Ayat bacaan: Mazmur 81:9
====================
"Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!"
"Seandainya saya mendengar kata orang tua, saya tentu tidak harus begini." Itu kata seseorang tentang kecelakaan yang dahulu ia alami saat masih remaja yang mengakibatkan ia harus rela kehilangan sebelah kakinya. Meski sudah diingatkan, ditegur bahkan ibunya memohon, ia tetap saja ikut balap liar bersama teman-temannya. Pada suatu hari terjadilah kecelakaan naas itu. Ia pun harus rela kakinya diamputasi. "Saya beruntung masih diberi kesempatan hidup, dan saya tidak mau lagi menyia-nyiakannya." katanya.
Orang ini mendapat pelajaran yang mahal harganya. Ada begitu banyak orang yang baru mau belajar setelah mengalami musibah atau permasalahan dalam hidupnya. Turning point mereka harus melalui sesuatu yang berat dan mendatangkan korban seperti cacat atau bahkan hal-hal yang lebih parah lagi. Banyak anak-anak muda yang merasa keren kalau bisa melanggar aturan, melakukan hal-hal berbahaya seolah nyawanya lebih dari satu. Bahkan dengan enteng orang bisa mengatakan bahwa 'peraturan itu ada untuk dilanggar.' Semakin dilarang, semakin getol melakukannya. Bukankah itu menjadi paradigma berpikir begitu banyak orang terutama yang masih remaja saat ini?
Peraturan atau larangan dibuat bertujuan baik, agar jangan sampai orang celaka atau mengalami kerugian kalau melanggarnya. Lampu merah dipasang di simpang supaya jangan sampai terjadi tabrakan yang bisa menghilangkan nyawa. Tapi lihatlah betapa banyaknya orang yang melanggar lampu merah kalau tidak ada polisi terlihat disana. Bagaimana kalau tabrakan? Alasan mau buru-buru, apakah itu sebanding dengan potensi kecelakaan yang bisa terjadi? Hukuman berat mengancam orang-orang yang menjadi bandar obat-obatan terlarang. Ancamannya idak tanggung-tanggung, hukuman mati. Tapi lihatlah tetap saja ada yang mau jadi bandar. Pemakai bisa mendapat hukuman berat juga, toh tetap saja ada banyak.
Sebuah peraturan dibuat dengan tujuan untuk membuat tatanan masyarakat yang lebih baik dan lebih teratur. Meski ada banyak peraturan yang seiring perkembangan waktu menjadi ketinggalan jaman alias tidak lagi tepat untuk diterapkan dan disisi lain ada banyak pula peraturan yang justru menjadi kontroversi karena hanya mengacu kepada kepentingan sekelompok golongan saja lalu merampas hak golongan lainnya. Tapi pada hakekatnya semua tentu bertujuan baik. Sayangnya tetap saja banyak yang melanggar dengan berbagai alasan, bahkan atas alasan-alasan yang sangat tidak penting seperti cuma kepingin, ingin terlihat hebat dan sebagainya. Demikianlah sifat manusia yang agaknya susah diatur dan bangga melanggar aturan. Seperti yang saya sebutkan di atas, banyak orang yang menganggap bahwa peraturan itu ada untuk dilanggar, bukan untuk suatu tujuan yang baik. Padahal lihatlah bagaimana kebandelan itu bisa merusak atau bahkan membahayakan baik diri kita sendiri maupun orang lain.
Terhadap peraturan di dunia kita terbiasa membangkang, terhadap peraturan Tuhan apalagi. Tuhan sudah memberikan dengan jelas tuntunan hidup yang akan membawa kita kedalam kehidupan yang indah seperti yang diinginkanNya yang mengarah kepada keselamatan yang kekal. Tuhan memberikan batasan-batasan dan larangan-larangan, tapi sejauh mana kita mau mendengarnya? Yang sering terjadi justru sikap membangkang dari kita. Menuduh bahwa Tuhan tidak ingin kita menikmati sesuatu yang menyenangkan, terlalu mengekang, bersikap otoriter atau malah lebih jauh lagi menuduh Tuhan suka melihat kita menderita. Banyak orang yang memilah-milah peraturan Tuhan, hanya melakukan selama tidak bertabrakan dengan kesenangan. Padahal sadarkah kita bahwa itu pun sebenarnya demi kebaikan kita sendiri dan bukan untuk kepuasan Tuhan?
Sikap manusia seperti ini sebenarnya sudah merupakan masalah klasik yang turun temurun sejak jaman dahulu kala. Dari sekian banyak contoh, kita bisa lihat Mazmur 81 yang mencatat bagaimana kesalnya Tuhan dalam menyikapi kebandelan bangsa Israel. Dengan tegas Tuhan sudah mengingatkan: "Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!" (Mazmur 81:9). Teguran ini menunjukkan besarnya kepedulian Tuhan. Dia memberi peringatan bukan demi kepentinganNya melainkan demi kebaikan bangsa Israel sendiri. 'Dengarlah kalau mau', itu kata Tuhan. Apa yang diingatkan Tuhan adalah agar bangsa Israel berhenti menyembah allah-allah asing. "Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah kepada allah asing. Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir: bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh." (ay 10-11).
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Taatlah pada Aturan (1)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment