Ayat bacaan: Matius 13:46
===================
"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Masing-masing orang punya pendapat berbeda mengenai apa yang paling berharga baginya. Apapun itu, untuk hal yang paling berharga biasanya orang rela menggunakan tenaga dan waktu sepenuhnya, bahkan kalau perlu mengorbankan segala yang ia miliki. Usaha seratus persen, fokus seratus persen, pengorbanan seratus persen. All to get the most precious thing to them. Dengan kata lain, apa yang paling berharga bagi seseorang biasanya akan mudah terlihat dari usaha, perjuangan dan pengorbanannya untuk bisa memperolehnya.
Satu hal yang jarang kita perhatikan adalah ketika fokus kita bergeser dari taat mengikuti rencana dan waktunya Tuhan kepada hal-hal mengejar keperluan duniawi. Ada berapa banyak musisi yang kemudian rela menjual imannya agar bisa tenar dan kaya? Di luar sana sudah ada banyak korban, di sini pun sama. Mereka bisa mencapainya dalam waktu singkat, tapi biasanya mereka bagai komet yang kemudian hilang tak berbekas, atau malah berakhir tragis. Keinginan orang untuk maju, untuk sukses, untuk bisa meningkat terutama secara finansial itu tentu wajar. Yang harus diwaspadai adalah ketika fokusnya bergeser karena keinginan-keinginan ini kemudian mengambil alih arah tujuan kita dalam mencapai keselamatan kekal. Bisakah Tuhan memberikan segala kemakmuran? Bisa, sangat bisa, lebih dari bisa. Tetapi masalahnya kita cenderung tidak sabar. Kitanya belum siap, tapi sudah menuntut terlalu banyak. Kita tidak ingin proses tapi mau langsung instan. Kita menuntut hak tapi mengabaikan kewajiban. Iblis akan dengan senang hati memanfaatkan celah seperti ini untuk menghancurkan kita. So, becareful of what you wish for.
Seberharga-berharganya yang kita miliki saat ini, bagaimana dengan kesempatan untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga pada kehidupan yang kekal kelak? Seberapa berhargakah sebuah keselamatan yang sebenarnya sudah diberikan dalam Kristus kepada setiap orang percaya? Kita tahu itu penting, dan tidak ada satupun manusia yang dengan sengaja ingin masuk ke pintu berbeda. Meski sebagian orang merasa sangat gaya memakai atribut-atribut yang berbau iblis, saya yakin mereka pun tidak kepingin disiksa dalam api neraka untuk selamanya. Sayangnya pandangan yang terus semakin kabur karena silaunya keinginan-keinginan sesaat di dunia seringkali membuat kita keliru mengambil langkah. Semua ingin selamat, tapi ada berapa banyak orang yang mau mengorbankan segala kenikmatan dunia yang bergelimang dosa agar tidak kehilangan kesempatan masuk dalam Kerajaan Surga? Seberapa besar daya juang dan usaha maupun pengorbanan yang siap kita berikan untuk itu? Dan sebesar apa itu dibandingkan dengan usaha kita untuk memperoleh hal-hal yang sifatnya fana?
Kenyataannya, seringkali kenikmatan-kenikmatan semu dunia membuat orang lupa akan betapa berharganya Surga itu. Mata mereka seolah tertutup oleh semua hal duniawi. Demi menumpuk kekayaan, banyak orang rela mengorbankan idealisme dan kejujurannya, kemudian korupsi, mengambil apa yang bukan haknya. Demi harta dan jabatan bisa membuat orang menghalalkan segala cara, biarpun hal tersebut tidak benar di mata Tuhan. Obat-obatan terlarang bagi pemakainya dianggap memberi kenikmatan, dan mereka rela memberi segala milik mereka untuk membeli obat-obat terlarang itu. Gara-gara judi dan berharap untung besar orang rela menjual semua milik mereka hingga berhutang. Demi cinta, banyak orang rela mengorbankan imannya. Banyak orang lebih memilih untuk memprioritaskan hidupnya demi pekerjaan kemudian mengesampingkan meluangkan waktu buat keluarganya, apalagi buat Tuhan. Karena ingin kaya, mereka rela mengambil langkah-langkah yang tidak sesuai dengan kebenaran firman bahkan dengan santai mengikat perjanjian dengan kegelapan. Ada banyak contoh lain yang akan sangat mudah kita ambil. Entah sadar atau tidak, mereka rela melepaskan Kerajaan Surga demi mendapatkan segala sesuatu yang hanya semu dan sementara sifatnya.
Ayat bacaan hari ini adalah tentang sebuah perumpamaan akan pentingnya arti Kerajaan Surga. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." (Matius 13:44-46).
Bayangkan saat anda menemukan harta sangat berharga terpendam di sebuah lahan. Kalau anda tahu itu, anda tentu berusaha dengan segala daya upaya untuk bisa memiliki lahan tersebut bukan? Lantas contoh lainnya, ketika anda tahu ada sebuah mutiara yang sangat langka dan tak ternilai harganya, anda pun tentu akan siap menjual harta milik anda sekarang untuk bisa membelinya. Ini adalah dua contoh sederhana mengenai Kerajaan Surga yang seharusnya kita pandang sebagai sesuatu yang paling berharga. Sesuatu yang layak diperjuangkan, sesuatu yang layak diusahakan, sesuatu yang layak untuk dikejar. Saat kita malah menomorduakan itu dan lebih memilih yang harganya jauh dibawah itu, when we decide to go after the less valuable things, tidakkah itu merupakan keputusan yang gegabah dan keliru?
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (4)
(sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment