Monday, July 25, 2022

Percaya atau Tidak? (2)

webmaster | 9:00:00 PM |

 

(sambungan)

Sekarang perhatikan apa yang dikatakan sang ayah. "jika Engkau dapat berbuat sesuatu." Jika Tuhan dapat? Adakah hal yang tidak dapat dilakukan Tuhan? Tentu kita semua tahu jawabannya. Dan seperti itulah tepatnya jawaban Yesus. "Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (ay 23). Ada hal menarik dari jawaban Yesus tersebut. Lihat bahwa Yesus menekankan kepada kata "percaya" dan bukan kepada kemampuanNya. Yesus bukan berkata: Apakah kamu meragukan Aku? Tidak. Yesus mengatakan bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya. Percaya, itu adalah salah satu kunci penting untuk mendapatkan jawaban atas doa. That's one point.

Lalu dialog mereka menjadi semakin menarik. "Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" (ay 24). Pernyataan si ayah ditengah kepanikannya terdengar absurd. Ia berteriak: Aku percaya, tolonglah aku yang tidak percaya ini. Jadi mana yang benar, percaya atau tidak percaya?

Ketakutan, rasa kalut melihat kondisi anaknya membuat jarak antara percaya dan tidak percaya menipis. Begitu tipis hingga hadir dalam satu kalimat hanya dalam hitungan 1 detik.

Sesungguhnya apa yang dialami si ayah seringkali kita alami pula dalam hidup kita. Ketika beban pergumulan memuncak kita menjadi terombang-ambing antara keadaan ingin percaya tapi tidak cukup bisa untuk mempercayainya. Kita ingin ditolong tapi kita sulit untuk benar-benar yakin apakah mungkin pertolongan itu bisa kita alami. Yang menjadi masalah sebenarnya bukanlah ketidakinginan kita untuk percaya, tapi justru lebih kepada ketidaksanggupan kita untuk mengimaninya. Beban terkadang menimpa dengan sangat berat sehingga sulit bagi kita untuk tetap fokus dengan iman disertai rasa percaya yang penuh ketika kita memohon pertolongan Tuhan lewat doa kita. Maka teriakan si ayah pun mewakili apa yang sering kita alami hari ini.

Lalu, jika kita mengalaminya, apa yang harus kita lakukan? Disaat kita ingin bisa benar-benar percaya tapi kita tidak sanggup untuk itu, kita harus bagaimana?

"I want to believe, please help me to believe!" Sederhananya seperti itulah pergumulan si ayah menghadapi keadaan anaknya. Ada kabar baik buat kita. Tuhan bukanlah Allah yang kaku dan hanya menyuruh. Dia adalah Allah yang peduli akan pergumulan kita. Ketika kita diminta untuk percaya, dan kita belum cukup sanggup untuk itu, bukankah sangat melegakan ketika kita mengetahui bahwa Tuhan pun bersedia membantu kita untuk percaya, untuk mengatasi keraguan kita? Dan Tuhan mau melakukannya. Dia bersedia untuk itu. And that's a good news for us, human with limited ability and full with weaknesses.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker