9:46). Kalau dipikir-pikir, betapa ironisnya hal ini. Yesus selalu memberikan keteladanan yang luar biasa, tetapi justru murid-muridNya sendiri tidak bisa meneladani itu dan masih terpengaruh oleh pola pikir dunia.
Lihatlah perilaku kedua anak Zebedeus, yaitu Yohanes dan Yakobus. Keduanya meminta tolong ibu mereka agar mendapat tempat duduk kemuliaan di Kerajaan Kristus. Karena sayang anak, si ibu pun menurut. Ia mendatangi Yesus untuk menyampaikan permintaan anak-anaknya. "Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." (Matius 20:21). Apa respon Yesus? "Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta." (ay 22a).
Yesus berkata sesungguhnya ibu dan kedua anaknya ini tidak mengerti apa yang mereka minta. Mereka hanya tertarik pada jebakan kekuasaan, tetapi mereka melupakan sisi lainnya, yaitu pengorbanan. Mereka tidak mengerti bahwa siapa yang terbesar menurut Kerajaan Allah bukanlah yang paling hebat,paling besar atau lainnya seperti tingkatan menurut dunia, melainkan justru yang terkecil. "Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." (Lukas 9:48b). Dengarlah apa kata Yesus berikut ini: "Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu." (Matius 20:25-27). Apakah Yesus hanya menuntut kita untuk melakukan itu? Sama sekali tidak. Yesus sudah mencontohkan sendiri, memberikan keteladanan akan hal ini sepanjang masa hidupNya di dunia hingga tugasnya selesai di kayu salib. "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (ay 28).
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home » Renungan Harian » Keteladanan dari Handuk dan Baskom (1)
Monday, March 21, 2016
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment