Menu

Sunday, March 24, 2024

Bestie (6)

 (sambungan)

Bagaimana agar kita bisa mencapai status itu?

Apakah cukup dengan hanya berdoa siang dan malam untuk ditolong Tuhan dari kesusahan, dan setelah itu kita melupakannya? Apakah itu bisa kita peroleh saat kita masih menempatkan segala kegiatan, kepentingan atau kebutuhan di dunia di atas kebutuhan kita untuk bersekutu dengan Tuhan? Apakah kita masih menjalani hubungan yang hanya 'memanfaatkan' Tuhan saja? Kalau ya, itu artinya kita belum menempatkan Tuhan pada posisi sebagai sahabat karib.

Tuhan mau membuka diri bagi kita untuk mengenalNya terus lebih dalam lagi. Dia bukanlah sebuah misteri yang kaku, dingin, arogan, eksklusif dan tidak terjangkau melainkan sebuah Sosok Pribadi yang terbuka dan bersahabat. Kita pun sudah melihat bahwa ada beberapa orang yang dicatat Alkitab memiliki kehormatan untuk disebutkan sebagai orang-orang yang sangat dekat, berkenan di hati Allah dan hidup bergaul denganNya.

Pertanyaannya hari ini, apakah itu berlaku hanya bagi segelintir orang yang benar-benar beruntung saja atau tidak? Tawaran yang sama jelas berlaku bagi semua anak-anakNya, termasuk anda dan saya. Jika Henokh, Nuh, Ayub dan Daud bisa, kita pun bisa apabila memiliki kualitas hidup penuh ketaatan yang sama seperti mereka.

Lantas pertanyaan kedua, apa keistimewaan yang kita dapatkan sebagai sahabat karib Tuhan?

(bersambung)

No comments:

Post a Comment