Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 4:13
============================
"Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus."
Dalam perjalanan karir saya di dunia musik, saya mengenal banyak musisi muda hebat berbakat yang ternyata mewarisi bakat orang tuanya. Yang terbaru, ada seorang gadis belia yang masih belasan tahun. Ia baru mulai memegang instrumen belum setahun, tapi ia sudah sangat piawai memainkan instrumen itu seperti pemain yang sudah aktif puluhan tahun. Selidik punya selidik, ternyata gadis ini adalah anak dari seorang pemusik senior yang keahliannya luar biasa. Sentuhannya begitu terasa di dalam bandnya selama puluhan tahun, sebuah grup legendaris yang masih eksis sampai hari ini. Gadis muda ini bercerita bahwa ia dilatih langsung oleh ayahnya tidak kurang dari 8 jam sehari. Itu keseriusan yang juga dilakukan ayahnya pada saat masih muda. Si ayah mengatakan bahwa benar anaknya serius berlatih, tetapi bakat yang ada pada si anak membuatnya cepat menangkap semua pengajaran ayahnya selama sekian bulan terakhir. Saat saya bercerita tentang gadis ini kepada teman-teman musisi lain, saat mereka tahu ia anak siapa, rata-rata bereaksi sama. "Oh pantesan..." Mereka belum mendengar usaha si gadis dalam berlatih, tapi cukup dengan mendengar siapa ayahnya mereka langsung maklum dan mengerti kenapa anak gadis ini bisa seperti itu.
Kalau ada anak yang bandel, banyak orang akan bereaksi menghubungkan si anak dengan orang tuanya. "Anak siapa sih itu, kok bandel banget?" Kalau orang tuanya orang baik-baik, reaksi yang muncul kemungkinan besar adalah keheranan: "kok bisa begitu ya.." Sedang kalau si anak memang berasal dari keluarga yang kacau, reaksi yang muncul biasanya seperti "oh, tidak heran kalau begitu" dan sejenisnya. The fruit doesn't fall far from the tree. Lke father, like son. Ada banyak musisi muda yang bermain dengan ayahnya, saling mengisi dengan padu. Mereka bisa tampil lebih karena mereka punya sesuatu yang tidak dipunyai pemain lain dalam band tersebut: sebuah hubungan darah dan pribadi yang terjalin bertahun-tahun, sejak mereka dilahirkan hingga mereka menjadi musisi matang hari ini.
Bagaimana dengan kita? Seperti apa orang mengenal kita? Apakah kita dikenal sebagai orang yang baik, ramah, damai, penuh kasih, rajin menolong sesama atau justru sebaliknya, kasar, sombong dan penuh kebencian? Apakah ketika kita hadir orang merasa senang atau sebaliknya kedatangan kita mengapus keceriaan di wajah dan hati mereka? Seperti contoh di atas, orang akan menghubungkan kita dengan dari mana kita berasal. Tapi ada yang lebih penting lagi yang harus kita perhatikan. Sebagai orang percaya pengikut Yesus, seperti apa citra kita di mata orang lain mau tidak mau akan mengarahkan orang untuk mengenal seperti apa Yesus itu. Dengan kata lain, orang bisa dan akan mengenal Yesus lewat pribadi kita.
Suatu kali Petrus dan Yohanes ditangkap ketika sedang mengajar oleh para imam kepala dan orang-orang Saduki karena rupanya merasa terganggu dengan kegiatan kedua rasul itu dalam mewartakan kabar gembira mengenai Kristus. Penangkapan itu ternyata tidak melemahkan mental Petrus dan Yohanes. Sangat menarik ketika Alkitab mencatat tanggapan orang-orang yang hadir dalam persidangan kala itu. "Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus." (Kisah Para Rasul 4:13).
Lihat seperti apa kedua rasul itu dikenal orang. Mereka dikenal bukan sebagai orang terpelajar, bukan seperti para imam dan orang Saduki yang elite, hafal kitab Taurat dan punya posisi tinggi di masyarakat, melainkan dikenal sebagai pengikut Kristus. Citra Kristus tergambar dari cara hidup, pikiran dan perkataan mereka. Yang terjadi selanjutnya adalah, keduanya dibebaskan karena memang tidak ada kesalahan apapun yang bisa didakwa dari mereka. (ay 21).
Disadari atau tidak, tingkah dan polah kita yang kita tunjukkan dalam bermasyarakat akan mengarah kepada pengenalan orang akan Kristus. Oleh karena itulah kita perlu menjaga perilaku kita agar orang jangan sampai salah mengenal siapa dan seperti apa pribadi Kristus itu sebenarnya.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lanjutan Sukacita Kedua (5)
(sambungan) Satu jiwa pun begitu berharga di mata Tuhan. Ketika jiwa itu kembali ditemukan, sang gembala akan menggendongnya dengan gembira...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment