Thursday, January 1, 2015

Dalam Pengawasan Tuhan Sepanjang Tahun (1)

Ayat bacaan: Ulangan 11:12
==================
"suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun."

Saya menikmati hadirnya fajar di hari pertama tahun 2015 tadi pagi. Saya mengucap syukur bahwa saya masih diberi kesempatan memasuki tahun yang baru dengan harapan baru. Rahmat Tuhan yang baru setiap pagi menyapa kita semua yang tentu akan sangat kita perlukan untuk menjalani tahun ini dengan baik. Seperti apa tahun 2014 bagi anda? Mudah-mudahan tahun kemarin menjadi tahun yang indah bagi anda, dimana anda merasakan langsung bagaimana Tuhan menjaga, melindungi dan menyertai anda dalam setiap langkah. Sebagian dari teman-teman mungkin menganggap tahun kemarin sebagai tahun yang tidak terlalu baik bahkan sulit. Secara umum, tahun 2014 memang cukup berat karena harga-harga bahan pokok sempat mencapai nilai tertinggi yang bahkan berat untuk keluarga kelas menengah sekalipun. Beberapa keluarga yang saya kenal sudah tidak lagi sanggup makan daging karena harganya tidak terjangkau, harga beras yang melonjak membuat banyak rumah tangga memilih mengencangkan ikat pinggang dengan makan lebih sedikit. Kesibukan kalangan elite di dunia politik untuk berebut naik ke tampuk atas lebih penting ketimbang pemenuhan kebutuhan pokok di kalangan masyarakat kelas bawah. Malah harga tahu dan tempe saja sempat melonjak gila-gilaan, membuat orang-orang yang hidupnya susah menjadi tidak tahu lagi harus makan apa untuk memenuhi kebutuhan paling mendasar. Mudah-mudahan pemerintahan yang baru jauh lebih baik dan peka terhadap teriakan rakyatnya, bukan lagi seperti pemerintahan terdahulu yang sibuk berbagi kekuasaan tanpa melihat kompetensi masing-masing pejabat untuk menjaga kursinya agar tidak digoyang. Mudah-mudahan juga, pemerintahan yang sekarang bisa bekerja maksimal dan tahu bagaimana mengatasi serangan lawan-lawan politik yang bisa sangat menyulitkan berjalannya roda pemerintahan dengan baik.

Saya menyambut tahun yang baru ini dengan optimis. Tuhan sudah menjanjikan rahmatNya yang selalu baru setiap pagi. (Ratapan 3:22-23). Dan itu sudah cukup bagi saya untuk bersemangat memasuki tahun yang baru. Banyak pengamat memprediksikan bahwa tahun 2015 akan menjadi tahun yang tetap berat atau bahkan lebih buruk dari kemarin, orang-orang yang merasa bisa membaca masa depan berebutan menyampaikan ramalannya, tetapi saya tetap optimis dengan berpegang kepada janji Tuhan yang 'ya' dan 'amin'. Tuhan adalah Allah yang setia dan tidak akan pernah melanggar janjiNya. Apa yang harus kita perhatikan adalah hidup dengan pengharapan penuh kepadaNya dan melakukan Firman, tidak melenceng ke kanan dan kiri agar semua janji tersebut tidak luput dari kita.

Masalahnya, seringkali kita tidak menyadari bahwa Tuhan sudah begitu banyak berbuat kebaikan untuk kita. Tapi saat masalah datang, kita segera lupa akan hal itu dan kembali bersungut-sungut. Itulah yang terjadi pada bangsa Israel dibawah kepemimpinan Musa. Saat mereka keluar dari perbudakan di Mesir untuk masuk ke tanah yang dijanjikan Tuhan, bangsa Israel sebenarnya sudah mengalami begitu banyak penyertaan Tuhan sepanjang perjalanan mereka. Mulai dari tiang api dan tiang awan untuk menghangatkan disaat dingin dan memayungi mereka disaat panas: "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu." (Keluaran 13:21-22), burung puyuh yang diberikan Tuhan karena mereka bersungut-sungut hanya makan roti terus menerus (Keluaran 16:13) dan sebagainya. Sebuah mukjizat besar bahkan mereka alami langsung saat Tuhan membelah laut Teberau sehingga mereka bisa berjalan melewati laut itu sementara Firaun dan tentaranya habis tersapu laut yang kembali menutup di saat mereka melintasinya. (Keluaran 14). Ini baru beberapa dari bukti nyata penyertaan Tuhan yang mereka alami sendiri.

Apakah bangsa Israel ini menjadi teguh imannya dan bisa percaya penuh kepada Tuhan? Sayangnya tidak. Bangsa Israel malah menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa yang keras kepala dan tidak tahu terima kasih. Mereka terus berulang-ulang menunjukkan sikap buruk mereka, baik lewat keluh kesah bahkan menyembah ilah lain hingga beberapa generasi selanjutnya. Musa sudah mengingatkan mereka bahwa mereka seharusnya sadar bahwa mata mereka sendiri sebetulnya sudah menyaksikan segala perbuatan besar Tuhan. "Kamu tahu sekarang--kukatakan bukan kepada anak-anakmu, yang tidak mengenal dan tidak melihat hajaran TUHAN, Allahmu--kebesaran-Nya, tangan-Nya yang kuat dan lengan-Nya yang teracung, tanda-tanda dan perbuatan-perbuatan yang dilakukan-Nya di Mesir terhadap Firaun, raja Mesir, dan terhadap seluruh negerinya; juga apa yang dilakukan-Nya terhadap pasukan Mesir, dengan kuda-kudanya dan kereta-keretanya, yakni bagaimana Ia membuat air Laut Teberau meluap meliputi mereka, ketika mereka mengejar kamu, sehingga TUHAN membinasakan mereka untuk selamanya; dan apa yang dilakukan-Nya terhadapmu di padang gurun, sampai kamu tiba di tempat ini; pula apa yang dilakukan-Nya terhadap Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, anak Ruben, yakni ketika tanah mengangakan mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya, kemah-kemah dan segala yang mengikuti mereka, di tengah-tengah seluruh orang Israel." (Ulangan 11:2-6). Dan sebuah ketegasan pun dikatakan oleh Musa: "Sebab matamu sendirilah yang telah melihat segala perbuatan besar yang dilakukan TUHAN." (ay 7).

(bersambung)

1 comment:

Vsgs said...

artikel yang mengutakan.. thanks ya. Gbu

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...