Friday, April 17, 2009

Mempergunakan Talenta

Ayat bacaan: Matius 25:15
===================
"Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat."

mempergunakan talenta, memaksimalkan talenta, bakat, potensiDari segi pendidikan formal, saya tidak ada apa-apanya. Siapalah saya ini. Saya cuma tamatan SMA. Sempat kuliah, tapi kemudian tidak saya selesaikan. Jadilah saya seorang tanpa gelar, yang dalam dunia modern tidak berarti apa-apa. Tidak ada embel-ember Dr, Ir, SH, SE, ST atau apapun itu di depan dan belakang nama saya. Tapi mari saya bagikan sebuah cerita mengenai kehidupan saya. Saya sejak kecil menyukai musik jazz. Saya tidak pernah mendapat pendidikan formal dalam bahasa Inggris, namun saya sedikit-sedikit bisa berbicara dan setidaknya memahami tanpa masalah berarti. Saya menyukai dunia desain. Siapa sangka, saya yang bagaikan "kartu mati" di dunia lowongan pekerjaan ternyata saat ini bisa menjadi seorang dosen, sekaligus mengelola sebuah situs musik yang sudah menghasilkan pendapatan yang lumayan mencengangkan? Tuhan sanggup memberkati pekerjaan kita, jika kita mengerjakannya sungguh-sungguh. Pekerjaan Tuhan seringkali misterius bagi kita, maksud saya, sulit untuk dicerna secara nalar manusia yang terbatas, diluar kesanggupan logika kita mencerna. Dan satu hal lagi yang penting, yang saya angkat hari ini sebagai tema renungan, adalah bagaimana Tuhan memberikan talenta kepada semua orang tanpa terkecuali. Ada bekal yang diberikan Tuhan bagi setiap kita, bekal yang bisa menjadi modal berharga dalam kehidupan kita.

Ini sebuah hal yang terkadang luput dari pengamatan kita. Ada banyak orang yang menyesali hidupnya di masa lalu mengenai pendidikan. "Ah..seandainya saya dulu kuliah di A, pasti saya sukses.." , "jika saja saya belajar B, pasti sekarang saya sudah hidup enak..", dan sebagainya. Mudah bagi kita untuk menjadikan masa lalu sebagai kambing hitam yang empuk, namun sulit bagi kita untuk menggali potensi apa yang sebenarnya telah Tuhan tanam dalam diri kita sejak awal. Ada banyak orang yang menyalahkan nasib, atau bahkan menyalahkan Tuhan atas kesulitan hidupnya. Ada banyak yang iri dengan kesuksesan orang lain, atau menginginkan talenta yang dimiliki orang lain. Padahal, Tuhan memberikan semua orang talenta tertentu, dalam jumlah tertentu, yang dalam Alkitab dikatakan sesuai dengan kesanggupannya. "Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya.." (Matius 25:15). Dari ayat bacaan hari ini, kita melihat bahwa semua orang diberikan talenta. Tidak ada yang tidak. Semua talenta bisa menjadi sangat istimewa apabila kita tahu bagaimana mengembangkannya, apapun talenta itu, tidak peduli sekecil apapun talenta itu. Semua bisa menjadi sangat luar biasa, ketika kita memaksimalkan talenta kita, mengerjakannya sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan, dan siapapun anda dan saya, kita akan sama-sama menyaksikan bagaimana Tuhan memberkati usaha kita secara luar biasa.

Kembali ke ayat bacaan hari ini yang diambil dari perikop "Perumpamaan Tentang Talenta" (Matius 25:14-30), kepada hamba yang melipatgandakan talenta yang dipercayakan tuannya, baik yang diberi 5 talenta maupun yang diberikan 2 talenta, jawaban yang diberikan adalah sama. "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." (ay 21,23). Maka jelaslah apa yang dimaksud Yesus kemudian: "Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." (ay 29). Tidak mempergunakan talenta, tidak memaksimalkan talenta, apalagi tidak tahu apa talenta yang disediakan Tuhan bagi kita, itu sama artinya dengan tidak menghargai berkat Tuhan. Ini adalah sebuah kesalahan besar, yang bisa berakibat fatal, menjerumuskan kita ke gelapan yang paling gelap, dimana hanya ada ratap dan kertak gigi. (ay 30).

Saya sudah sering mengatakan bahwa Tuhan sanggup memberkati dengan ajaib, penuh mukjizat, tapi seringkali Tuhan menyediakan kail dan kolam yang penuh ikan. Kita tetap harus bekerja sungguh-sungguh, dengan serius, dan tetap melibatkan Tuhan di dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Dan Tuhan pun akan memberkati pekerjaan kita. Adalah salah besar jika kita mengasihani diri secara berlebihan dan menganggap talenta orang lain jauh lebih hebat dari kita. Memaksimalkan talenta yang telah dipercayakan Tuhan pada kita adalah sebuah keharusan. Berapapun talenta yang ada pada kita saat ini, kembangkan dan maksimalkanlah sebaik-baiknya. Bisa jadi talenta yang ada pada kita kelihatannya sepele, namun jika Tuhan ada disana dan memberkati usaha serius kita, talenta yang mungkin sepele itu pun bisa berlipat ganda secara luar biasa. Itu pasti. Mungkin kita belum melakukan hal-hal yang kelihatannya besar saat ini, namun sekecil apapun itu, akan berharga sangat besar di mata Tuhan ketika lewat hal-hal kecil yang kita lakukan kita bisa memberkati orang lain. Dan Tuhan pun akan mempercayakan lebih besar lagi. Perumpamaan tentang talenta ini sudah tergenapi dari pengalaman dan kesaksian saya sendiri. Sudahkah anda menemukan potensi atau talenta yang ada di dalam diri anda? Sudahkah anda memakai dan mengolahnya semaksimal mungkin? Sudahkah anda mempergunakannya demi menyatakan kemuliaan Tuhan di tengah komunitas anda? Jika belum, mulailah sekarang, dan lihatlah bagaimana Tuhan memberkati dan melipatgandakan itu semua secara luar biasa.

Setiap orang telah dipercayakan dengan sejumlah talenta yang siap untuk diolah secara maksimal

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...