Thursday, April 12, 2018

Keteladanan Jemaat Tesalonika (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: 1 Tesalonika 1:6-7
======================
"Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya."

Menjadi orang benar itu wajib, itu kita tahu. Tapi apakah kita tahu bahwa keselamatan itu bukan hanya untuk dinikmati sendiri tapi juga seharusnya bisa menjadi teladan buat orang lain sehingga mereka yang belum mengenal Kristus juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama? Tuhan Yesus melakukan karya penebusanNya atas dasar kasih yang begitu besar bagi umat manusia bukan hanya untuk segelintir orang melainkan untuk semua manusia. Karena itulah kita seharusnya bisa menjadi teladan yang menyatakan Tuhan di muka bumi ini, dimana kita ditempatkan.

Kalau ditanya siapa yang harus jadi teladan, jawabannya tentu semua orang percaya. Pertanyaannya, kapan kita bisa jadi teladan? Jawaban pun bisa berbeda-beda. Mungkin kita tahu bahwa kita harus bisa secepatnya menjadi teladan tanpa memandang usia, tetapi masalahnya, banyak orang yang tidak siap untuk itu. Tidak siap melepaskan kenikmatan daging, tidak siap untuk menghidupi prinsip Kerajaan dengan melakukan Firman, tidak siap untuk membenahi diri agar bisa menjadi teladan.

Suatu kali saat topik ini saya angkat dalam obrolan santai dengan beberapa teman, salah seorang diantaranya mengatakan seperti itu, bahwa ia belum siap. "Nanti sajalah, saya masih harus berjuang keras mencari nafkah. Nanti kalau sudah mapan boleh deh." katanya ringan. Masih oke kalau yang bicara ini orang yang ekonominya morat marit. Tapi kalau yang ngomong orang yang tinggal di perumahan mewah, punya beberapa perusahaan, banyak mobil mahal, lantas mengaku masih harus berjuang keras mencari nafkah, bukankah itu menyedihkan? Kalau kita ada di posisi Tuhan, apa yang kita rasakan? Sedih, kecewa, kesal, mungkin itu yang dirasakan Tuhan mendengar anakNya yang sebenarnya sudah beriman pada Yesus, sudah ke gereja tapi masih bersikap seperti itu.

Kalau batasannya adalah cukup, sampai kapan manusia bisa merasa cukup kalau dibiarkan? Daging yang lemah akan selalu menuntut, membuat manusia yang kehidupannya berpusat pada pemenuhan keinginan daging tidak akan pernah merasa cukup. Sudah punya ini, ingin itu. Tadinya merasa sudah punya banyak, saat melihat tetangga yang punya sesuatu yang lain jadi ingin. Terus kapan mau mulai berpikir jadi teladan? Membenahi diri saja belum, bagaimana mau jadi teladan. Bagaimana kalau keburu terlambat? Ada juga yang berkata belum siap dengan alasan masih ada beberapa sifat yang kata mereka sulit diubah karena bawaan lahir. Kalau ini yang jadi alasan, bagaimana dengan anugerah ciptaan baru yang diberikan Tuhan? Masih mending kalau sudah berusaha tapi belum maksimal, tapi banyak yang sudah menyerah sebelum mencoba.

Tidak mau repot untuk menjadi lebih baik, merasa orang lain tidak penting, masih hidup memenuhi keinginan daging membuat banyak orang mengabaikan pentingnya menjadi teladan. Banyak yang berpikir bahwa menjadi teladan hanya bisa kalau hidup sudah baik, lebih dari cukup, tenang tanpa masalah dan gangguan. Apakah memang seperti itu? Untuk menjawabnya, mari kita lihat satu bagian dari catatan perjalanan Paulus.

Kalau kemarin kita membahas tentang doa Epafras yang tak putus-putusnya untuk jemaat Kolose, dalam renungan kali ini saya ingin mengajak teman-teman untuk berpindah ke Tesalonika. Kita tentu tahu surat-surat Paulus buat jemaat Tesalonika yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Alkitab yang menjadi pegangan dan tuntunan kita. Tapi apa sebenarnya yang terjadi disana, bagaimana gereja pertama terbentuk di kota itu dan seperti apa jemaatnya? Apa hubungannya dengan keteladanan mengenai iman yang sudah panjang lebar saya bagikan di atas?

Tesalonika merupakan kota terbesar kedua di Yunani yang masih berdiri hingga hari ini. Sangatlah menarik jika melihat bagaimana gereja di Tesalonika dirintis dan berdiri. Hal itu bisa kita baca dalam Kisah Para Rasul 17:1-10. Sebelum kita masuk lebih jauh, ada sebuah clue atau petunjuk yang ditunjukkan lewat judul perikopnya, dan itu adalah: "Keributan di Tesalonika."

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker