(sambungan)
Selanjutnya, sudahkah kita memiliki kerinduan untuk menyampaikannya secara lebih luas agar lebih banyak lagi orang yang diperdamaikan dan menerima anugerah keselamatan? Ketahuilah bahwa itu menjadi sebuah prioritas besar bagi Tuhan. Lewat Amanat Agung yang diberikan Kristus tepat sebelum kenaikanNya ke Surga, kita sebenarnya sudah diberi tugas untuk itu. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20). Jika ini bunyi pesan terakhir Yesus sebelum kembali ke Surga, ini tentu merupakan pesan yang sangat penting yang sifatnya wajib untuk kita laksanakan.
Paulus sadar akan pentingnya tugas menyampaikan berita perdamaian antara Allah dan manusia di dunia lewat Yesus . Kepada jemaat Korintus ia menyampaikan "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami." (2 Korintus 5:19). Paulus rela memberikan segala sisa hidupnya untuk melakukan tugas besar itu. Ia tidak mendahulukan kepentingan atau bahkan nyawanya sendiri. Ia rindu melihat lebih banyak lagi jiwa-jiwa untuk didamaikan dan menerima keselamatan. "Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah." (ay 20).
Jika dahulu tugas ada di pundak para rasul seperti Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya, hari ini tugas menyampaikan berita pendamaian itu ada di pundak kita. Keselamatan yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma itu seharusnya bisa menjangkau lebih banyak lagi jiwa lewat diri kita, bukan untuk disimpan sendiri. Jika sebuah berita pendamaian di dunia saja sudah penting, apalagi sebuah berita pendamaian antara kita dengan Allah, Sang Pencipta yang mengasihi kita secara sangat istimewa. Kalau dunia memilih untuk menjalankan lewat cara-cara kekerasan, kita wajib menyampaikan berita damai dengan jalan yang damai pula. Dengan kata lain, menyampaikan kasih Kristus lewat kasih yang hidup di dalam diri kita, itulah yang seharusnya menjadi kerinduan kita hari ini. Dan ingatlah bahwa kita tidak sendirian dalam melakukannya, tetapi Yesus sudah menjanjikan akan menyertai kita untuk itu. Roh Kudus yang tinggal diam di dalam diri kita pun akan menjadi Penolong yang memampukan kita untuk menunaikan tugas mulia ini.
Sudahkah kita peduli dan mau untuk melakukannya? Masih ada banyak orang yang belum mengetahui arti penting sebuah perdamaian terlebih dengan Allah. Karya penebusan Yesus memerdekakan kita dari dosa. Itu membuat kita beroleh kesempatan untuk menikmati kehidupan kekal yang bahagia tanpa masalah, kesakitan dan ratap tangis bersama Yesus di Surga dan itu mendamaikan hubungan kita sebagai manusia yang diciptakan dengan Tuhan yang menciptakan. Tabir sudah terbelah, Yesus sudah membuka jalan dan bertindak sebagai tabir agar manusia bisa dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia yang kudus. Semua atas dasar kasih. Kita harus menyadari hal itu, tapi semua tetap akan sia-sia apabila kita tidak peduli atau tidak memiliki kasih untuk membawa perdamaian dan keselamatan kekal kepada jiwa-jiwa lainnya. Yesus diberikan Tuhan untuk menebus dosa-dosa kita, ada Amanat Agung yang sudah disampaikan Yesus, itu menunjukkan bahwa keselamatan manusia secara luas merupakan hal yang teramat sangat penting di mata Tuhan. Hari ini mari kita mulai dengan serius menyadari makna kedatangan Yesus yang membawa perdamaian dan keselamatan, lalu melanjutkan dengan memegang komitmen untuk menjadi duta-duta surgawi secara benar. Alangkah indahnya jika kita bersama-sama dengan orang-orang lain secara luas menerima anugerah keselamatan dan diperbolehkan menghampiri tahta kudus Allah bersama dengan banyak jiwa lainnya. Selamat Hari Natal, let there be Heavenly peace on earth, Tuhan Yesus memberkati.
Perdamaian dengan Allah bukan sebuah utopia tetapi sudah terjadi lewat Yesus Kristus
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (5)
(sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment