(sambungan)
Kemudian ada firman yang jatuh tertabur di semak duri, yang saya ingin fokuskan untuk renungan hari ini. Demikian kata Yesus:
"Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah." (ay 18-19).
Seperti yang saya sebutkan dalam ilustrasi di awal, duri itu kecil ukurannya, tapi bisa menyakitkan bahkan mendatangkan masalah besar. Seperti itu pula berbagai hal-hal yang sepertinya tampak kecil, sepele sehingga kita abaikan, tetapi ternyata tetap berpotensi besar untuk menghancurkan kita.
Seringkali kita awas terhadap kejahatan-kejahatan yang besar dan mudah untuk menghindarinya. Kita tidak membunuh orang, kita tidak menyiksa orang, kita mungkin tidak mencuri. Tetapi kita membiarkan iri hati, korupsi kecil-kecilan, rasa benci, lekas marah, kebiasaan berbohong, mudah tersinggung, egois dan sebagainya yang semakin lama semakin dianggap hal yang lumrah atau manusiawi untuk terus bercokol dalam diri kita. Kita kerap lengah dan membiarkan berbagai dosa-dosa yang tidak separah membunuh, menyiksa, mencuri karena tidak menyadari potensi bahaya yang terkandung disana.
Seperti duri yang ukurannya kecil, dosa-dosa seperti ini tetap bisa melukai bahkan mencelakakan kita.
Agar lebih jelas, mari kita lihat ayat 19 ini dalam versi bahasa Inggrisnya, yaitu versi English Amplified. Bunyinya:
"Then the cares and anxieties of the world and distractions of the age, and the pleasure and delight and false glamour and deceitfulness of riches, and the craving and passionate desire for other things creep in and choke and suffocate the Word, and it becomes fruitless."
Perhatikan bahwa disana dikatakan bahwa duri-duri ini bisa menyusup (creep in) lalu mencekik (choke) dan menghambat jalur pernafasan (suffocate) sehingga Firman itu pun tidak bisa berbuah. Jika kita melihat apa saja yang dikatakan duri dalam ayat ini, maka kita akan mendapati bahwa secara umum duri-duri itu mewakili hal-hal yang sering kita beri toleransi karena dianggap kecil dan tidak berbahaya, yaitu:
- Cares and anxieties of the world (kekuatiran dan kegelisahan dalam dunia)
- Distractions of the age (gangguan atau kebingungan yang ditimbulkan oleh jaman atau masa)
- The pleasure and delight (kesenangan dan kegembiraan)
- False glamour and deceitfulness of riches (kegemerlapan yang palsu dan tipu daya kekayaan)
- The craving and passionate desire for other things (kecanduan dan hasrat yang menggebu akan sesuatu)
Kalau kita lihat dari daftar di atas dan dalam beberapa bagian dalam Alkitab, duri mengacu kepada:
- hal-hal yang membuat hidup kita sulit
- kelemahan-kelemahan kita
- pola pikir dunia
- tipu daya atau godaan dari iblis
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Duri, Kecil tapi Berbahaya (2)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment