Thursday, February 28, 2013

Menguji Diri

webmaster | 1:00:00 PM |
Ayat bacaan: 2 Korintus 13:5
======================
"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji."

Banyak yang kesal bahkan muak melihat bagaimana para politikus di negara ini mempertontonkan tingkah politisnya secara norak. Mengatasnamakan rakyat; entah rakyat yang mana; mereka secara bebas menghakimi lawan politiknya yang seringkali sudah tidak lagi memakai tata krama dan etika sopan santun secara terbuka. Memang benar siapapun harus terbuka pada kritik, tetapi cara menyampaikannya pun harus pula diperhatikan. Yang sering terjadi adalah mereka secara bebas menghakimi hanya karena berada di luar. Jika mereka direkrut untuk bergabung dengan pemegang kekuasaan mayoritas, merekapun mendadak diam. Belum tentu mereka bisa lebih baik dari yang dikritiknya, tapi mereka tanpa rasa bersalah menunjukkan seolah merekalah yang paling hebat, paling benar dan lain-lain sehingga merasa berhak pula untuk menghakimi. Ini adalah tontonan sehari-hari kita di berbagai media. Saya selalu berpikir, alangkah baiknya apabila mereka berhenti berpikir sempit hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan lantas duduk bersama memikirkan kepentingan rakyat. Itu hanyalah utopia, kata banyak orang yang sudah terlanjur pesimis melihat polah atau tingkah orang-orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai wakil rakyat, dan rakyat hanya bisa terus menanti dan berharap, semoga pada suatu hari ada pemimpin yang bisa benar-benar tampil memperjuangkan kepentingan mereka secara serius. Sebenarnya tidak adil juga jika kita hanya menyalahkan mereka yang duduk di kursi tinggi ini, karena faktanya manusia memang cenderung lebih mudah menuduh atau menghakimi orang lain ketimbang melakukan introspeksi terhadap diri sendiri. 

"Menilai keburukan orang lain itu tidak sulit. Yang sulit justru menilai diri sendiri."  kata seorang teman saya pada suatu kali yang merupakan kesimpulan dari perenungan yang ia lakukan. Menjadi komentator itu mudah, tetapi mampukah kita melakukan yang lebih baik ketika menjadi pelaku secara langsung? Atau pertanyaan lainnya, ketika kita menilai keburukan orang lain, sudahkah kita memeriksa diri kita sendiri?

Akan hal ini, marilah kita lihat apa yang dianjurkan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Katanya: "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji." (2 Korintus 13:5). Dari ayat ini kita bisa mencermati bahwa kita harus lebih memprioritaskan untuk menyelidiki diri kita sendiri terlebih dahulu ketimbang menilai orang lain. Dalam kondisi fisik kita saja seharusnya begitu. Bayangkan bagaimana rawannya kelangsungan hidup kita jika kita tidak pernah memeriksa kesehatan kita, tidak pernah berolahraga tapi terus membiarkan hal-hal yang merusak kesehatan kita silih berganti masuk menghancurkan diri kita, apalagi jika kita mengacu kepada kondisi rohani kita. Bayangkan ada berapa banyak bahaya yang tidak tersaring apabila kita tidak pernah memperhatikan dengan seksama segala sesuatu yang masuk ke dalam diri kita. Ketika kita menguji atau memeriksa diri sendiri, itu artinya kita melihat segala sesuatu dari diri kita dengan jujur dan menyeluruh, yang baik maupun yang buruk. Itu artinya kita berani melihat kelemahan kita sendiri. Dengan mengetahui kelemahan kita, disitulah kita akan dapat mengambil langkah untuk melakukan perbaikan. Dan hasilnya jelas, kita akan lebih kuat, lebih tahan uji dibandingkan orang yang tidak pernah peduli terhadap keselamatan dirinya sendiri, terlebih orang yang hanya suka menilai kelemahan atau keburukan orang lain.

Yesus sendiri juga pernah menegur hal yang sama. "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" (Matius 7:3). Bagaimana kita bisa menilai keburukan orang lain jika diri kita sendiri masih belum sempurna? Dan Yesus pun menyebut orang yang demikian sebagai orang yang munafik. "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (ay 5). Kita harus berhati-hati dalam mengeluarkan perkataan mengenai orang lain, karena salah-salah kita akan terjebak kepada proses menghakimi yang akan merugikan diri kita sendiri. "Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (ay 2).

Sudah menjadi sifat banyak manusia untuk cenderung merasa lebih pandai untuk menilai orang lain ketimbang memeriksa dirinya sendiri. Atau lebih parah lagi, mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang lain untuk menutupi kelemahan diri sendiri. Oleh karena itulah kita harus benar-benar menjaga diri kita untuk tidak terjebak kepada perilaku seperti ini. Hal ini sungguh penting, begitu pentingnya bahkan Tuhan pun mau membantu kita untuk menyelidiki hati kita, apakah kita masih menyimpan banyak masalah atau tidak. Firman Tuhan berkata "Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin.." (Yeremia 17:10). Dan Daud pun pernah meminta Tuhan untuk menguji dan memeriksa dirinya. "Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku." (Mazmur 26:2). Dalam kesempatan lain ia berkata "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (139:23-24). Daripada sibuk melihat keburukan orang lain, sebaiknya kita mau dengan segala kerendahan hati dan kejujuran memeriksa diri kita sendiri. Apabila kita masih menemukan hal-hal yang bisa menghambat pertumbuhan dan merusak kesehatan rohani di dalam diri kita, seharusnya kita dengan tulus mengakuinya dan membereskannya secepat mungkin agar hati kita bisa tetap terjaga bersih. Ingatlah bahwa ketika kita menunjuk orang lain, satu jari mengarah kepada mereka tetapi ada tiga jari lainnya yang mengarah kepada diri kita sendiri. Mari kita periksa dan uji sampai dimana ketaatan dan iman kita hari ini, lakukan perbaikan pada bagian-bagian yang kita dapati masih belum berjalan dengan benar dan terus tingkatkan agar lebih baik lagi.

Daripada sibuk menganalisa keburukan orang lain lebih baik memeriksa diri kita sendiri

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker