Saturday, February 2, 2013

Mengatasi Kelemahan

webmaster | 1:00:00 PM |
Ayat bacaan: Ibrani 12:12-13
========================
"Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh."

Sebuah acara tentang singa di televisi menunjukkan adegan ketika mereka memburu sekumpulan kerbau liar untuk dimangsa. Sergapan mendadak di tengah kegelapan malam membuat kerbau-kerbau itu panik dan berlarian kocar-kacir. Ada satu kerbau yang akhirnya berakhir menjadi santapan sang singa betina, dan naratornya mengatakan bahwa kerbau malang itu adalah kerbau yang terlemah. Di adegan memang jelas terlihat bahwa si korban kebingungan mau lari kemana, mungkin termakan oleh rasa paniknya sendiri. Narator film dokumenter itu pun kemudian meneruskan bahwa dalam melakukan sergapan, singa mampu dengan cepat melihat mangsa yang terlemah diantara kumpulan itu sehingga mereka tidak akan kehilangan mangsanya.

Dalam ilmu peperangan diajarkan untuk menyerang titik terlemah terlebih dahulu jika ingin menang. Dalam pertandingan olah raga seperti tinju, bela diri, gulat dan sebagainya pun hal yang sama tetap berlaku. Lihatlah bagaimana strategi seorang petinju untuk mencari titik lemah lawannya lalu fokus terhadap kelemahan itu untuk bisa keluar sebagai pemenang. Sebuah kelemahan memang sangatlah rawan, bahkan berbahaya karena akan menjadi bulan-bulanan lawan agar bisa memukul jatuh. Sadar atau tidak, kita seringkali membiarkan titik-titik lemah ini terus berada dalam diri kita. Sepanjang perjalanan hidup saya hingga hari ini saya bertemu dengan beberapa orang yang menjadi lemah akibat luka masa lalu mereka. Luka yang masih belum sembuh ternyata membawa pengaruh buruk bagi kehidupan mereka. Kehilangan jati diri, kehilangan harga diri, merasa diri tidak berharga, sehingga mereka gampang dipermainkan dan dimanfaatkan orang lain. Ironisnya, banyak diantara mereka yang merasa tidak sanggup melepaskan diri dari orang-orang yang terus menyakiti mereka dan terus menjadi bulan-bulanan. Tidak hanya luka masa lalu, namun berbagai permasalahan dalam hidup yang bertubi-tubi pun bisa membuat tubuh, hati dan jiwa kita. Bahkan ketika iman kita menjadi merosot, roh kita pun akan melemah. Jika tidak hati-hati, hidup bisa hancur bahkan membuat kita kehilangan kans untuk menerima janji Tuhan tentang sebuah kehidupan yang kekal bersamaNya kelak.

Kita tidak boleh membiarkan kelemahan itu terus bercokol dan menekan kita. Kita harus bisa bangkit dan berusaha mengatasi  berbagai tekanan hidup yang bisa jadi datangnya bertubi-tubi, juga harus mampu belajar dari pelajaran pahit di masa lalu dan terus melangkah menatap ke depan. Ada saatnya mungkin kita harus menerima konsekuensi atas kesalahan kita sendiri, merasakan teguran dan didikan Tuhan yang bisa saja perih rasanya. Penulis Ibrani mengatakan, "Sebab mereka (orang tua kita) mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya." (Ibrani 12:10). Ketika kita didisplinkan tentu tidak nyaman rasanya. Namun semua itu bertujuan baik untuk mematangkan dan mendewasakan kita. "Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." (ay 11). Selanjutnya Penulis Ibrani mengatakan: "Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh." (ay 12-13). Kita tidak boleh membiarkan diri kita untuk menjadi lemah dan goyah agar kita bisa terus berjalan lurus dalam kondisi baik dan tidak pincang. Sadarilah bahwa iblis akan terus mencari kesempatan untuk merusak hati dan pikiran kita ketika kita sedang dalam keadaan lemah. Bukan saja iblis, tapi orang-orang yang jahat pun siap memanipulasi kita, memanfaatkan diri kita demi keuntungan mereka apabila kita lemah. Karena itu kita tidak boleh membiarkan kelemahan kita terus terekspos. Kita harus menggantikannya dengan kekuatan dan ketegaran.

Selain merugikan diri kita sendiri, orang yang mudah menyerah dan memilih untuk terus terperangkap dalam keadaan lemah dan pincang tidaklah berkenan di hadapan Tuhan. "Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." (Ibrani 10:38) Penulis Ibrani mengingatkan bahwa sebagai anak-anak Tuhan, seharusnya kita ada dalam posisi yang penuh ketekunan dan ketaatan sebagai orang-orang percaya sehingga beroleh keselamatan. (ay 39). Mungkin hingga saat ini kita tidak cukup kuat untuk melepaskan diri baik dari belenggu masa lalu, berbagai kepahitan atau permasalahan. Manusia memang terbatas, namun Yesus sanggup melakukan itu semua! Adalah penting untuk memperkuat diri kita agar tidak mudah diserang. Dan caranya adalah dengan memenuhi diri kita dengan Firman Tuhan secara terus menerus. Rajin-rajinlah mendengar dan membaca firman Tuhan, rajinlah berdoa, dekatkan diri kepada Tuhan, teruslah mengucap syukur dan fokuskan pandangan senantiasa kepadaNya. Jadikan iman kita pada Kristus sebagai pegangan hidup. Itu akan membuat kita tidak gampang jatuh menjadi lemah dan mudah goyah. Secara singkat Daud menyebutkannya demikian: "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah." (Mazmur 16:8). Seperti halnya satu atau dua bagian tubuh yang mengalami masalah bisa menimbulkan kesulitan besar bagi kita, begitu pula ketika tubuh, jiwa atau roh kita menjadi lemah. Iblis akan terus mengincar titik-titik lemah kita sebagai pintu masuk untuk menghancurkan kita. Begitu pula orang-orang yang punya niat buruk. Karenanya, tetaplah jaga tubuh, jiwa dan roh kita agar tetap kuat. Jangan beri kesempatan kepada yang jahat. Tetaplah berdiri tegar agar kita bisa terus melangkah dengan benar hingga akhir.

Membiarkan diri dalam kondisi lemah berlarut-larut berarti membuka peluang bagi yang jahat untuk menghancurkan kita

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker