Saturday, June 11, 2016

Multiplikasi dalam Persatuan (2)

(sambungan)

Saat Tuhan Yesus hadir dan mengajarkan isi hati Bapa, salah satu pesan penting yang Dia sampaikan berbunyi sebagai berikut: "Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:19-20). Ya, permintaan dari dua atau tiga orang, atau lebih, yang berkumpul dalam nama Yesus, bersepakat bersama-sama meminta dalam doa, maka Yesus akan hadir ditengah-tengah mereka dan permintaannya akan dikabulkan oleh Bapa. Bukankah ini luar biasa? Kesepakatan antara dua orang atau lebih akan membawa hadirnya Tuhan dan disana ada pelipatgandaan.

Bangsa ini masih terpecah-belah oleh banyak kepentingan didasari banyak alasan. Masih banyak ketidakadilan dan bentuk-bentuk tirani mayoritas kepada kaum minoritas. Bahkan sekarang perbedaan paham saja sudah cukup menjadi alasan untuk menghabisi nyawa seseorang, melukai dan membawa kerugian besar bagi orang lain. Akan sulit sekali untuk berharap masa depan bangsa yang lebih baik kalau diantara umat Tuhan sendiri saja perpecahan atau perceraian masih terus terjadi. Bagaimana kita bisa menjadi berkat dan membawa angin perubahan kalau kita sendiri saja masih tidak beres?

Kalau untuk bersatu dalam pekerjaan, pelayanan atau kehidupan dalam skala kemasyarakatan yang menyangkut banyak orang masih terasa sulit, bagaimana dengan sel terkecil yaitu keluarga? Apakah kita sudah rajin berdoa bersama-sama dengan keluarga? Bagi yang sudah berumah tangga, sudahkah ada kesepakatan di antara suami dan istri? Saling dukung, saling bantu, saling menguatkan, berjalan beriringan dalam menjalani kehidupan berumah-tangga, bersama-sama bersatu dalam doa dan terus berproses bersama untuk semakin menyerupai Kristus. Apakah itu sudah kita lakukan atau kita masih berjalan sendiri-sendiri atau jangan-jangan tengah memikirkan perceraian dengan seribu satu macam alasan? Ingatlah bahwa kebersatuan dan kesepakatan di rumah tangga saja akan mampu memberikan pelipatgandaan.

Kalau kita terus membiarkan roh perpecahan menguasai kita, kekuatan kita pun akan lemah sehingga iblis akan dengan mudah memporakporandakan kita. Dan titik serang iblis yang paling potensial saat ini berada pada titik persatuan yang harmonis. Kalau kita tahu itu, maukah kita berkomitmen untuk tetap bersatu, baik bersama keluarga, antara suami-istri-anak, dengan saudara, teman, rekan sepelayanan dan sebagainya? Kekuatan yang timbul dari kesepakatan dan kesatuan di antara dua orang atau lebih, itu akan mampu menghasilkan pelipatgandaan. Saya percaya ketika kita mau mengambil langkah untuk bersepakat, seiring sejalan dalam doa, apapun yang kita minta akan dikabulkan oleh Bapa Surgawi dengan berlipat kali ganda. Tentu sepanjang permintaan itu bukan demi pemuasan kedagingan, namun karena sesuatu yang benar kita butuhkan.

Kita harus terus melatih diri untuk tidak membiarkan kebiasaan bercerai atau terpecah terus bertumbuh dalam diri kita. Kita harus terus belajar untuk mengalahkan ego dan melihat kepentingan yang lebih besar, terutama hal-hal esensial yang menjadi kebenaran dari Kerajaan Allah. Jadilah bagian tubuh Kristus yang saling melekat, tersambung dan melengkapi satu sama lain, dengan Kristus sebagai kepala. Sebab bayangkan, apabila ada manusia yang bagian tubuhnya terpisah-pisah tidak saling melekat satu sama lain, bukankah itu mengerikan? Maka tetap junjung tinggi persatuan dan hindari perpecahan. Itu dulu, baru kita bisa berharap banyak pada kelangsungan bangsa yang kita cintai ini di masa mendatang. Bukan cuma ngomong karena itu tidak akan ada gunanya. Kita harus bisa menjadi teladan yang menunjukkan terang di dalam bangsa yang gelap, bukan sebaliknya malah ikut-ikutan jadi bagian dari gelap. Semoga kita bisa menjadi umat Allah yang terus lebih baik dalam menjalankan bagian kita menggenapi kehendak Allah, menyatakan Kristus secara benar dimana kita ada hari ini.

Ada multiplikasi dalam persatuan yang melibatkan Tuhan di dalamnya

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...