(sambungan)
Tidak setia, tidak punya kasih dan tidak mengenal Allah meski mengaku umat Tuhan. Itu bisa terlihat jelas dari cara hidup. Beribadah hanya sebatas ke gereja tapi tidak mengaplikasikannya dalam keluarga dan hubungan sosial lainnya, tidak mempedulikan sesama, tidak memiliki empati terhadap kesulitan orang, terus melakukan berbagai kecurangan dan menjalankan hidup yang jauh dari ketetapan Tuhan. Mereka beranggapan bahwa rohani ya rohani, tapi business is business. Kambuhan terhadap berbagai jenis dosa dan bentuk-bentuk kemunafikan lainnya. Ada pula yang menerjemahkan bentuk kasih Tuhan yang begitu besar dengan seenaknya bahkan memanfaatkan kebaikan Tuhan, taking it for granted, mengira bahwa kita boleh terus melakukan dosa secara berulang-ulang dan semua pasti diampuni. Benar Tuhan selalu siap mengampuni, memutihkan dosa-dosa kita, tidak mengingat-ingat lagi, tapi itu bukan berarti bahwa kita boleh melakukan segala sesuatu seenaknya. Orang yang melakukan semua ini menunjukkan bahwa mereka belumlah mengenal Tuhan.
Penampilan menggunakan atribut-atribut keagamaan sama sekali tidak menjamin pengenalan akan Tuhan. Bukankah kita melihat sendiri banyak diantara manusia yang seolah paling suci lewat penampilan tapi sama sekali tidak mencerminkan pengenalan yang benar akan Tuhan. Ada yang pintar mengutip ayat-ayat seenaknya demi kepentingan pribadi, menggunakan itu sebagai pembenaran terhadap perbuatan buruknya. Atau mereka yang punya pemahaman keliru karena asal kutip. Misalnya, saya sering mendengar pendapat mereka yang mengaku percaya bahwa keselamatan akan diperoleh cukup dengan berbuat baik terhadap sesama. Itu menunjukkan pula bahwa orang tersebut tidaklah mengenal Tuhan. Keselamatan hanya ada dalam Kristus dan perbuatan baik sesungguhnya merupakan buah dari iman kita, bukan penjamin keselamatan. Ada yang mengira bahwa jika korupsi, maka itu akan menjadi bersih kalau sebagian disedekahkan atau dipakai membangun rumah ibadah. Bentuk 'pencucian' uang hasil kejahatan ini pun menunjukkan ketidak-kenalan pelaku akan Allah.
Di satu sisi beribadah kepada Tuhan tapi di saat yang sama juga mempercayai berbagai pengajaran lain, beriman pada ilah-ilah lain bahkan menuruti berbagai bentuk supranatural atau okultisme. Mengaku percaya tapi tetap hidup dengan rasa kuatir. Ini pun menunjukkan betapa orang bisa tidak mengenal Allah. Ada banyak orang yang tidak tahu bahwa doa orang benar, siapapun orangnya, punya kuasa besar yang sama. Mereka terus bergantung pada pendeta dan hamba Tuhan lainnya untuk mendoakan apapun yang mereka butuhkan karena beranggapan bahwa doa pasti kalah manjur dibanding para hamba Tuhan. Ada keluarga yang membagi tugas, urusan istri berdoa, urusan suami cari duit. Itu juga merupakan pemahaman keliru terhadap pentingnya membangun mesbah dalam keluarga. Bebagai perilaku munafik orang Farisi di masa Yesus juga menunjukkan bahwa kerajinan melakukan kewajiban agama tidak serta merta menjamin pengenalan akan Tuhan secara baik dan benar. Dalam Matius pasal 6 misalnya, Yesus menyingkapkan hal ini sebagai peringatan bagi kita agar tidak terjebak pada kekeliruan pemahaman yang sama.
Berkaca dari apa yang dialami bangsa Israel, kita bisa melihat bahwa ketidak-kenalan akan Tuhan berpotensi mendatangkan bahaya besar. Tuhan Maha pengasih, Maha pengampun dan Maha penyayang, itu benar, tetapi kita juga harus tahu bahwa berbuat atau mentolerir dosa akan mendatangkan konsekuensinya sendiri. Pengenalan yang buruk akan Tuhan akan membuat kita rentan terhadap berbagai penyesatan. Hari ini bentuk penyesatan banyak hadir bukan lewat sesuatu yang terang-terang salah, tetapi bisa jadi dikemas rapi seolah Alkitabiah. Doktrin-doktrin kemakmuran dan berbagai pengajaran bisa terlihat sepertinya sesuai firman tetapi sebenarnya menyesatkan. Kalau kita tidak kenal betul, bagaimana kita bisa awas terhadap itu semua?
Hanya mengandalkan tata cara peribadatan dan tradisi serta kebiasaan dan rutinitas dalam menjalankan ibadah saja tidaklah cukup dan belum mencerminkan usaha kita yang cukup untuk mengenal Allah dengan baik dan benar.
Yesus menyinggung hal ini dengan keras. "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21). Hanya rajin berseru tapi tidak mencerminkan terang dalam hidup sama saja dengan tidak mengenal Tuhan. "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?" (ay 22). Bahkan meski kita berpikir bahwa kita sudah melakukan banyak pekerjaan Tuhan, tapi hati kita sebenarnya tidak tulus melakukan itu dan bukan berbuat itu demi kemuliaan Tuhan, jika kita rajin beribadah namun sebatas dibibir saja tanpa aplikasi nyata dalam hidup, maka semua itu sesungguhnya sia-sia, dan kita pun sebenarnya akan kehilangan kesempatan untuk beroleh keselamatan. Jika kita tidak mengenal Tuhan, maka Tuhan pun tidak akan mau mengenal kita. "Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (ay 23).
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Tidak Mengenal Tuhan (2)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment