Ayat bacaan: Ulangan 8:11
=====================
"Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini"
Ada banyak orang yang lupa terhadap jasa orang lain buat mereka. Jangankan orang lain, terhadap orang tua pun banyak anak yang durhaka. Beberapa kali saat saya kunjungan ke panti jompo, saya bertemu begitu banyak orang tua yang ditelantarkan anaknya. Ada yang 'masih untung' dibiayai anaknya, ada yang mengharap belas kasih orang lain karena tidak ada satupun lagi anaknya yang peduli. Belum lama saya bertemu dengan seorang kakek yang harus menghabiskan masa tuanya sendirian di sebuah rumah kumuh di pinggiran sungai. Sambil menangis ia bercerita bahwa diantara ke lima anaknya, hanya satu yang masih membantunya. Itupun tidak sering. Keempat anak lainnya sudah tidak lagi mau mengurusnya sama sekali. "Mungkin mereka terlalu sibuk bekerja dan tidak lagi punya waktu buat saya..." katanya lirih. Miris sekali melihat orang-orang tua yang sudah tidak dipedulikan lagi oleh anaknya. Anak-anak mereka lupa bahwa mereka dilahirkan oleh orang tuanya, dibesarkan, diasuh, dididik, disekolahkan sampai dewasa, sehingga kalau mereka hari ini sukses berkarir, itu semua berkat orang tuanya. Ada orang yang mungkin berkata bahwa dahulu orang tuanya mendidik terlalu keras sampai menimbulkan kebencian dalam hati mereka. Tapi biar bagaimanapun, bukankah orang tua juga yang membesarkan mereka? Kecenderungan manusia melupakan orang yang pernah berjasa pada mereka bukanlah hal baru. Itu sudah terjadi sejak dahulu kala. Kalau kepada orang tua sendiri saja tega, apalagi kepada orang lain. Kalau kepada orang yang terlihat mata saja begitu, apalagi kepada Tuhan yang tidak kasat mata. Wah, itu mungkin lebih banyak lagi.
Manusia durhaka pada orang tuanya, juga durhaka pada Tuhan. Begitu seringnya orang tua menjadi perih hatinya akibat perilaku anaknya. Kata durhaka secara umum mengacu kepada ingkar terhadap perintah dari orang yang seharusnya dihormati. Bentuknya beragam, seperti melawan, membangkang, berlaku kasar, mengabaikan, merendahkan dan hal lainnya yang menyakiti hati dari mereka yang seharusnya mendapat hormat sepenuhnya dari kita. Maka istilah durhaka bisa disematkan kepada anak-anak yang berlaku seenaknya, tidak tahu terima kasih, tidak tahu membalas budi, tidak mengindahkan atau bahkan melawan nasihat dan perintah dari orang tuanya, apalagi yang tega berlaku kasar baik lewat perkataan maupun secara fisik. Sikap yang sangat tidak terpuji ini harus dihindari oleh siapapun tanpa terkecuali. Dan Alkitab pun secara tegas mengingatkan hal tersebut baik dalam hubungannya dengan orang tua, pemerintah terlebih kepada Tuhan. Akan halnya pada Tuhan, mungkin banyak yang tidak sadar telah melupakan Tuhan karena terlalu sibuk mengejar segala sesuatu yang dianggap dunia bisa mendatangkan kebahagiaan. Kalau kita menyadari kebaikan Tuhan terutama kasih karuniaNya yang sudah Dia berikan lewat Kristus, bagaimana mungkin kita masih mau bertoleransi kepada dosa, melanggar perintahNya dengan sengaja dan mudah kecewa saat hidup sedang tidak baik?
Yesus mengajarkan kita untuk memanggil Bapa kepada Tuhan. Itu menunjukkan hubungan kekerabatan yang sangat dekat seperti seorang anak dengan ayah. Dan itulah sebenarnya yang dirindukan Tuhan. Sebuah hubungan antara ayah dan anak yang dilandasi kasih. Kalau kepada orang tua kita harus hormat dan tidak boleh bersikap durhaka, apalagi kepada Tuhan. Sayangnya, banyak orang yang tega atau berani melawan dan menyakiti hati Tuhan baik secara sadar atau tidak. Bukankah keterlaluan ketika kita terus meminta segala yang terbaik dari Tuhan, berseru-seru kepadaNya dalam kesesakan, terus menikmati kebaikan dan kasihNya, tetapi masih berani melupakan Tuhan dan melawan segala perintah, peraturan dan ketetapanNya? Kita terus meminta hak tanpa peduli kewajiban, kita meletakkan Tuhan pada prioritas ke sekian dan dengan mudah menyingkirkanNya kapan saja kita mau. Itu adalah sebuah kedurhakaan terhadap Tuhan. Kita pikir itu tidak apa-apa, padahal hukuman yang menanti itu tidak main-main.
Hal itulah yang diingatkan lewat ayat bacaan hari ini. Ayatnya diambil dari peringatan Tuhan yang diberikan kepada bangsa Israel. "Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini" (Ulangan 8:11). Tuhan memperingatkan mereka agar mereka tidak melupakanNya. Sikap pembangkangan dan durhaka kepada Tuhan ternyata bukan hanya masalah di jaman ini tetapi sudah berlangsung sejak dahulu kala. Tuhan memperingatkan mereka karena jelas sekali ada indikasi dan bukti penyelewengan mereka melupakan Tuhan.
Apa yang dilakukan bangsa Israel sungguh benar-benar sudah keterlaluan. Tuhan sendiri yang memimpin mereka keluar dari perbudakan di Mesir, memberi tiang awan dan tiang api dalam perjalanan mereka, membelah laut Teberau, memberi manna dari langit dan banyak lagi bukti nyata kebaikan Tuhan yang turun atas mereka. Mereka mengalami berbagai mukjizat silih berganti, tapi mereka masih saja mudah bersungut-sungut dan terus mengeluh selama perjalanan mereka menuju tanah terjanji. Meski demikian, Tuhan masih bersabar dengan memberikan peringatan yang amat tegas ini. Tuhan bilang, "hey, kalian harus hati-hati supaya jangan sampai melupakanKu." Dengan bagaimana? Dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapanNya. Lantas setelah peringatan ini turun, apakah mereka menjadi taat? Israel yang tegar tengkuk ternyata memang benar-benar melupakan Tuhan yang telah begitu baik kepada mereka.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Jangan Lupakan Tuhan (1)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment