Wednesday, February 27, 2013

Menghadapi Komentar Negatif

webmaster | 1:00:00 PM |
Ayat bacaan: Roma 4:18
================
"Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Mendengar komentar miring seenaknya dari orang lain memang tidak enak. Mereka tidak melihat betapa kerasnya usaha kita sebelum mengeluarkan komentar yang seringkali hanya sambil lalu saja mereka ucapkan. Bagi mereka mungkin terasa biasa saja tetapi sanggup melukai rasa percaya diri kita dan berbekas hingga waktu yang lama bagi kita. Saya kenal dengan banyak orang yang mengalami kesulitan dengan rasa percaya dirinya akibat selalu dikatakan bodoh sejak kecil oleh orang tuanya, atau selalu dibandingkan secara negatif dengan saudara-saudaranya yang lain. Kata-kata atau komentar negatif jika hanya ditelan dan tidak disikapi dengan lapang hati bisa melemahkan bahkan menghancurkan kita. Sayangnya kita lebih suka percaya terhadap apa kata orang dibanding janji-janji yang Tuhan berikan. Kita lupa bahwa Tuhan telah menciptakan kita dengan sangat istimewa dan kepada kita masing-masing Tuhan sudah menyusun rencana indah lengkap dengan masa depan yang gemilang. Whoever we are, no matter how limited we are, God has provided such a lovely plan for us. Kita lupa akan hal itu dan cenderung lebih peduli terhadap komentar melemahkan dari orang lain. Ini harus kita perhatikan sebelum hidup kita menjadi hancur hanya karena orang-orang tidak bertanggungjawab seperti itu.

Hari ini mari kita lihat kisah Abraham. Abraham menerima janji Tuhan ketika ia sudah sangat tua. Di usia yang sangat lanjut seperti itu Tuhan menjanjikan sesuatu yang tidak masuk akal menurut logika manusia. "Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Kejadian 15:5). Janji itu bagi orang awam tentu tidak masuk akal. Bayangkan itu diberikan bukan di saat Abraham masih dalam usia produktif, tetapi ketika ia sudah tua renta dengan istri yang sudah lama menopause. Jika kita yang menerima janji itu mungkin kita akan tertawa, atau bahkan marah. Dan mungkin saja Abraham akan diejek dan ditertawakan oleh orang lain yang mendengar akan hal itu. Tetapi Abraham menunjukkan sikap yang berbeda. Dikatakan: "Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." (ay 6). Abraham percaya akan janji Tuhan meski logika tidak mendukung, dan Tuhan menganggap ketaatan dan kepercayaan Abraham itu sebagai sebuah kebenaran. Apakah kemudian Tuhan segera merealisasikan janjinya? Ternyata tidak. Ujian iman Abraham berlangsung hingga lebih dua dasawarsa sampai pada akhirnya ia memperoleh seorang anak dari Sara, istrinya, yang diberi nama Ishak. Meski janji itu mulai ditepati lewat kehadiran seorang anak kandung, ternyata ujian tidak berhenti sampai disitu. Kita tahu kemudian iman Abraham diuji lebih berat lagi dengan perintah Tuhan untuk mengorbankan Ishak sebagai korban bakaran. Lagi-lagi Abraham menunjukkan imannya. Setelah ujian itu ia lewati dengan gemilang, Tuhan pun kembali menegaskan janjinya. " Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya." (Kejadian 22:17). Tuhan meneguhkan kembali janjinya karena Abraham mendengarkan firmanNya. (ay 18). Kelak kepada Ishak Tuhan mengulangi kembali janji ini. "Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat." (26:4). Perhatikan bahwa Tuhan juga menyebutkan kembali alasannya. "karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." (ay 5). Tuhan memberi janji, tetapi itu hanya bisa kita tuai apabila kita mendengarkan firmanNya, mematuhi segala perintah, ketetapan dan hukumNya dalam aplikasi nyata dalam hidup kita. Jika kita memilih mendengarkan perkataan orang lain dan ragu terhadap janji Tuhan, kita tidak akan pernah bisa menerima janji-janji luar biasa yang sebenarnya dari jauh hari sudah Dia berikan.

Iman yang teguh, yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan menyisihkan logika manusia yang terbatas. Itulah yang membedakan Abraham dengan kebanyakan orang termasuk kita. Dalam kitab Roma hal ini disebutkan dengan jelas. "Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Roma 4:18). Selanjutnya dikatakan "Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (ay 19-21). Kuncinya ada pada iman. Dan Firman Tuhan berkata bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Iman adalah sesuatu yang mampu melebihi logika-logika manusia, dan merupakan bukti dari apa yang belum terjadi, yang belum kita lihat.  Faith is the assurance of the things we hope for, the proof of things we do not see and the conviction of their reality. Dan Firman Tuhan pun sudah memberikan kunci bagaimana kita bisa memperoleh iman itu, dari mana iman itu sebenarnya timbul. "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Dari sanalah iman itu timbul, dan ketaatan kita untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata akan membuat kita mampu menuai janji-janji luar biasa dari Tuhan, meski logika manusia yang terbatas mungkin menyatakan sebaliknya.

Jika hari ini anda mudah terpengaruh untuk percaya kepada pendapat negatif yang melemahkan dari orang lain, mengapa tidak mengubah sikap itu dan kembali menggantungkan kepercayaan kepada Tuhan lewat sebentuk iman? Jika kepada Abraham janji yang mustahil itu bisa dipenuhi, mengapa tidak bagi kita? UCapan-ucapan negatif orang lain bisa membuat kita terpuruk dan hancur berantakan, kehilangan pengharapan, tetapi kembali berpegang kepada Tuhan dan janji-janjiNya akan mengembalikan kita kepada jalur yang benar. Ketaatan, kepercayaan teguh kepada Tuhan seharusnya tidak tergantung oleh situasi, kondisi dan logika kita. Meski saat ini anda belum melihat jawabannya, tetapi iman sebenarnya sudah memberi jawaban bahkan bukti dari janji itu. Tetaplah melangkah dengan yakin dalam iman. Pada saatnya nanti anda akan melihat bagaimana kuasa Tuhan mampu menjungkirbalikkan segala logika manusia dan komentar-komentar negatif dari mereka yang tidak bertanggungjawab itu.

Iman yang teguh merupakan kunci menuai janji Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker