Sunday, May 11, 2014

Seperti Bapa Sayang Anaknya

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Mazmur 103:13
====================
"Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia."

Teman saya suatu kali bercerita tentang sosok ayahnya. Waktu ia kecil, ayahnya memiliki pekerjaan yang sangat cukup untuk sebuah kehidupan layak demi istri dan tiga orang anaknya. Pada suatu ketika perusahaannya bangkrut, sang ayah harus kehilangan pekerjaan dan bersama seluruh keluarga memutuskan untuk pindah ke kota lain. Di kota ini ia kesulitan mendapat pekerjaan, sementara biaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga menjadi prioritas penting, termasuk untuk tempat tinggal. Maka saat ada tawaran untuk menjadi supir angkot, ia pun segera mengambil dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Teman saya ini masih ingat bahwa ia terus mengingatkan anak-anaknya agar tidak malu ayahnya menjadi supir angkot. "Tidak ada pekerjaan yang rendah selama itu tidak bertentangan dengan firman Tuhan, dilakukan dengan jujur dan sungguh-sungguh." kata sang ayah. Kalimat ini masih menginspirasinya hingga hari ini, setelah lebih 10 tahun ayahnya dipanggil Tuhan. "Bagi saya, papa saya adalah ayah terbaik yang diberikan Tuhan kepada saya." katanya dengan bangga. Ayah terbaik dengan teladan yang baik, itu akan dikenang oleh keluarga dan keturunannya sampai kapanpun, jauh melebihi usia manusianya itu sendiri.

Seperti apa sosok ayah yang baik? Seorang ayah yang baik adalah ayah yang tidak hanya sibuk mencari nafkah, tetapi tidak akan pernah terlalu sibuk bagi keluarga terlebih anak-anaknya dan tidak menempatkan mereka pada prioritas ke sekian. Seorang ayah yang baik mampu menjadi imam dalam keluarganya dan mampu mendidik anak-anaknya untuk tumbuh dewasa dengan nilai-nilai hidup yang baik dari keteladanannya. Dalam mendidik anak-anak seorang ayah yang bijaksana tidak akan mungkin menuruti setiap keinginan anaknya setiap saat karena selain bisa membuat anaknya lupa diri dan manja, itu pun tidak baik bagi kehidupan mereka kelak. Bukan yang menyatakan kasih dengan kucuran uang berlimpah tapi yang tahu mencukupi segala yang dibutuhkan anak agar bisa tumbuh menjadi contoh teladan bagi orang lain. Jika anak melakukan sesuatu kesalahan, ada kalanya harus dihukum, tapi hukuman haruslah sesuatu yang bertujuan mendidik dan bukan karena melampiaskan emosi. Seorang ayah yang baik adalah ayah yang mengasihi anaknya tanpa syarat dan selalu rindu memberikan yang terbaik bagi anaknya, meski untuk itu harus rela berkorban, seorang ayah yang memberi contoh yang baik lewat cara hidupnya sendiri dan bukan hanya memerintah atau lewat kata-kata saja. Ayah yang bersifat jujur, setia dan berintegritas. Tegas tapi bukan pemarah. Seorang ayah yang baik adalah ayah yang membawa nilai-nilai kebenaran agar dikenal dan dihidupi oleh anak-anaknya sejak usia dini. Ada banyak lagi mungkin yang bisa anda tambahkan berdasarkan gambaran ayah anda sendiri, tapi yang pasti sosok ayah yang sayang anaknya akan sangat berbeda dari sebagian ayah yang menunjukkan sikap sebaliknya.

Ada satu lagu rohani yang sangat terkenal yang merupakan salah satu lagu yang berperan sangat penting bagi pengenalan awal saya akan Tuhan ketika baru bertobat. Lagu ini berjudul "Seperti Bapa Sayang Anaknya." Lagu dengan irama manis dan lembut serta berisi makna sederhana tapi sangat dalam ini menunjukkan bahwa kasih sayang Tuhan kepada kita hadir dalam bentuk yang begitu intim, begitu dekat, seperti kedekatan seorang ayah dengan anaknya. Tampaknya lagu ini terinspirasi dari apa yang dikatakan oleh Daud seperti yang tertulis dalam kitab Mazmur: "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103:13). Tuhan sangat mengasihi kita. Seperti apa? Agar tidak bingung, maka Tuhan pun memberikan contoh yang mudah kita cerna, yaitu seperti cara ayah yang baik dalam menyayangi kita. Seperti itulah Tuhan mengasihi anak-anakNya.

Dalam banyak kitab lainnya kita bisa menemukan gambaran yang sama akan Allah yang berperan sebagai Bapa yang penuh kasih kepada kita anak-anakNya, misalnya: "Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala." (Yesaya 63:16), lalu  "Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia." (Maleakhi 3:17). Kalau kita kaji lebih jauh, kita juga bisa melihat bagaimana Yesus selalu mengajarkan kita untuk menyebut Tuhan sebagai Bapa. Seperti halnya ayah kita di dunia menyediakan segala yang terbaik bagi kita, melindungi kita dan memperhatikan betul pertumbuhan kita, demikian pula Bapa di Surga.

Tapi di sisi lain apabila kita melakukan kesalahan, ayah biologis kita terkadang perlu mendisiplinkan kita, dan salah satunya adalah melalui hukuman. Hal yang sama pula oleh Bapa Surgawi kita. Tuhan terkadang perlu menjatuhkan hukuman untuk mengajarkan dan mendisiplinkan kita, dan itu semua demi kebaikan kita sendiri. Mengenai bentuk pendisiplinan ini, Penulis Ibrani sudah menyebutkannya dengan sangat jelas. "Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya." (Ibrani 12:5). Mengapa begitu? Bukankah diperingatkan atau dihukum itu tidak enak? Tentu saja, tapi itu adalah bentuk perhatian Tuhan kepada kita. Akan jauh lebih baik kita diingatkan sekeras-kerasnya sekarang selagi masih ada kesempatan ketimbang dibiarkan tersesat hingga harus binasa dalam api yang menyala-nyala kelak bukan? Dan ayat selanjutnya pun berkata: "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (ay 6). Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan lebih jauh di ayat selanjutnya. "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." (ay 7-8). Jika lewat ayah kita di dunia kita didisplinkan, dan kita menghormati mereka, apalagi terhadap Bapa Surgawi kita, yang tetap mendidik kita demi kebaikan kita sendiri, agar kita layak untuk memperoleh bagian dalam kekudusanNya. (ay 9-10). Pada saat hukuman jatuh atas kita tentu menyakitkan. Tapi lihatlah hasil akhirnya, jika kita mau memperbaiki diri dan menerima hukuman itu dengan ketulusan, hasil dari hukuman itu akan menghasilkan buah kebenaran yang menyelamatkan kita.

Bentuk pendisiplinan yang terkadang hadir dalam bentuk hukuman dari Tuhan bukan terjadi atas keinginan untuk menyakiti dan menyiksa kita, tapi sebaliknya, karena Tuhan begitu mengasihi kita dan tidak ingin satupun dari kita binasa. Tuhan selalu menganggap penting untuk mendidik kita seperti layaknya seorang ayah mengajari anaknya. "Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya." (Ulangan 8:5). Tetaplah bersyukur baik ketika anda berkenan di hadapan Tuhan maupun ketika harus ditegur atau bahkan dihukum, karena dasarnya sama, yaitu karena Tuhan mengasihi anda dan saya. Meski mungkin anda punya kenangan buruk terhadap sosok ayah biologis anda, ingat bahwa Tuhan akan selalu menjadi seorang Bapa yang mengasihi anda lebih dari apapun. Anda akan selalu diawasi dan dijagaNya sebagai biji mataNya sendiri (Ulangan 32:10), anda akan selalu terlukis di telapk tanganNya dan di ruang mataNya (Yesaya 49:16). Jangan pernah lupakan itu. Apapun yang anda alami hari ini, ketahui dan bersyukurlah bahwa anda punya Bapa yang sangat mengasihi anda, seperti bapa yang baik sayang kepada anaknya.

"Sperti Bapa Sayang Anaknya
Demikianlah Engkau Mengasihiku
Kau Jadikan Biji Matamu
Kau Berikan Smua Yg Ada Padamu

Sperti Bapa Sayang Anaknya
Demikianlah Kau
Menuntun Langkahku
Hari Depan Indah Kau Beri
Rancanganmu Yg Terbaik Bagiku"

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker